Benarkah Urutan Kelahiran Menentukan Kepribadian Anak?

12 November 2018

“Anak terakhir atau anak bungsu adalah anak yang manja, cengeng dan egois.”

“Anak pertama suka sekali melindungi adik-adiknya dan termasuk anak pintar.”

“Anak tengah itu anak yang…”

Kira-kira pernyataan seperti inilah yang beredar di masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa urutan kelahiran anak akan berpengaruh besar pada kepribadian seorang anak bahkan tingkat kecerdasan anak tersebut. Benarkah pendapat ini, atau sekedar mitos?

Studi yang dilakukan di Norwegia terhadap 241.000 orang peserta wajib militer pada tahun 1967 menunjukkan bahwa anak tertua memiliki IQ rata-rata 103, anak kedua mencapai 101 dan anak ketiga hanya memiliki IQ rata-rata sebesar 100. Banyak yang berspekulasi bahwa perbedaan ini disebabkan karena pengaruh perhatian orang tua.

Anak pertama mungkin akan mendapat cinta dan perhatian yang lebih besar daripada saudara-saudaranya yang lain. Setidaknya sampai anak pertama memperoleh seorang adik. Yang lainnya beranggapan bahwa, perbedaan IQ ini disebabkan karena dorongan besar dari kedua orang tua terhadap anak pertama. Kebanyakan dari orang tua mungkin menginginkan anak pertama menjadi anak yang paling hebat dan bertanggung jawab.  Beberapa peneliti lain kemudian menyimpulkan bahwa, perbedaan IQ yang bisa terjadi antara urutan lahir ini, dapat menentukan tingkat pendidikan seorang anak.

Namun, banyak juga peneliti yang menolak asumsi tersebut. Menurut mereka, penelitian pada tahun 1967 hanya diikuti oleh anak laki-laki (subjek adalah mereka yang mengikuti wajib militer) dan tidak ada yang tahu bagaimana jika objek penelitian diambil dari anak perempuan?

Tak hanya itu, Nathan Haselbauer pendiri dan presiden High IQ Society menyebutkan bahwa, skor angka dari tes IQ bukan merupakan patokan. Misalnya jika anak memiliki skor IQ 110, skor IQ anak tersebut sebenarnya adalah antara 105-115. Sehingga boleh dikatakan urutan kelahiran anak tidak memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kecerdasannya.

Apakah urutan kelahiran anak berpengaruh dalam hal lain? Misalnya kepribadian, minat hingga masa depan anak? Beberapa ahli justru meyakini hal tersebut. Lalu bentuk kepribadian seperti apa yang ditunjukan oleh anak pertama, tengah dan terakhir?

Belajar langsung bareng ahlinya, GRATIS klik poster dibawah ini

Si Sulung

Si Sulung atau anak pertama diklaim sebagai pemimpin alami dan pemecah masalah (problem solver). Dalam hal hubungan sosial, anak sulung ini dikatakan lebih baik dalam berhubungan dengan orang dewasa. Hal ini karena mereka terbiasa berhubungan dengan orang tua mereka. Terlebih lagi, anak pertama bahkan diklaim memiliki kepribadian yang:

  • Andal
  • Teliti
  • Rapi atau terorganisir
  • Bersikap berhati-hati (waspada) dan mampu mengontrol diri
  • Memiliki sejumlah prestasi

Anak sulung juga mungkin bertindak layaknya orang dewasa dalam versi mini. Kebanyakan dari mereka bahkan dapat memenangkan hati para orang tua (sesepuh). Saat anak sulung atau anak pertama ini bertambah dewasa, sifat dasar mereka tidak berubah.

Mereka tumbuh menjadi anak yang berprestasi dan menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Mungkin mereka ingin menjadi pemain sepak bola terbaik, menjadi atlet paling hebat atau murid yang paling pandai. Ini bukan karena mereka memiliki jiwa kompetitif, tapi karena mereka hanya ingin yang terbaik dalam kehidupannya.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Si Sulung?

Jangan mudah percaya pada berbagai macam teori yang berkembang di masyarakat. Tetap lakukan pola asuh yang paling tepat bagi anak-anak Anda. Konon anak sulung selalu memiliki tanggung jawab yang besar. Misalnya orang tua kadang meminta bantuan “Tolong bantu adikmu mengenakan sepatu.” “Tolong gandeng adikmu ke sini.” Usahakan untuk menghindari memberi tanggung jawab terlalu besar pada anak sulung. Khususnya jika berkaitan dengan saudaranya yang lain. Jangan pernah jadikan anak sulung Anda sebagai orang tua kecil bagi adik-adiknya.

Si Tengah

Anak tengah sering disebut sebagai seorang negosiator yang handal. Karenanya, perdamaian dalam satu situasi bisa saja terwujud. Tak hanya itu anak tengah ini juga memiliki karakteristik lainnya, yaitu

  • Pemberontak
  • Memiliki banyak teman
  • Suka bersenang-senang

Ya, anak tengah sering dikatakan sebagai pemberontak karena, cenderung berada dalam bayang-bayang anak pertama dan rentan terhadap pemberontakan dan daya saing. Menurut Linda Dunlap, Ph.D, seorang ahli teori urutan kelahiran dan profesor dari Universitas Marist, New York, mengatakan bahwa anak tengah cenderung akan pergi dari rumah saat dewasa nanti. Hal ini karena anak tengah ingin mencari jati diri yang jelas setelah banyak menghabiskan waktu bersama dengan saudara-saudara kandungnya.  

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Si Tengah?

Perhatikan anak tengah lebih sering. Tanyakan padanya apa yang dia pikirkan tentang sesuatu. Misalnya apa yang dia pikirkan tentang buku yang baru saja Anda beli, kemudian dengarkan pendapatnya.  Jangan segan untuk memberinya tanggung jawab sama seperti tanggung jawab yang Anda berikan pada anak pertama Anda. Jangan lupa untuk mengapresiasi segala bentuk prestasi yang diraihnya.

Si Bungsu

Anak terakhir menjadi anak yang diasuh oleh kedua orang tua yang sudah banyak makan asam garam. Dalam arti lain akan mendapatkan pola asuh dari orang tua yang sudah berpengalaman. Tapi bagaimana efeknya bagi si bungsu ini? Beberapa ahli justru mengatakan bahwa anak terakhir ini akan tumbuh menjadi anak yang paling disiplin dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Tak hanya itu, si bungsu juga memiliki karakter lain, yaitu

  • Pecinta kesenangan
  • Tidak terlalu rumit
  • Manipulatif
  • Pencari perhatian
  • Egois

Anak bungsu atau anak terakhir biasanya menjadi anak yang sering melucu dan mendapatkan perhatian dari orang lain.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Si Bungsu?

Walaupun anak bungsu sering melucu dan sering membuat suasana menjadi jenaka, Anda perlu memberinya batasan dan tanggung jawab tertentu. Misalnya pastikan si bungsu untuk membersihkan mainannya sendiri atau meminta maaf jika memang bersalah.

Anak Tunggal

Menjadi anak tunggal berarti menjadi anak yang paling banyak mendapatkan perhatian dari kedua orang tua. Ya, karena anak tunggal sama sekali tidak memiliki saudara lain untuk berbagi cinta dan kasih sayang dari kedua orang tua. Anak tunggal memiliki beberapa kepribadian lainnya, yaitu:

  • Dewasa lebih cepat
  • Perfeksionis
  • Teliti
  • Rajin
  • Pemimpin

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Anak Tunggal?

Hidup seorang diri tanpa adanya saudara selama bertahun-tahun, mungkin terdengar sedikit membosankan bagi sebagian orang, khususnya bagi anak tunggal. Untuk itu perlu adanya peran orang tua yang lebih dalam mendampingi tumbuh kembang anak tunggal ini. Alih-alih melarang mereka berteman, sebaiknya dorong mereka untuk memiliki kehidupan sosial layaknya anak lain sedini mungkin.

Lane Tanner, MD, FAAP, seorang profesor klinis pediatri di Universitas California menyarankan agar orang tua mendorong anak tunggal untuk berinteraksi dengan orang lain bahkan saat anak berusia 18 bulan. Hal lainnya yang bisa Anda lakukan adalah

  • Ajarkan keterampilan sosial seperti berbagi, berkompromi, dan mempertimbangkan sesuatu
  • Latih kemandirian anak dengan tidak selalu berada di sampingnya setiap saat. Dengan begitu anak akan mulai berlatih untuk memiliki tanggung jawab
  • Latih kedisiplinan dan jangan terlalu memanjakan anak

Memiliki anak tunggal sering mendorong orang tua untuk terlalu menyayangi anak tersebut, sehingga terkadang kehidupan sosial anak menjadi kurang baik. Anak terkesan tidak memiliki banyak teman karena banyaknya larangan yang orang tua buat. Untuk itu Anda juga perlu mulai memikirkan kembali apakah memiliki satu anak saja cukup?

Pengecualian Bagi Keluarga Campuran

Pernah memiliki keluarga campuran? Ya, keluarga campuran terjadi mungkin karena adanya perceraian. Anak-anak korban perceraian cukup mengalami masa sulit. Dr. Leman bahkan mengatakan, anak korban perceraian akan sulit berbaur satu sama lain. Si sulung yang dulunya tidak memiliki saudara yang lebih tua, kini harus menerima kenyataan sebaliknya. Begitupun dengan si bungsu yang harus berbagi perhatian dengan saudara tiri yang lebih muda darinya.

Anak yang berada dalam lingkungan keluarga campuran akan memiliki karakter sama seperti saat mereka dilahirkan dari keluarga asal. Tidak ada perubahan karakter. Kecuali saat mereka pindah ke keluarga campuran, anak tersebut masih berusia sangat muda. Dengan kata lain, anak sulung yang berusia 10 tahun kemungkinan akan memiliki waktu yang lebih sulit untuk melepaskan posisinya sebagai yang tertua, daripada jika anak tersebut berusia 4 tahun.

Kepribadian anak mungkin saja ditentukan oleh urutan kelahiran. Namun faktor lain juga menentukan kepribadian dari masing-masing anak. Misalnya faktor dari pola asuh yang diterapkan oleh kedua orang tua terhadap anak. Yang paling penting dari semua ini adalah memberikan pola asuh yang tepat dan baik pada setiap anak dan biarkan anak menjadi diri mereka sendiri.

Artikel Lainnya:

  1. Pondasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
  2. Mengenal “Big Sibling Blues” : Langkah Kurangi Iri Pada Anak
  3. Apakah Satu Anak Saja Cukup?
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket