Peran Ayah dalam Mengajarkan Anak Berpuasa

Wah, beberapa hari lagi lagi sudah masuk bulan puasa, nih, Parents. Kalau untuk para Ibu, pasti sudah ribet deh menyiapkan banyak hal: belanja bahan makanan, mengoleksi resep masakan, dan lain sebagainya. Belum lagi, jika tahun ini akan menjadi tahun pertama anak berpuasa. Hmmm, para Ibu pasti sibuk bikin rencana bagaimana cara mengajarkan anak berpuasa yang baik dan tanpa drama.

Nah, untuk mengajarkan puasa para Ayah juga sebaiknya ambil peran ya, Bu. Mengapa ayah harus ambil peran? Karena mengajari anak berpuasa tidak hanya tanggung jawab ibu semata. Ayah pun sangat berperan. Caranya mungkin akan sangat berbeda dengan para Ibu. Jika Ibu mengambil peran dengan cara membangunkan sahur atau memasakkan makanan favorit anak agar ia semangat, Ayah bisa ambil peran yang berbeda. Kira-kira, apa saja peran yang bisa diambil ayah dalam melatih anak berpuasa?

Simak penjelasannya di sini, ya, Parents.

Peran ayah dalam mengajarkan anak berpuasa sebenarnya sangat penting. Untuk menjadi ayah yang mampu menginspirasi buah hatinya, termasuk mengajaknya berpuasa, Ayah harus punya dua karakter yang berkualitas. Tanpa dua karakter inti ini, ayah mungkin akan gagal menginspirasi anaknya. Bagaimanapun, ayah harus mempunyai tempat di hati anak agar semua saran dan kata-katanya didengarkan oleh anak.

Karakter pertama adalah Ayah harus punya makna bagi anak

Peran ayah sebenarnya tidak hanya memenuhi kebutuhan anak dengan bekerja siang dan malam. Seorang ayah juga harus bermakna bagi anak. Bagaimana caranya agar ayah punya makna di mata anak? Tentunya dengan selalu menyediakan waktu untuk minimal mengobrol bersama anak. Tepat di bulan puasa– di sela-sela kesibukan yang menggunung karena menjelang libur panjang Lebaran– ayah bisa mengajak anak salat tarawih, mengaji, dan lainnya. Ayah juga bisa menjelaskan makna puasa, alasan mengapa seorang Muslim harus berpuasa, dan yang lainnya. Kedekatan antara ayah dan anak harus dibangun agar anak mau mendengarkan dan memahami apa yang Ayah katakan.

Karakter kedua adalah Ayah yang menjadi teladan

Anak-anak tidak bisa hanya diberi tahu atau selalu dinasihati saja. Nasihat yang bisa dimengerti anak hanya 10 persen. Selebihnya, anak cenderung melupakannya. Sementara itu, tingkah laku dan contoh sikap akan menjadi sumber pengamatan anak. Jika ayah bisa memberikan teladan yang baik. Anak pun tidak akan segan-segan mengikuti perilaku ayahnya. Sebaliknya, saat ayah memberikan contoh yang buruk, anak pun akan dengan mudah menirunya.

Sebelum menjalankan peran di atas, ada beberapa hal yang perlu ayah siapkan. Persiapan tersebut berkaitan dengan persiapan fisik, rohani, dan psikologi. Selama ini, sebagian besar persiapan ayah di Indonesia terbatas pada fisik saja. Mereka belum memberikan peran secara psikologi ataupun rohani. Lagi-lagi, dengan alasan kesibukan pekerjaan, ayah tidak benar-benar hadir untuk anaknya. Karena kedekatan antara anak dan ayah tidak terbentuk, peran psikologis ayah pun menghilang. Untuk itu, menjelang bulan Ramadhan ini, ayah harus menyiapkan diri berperan sebagai ayah fisik, ayah psikologi, dan ayah rohani bagi anak-anak.

Lalu apa yang harus Ayah lakukan?

Satu hal penting yang bisa dipelajari dari bulan Ramadhan adalah bahwa Ayah memiliki peran yang krusial. Sama krusialnya dengan peran Ibu yang mempersiapkan Ramadhan dan menjadikannya memorable bagi semua anggota keluarga, kepemimpinan Ayah sebagai orang tua pada saat Ramadhan juga akan membuat impact yang positif.

1. Mengajak keluarga untuk bersama-sama mempersiapkan Ramadhan

Ada baiknya Ayah merencanakan agenda-agenda di bulan Ramadhan dengan berdiskusi mengenai jadwal mingguan dan aktivitas individu atau kolektif sebagai keluarga. Bergantung pada usia anak, minta mereka untuk mengembangkan hal-hal seperti berikut:

  • Rencana beribadah

Berapa banyak rakaat sholat Tarawih yang akan keluarga Ayah lakukan pada saat bulan Ramadhan? Berapa banyak surat di Al-Quran yang akan anak baca per hari? Juga berapa banyak surat yang mampu anak pelajari dan pahami? Untuk hal ini Ayah bisa memasang target yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak.

  • Jadwal harian

Bagaimana hari-hari selama sebulan lamanya nanti akan berlangsung? Kapan Ayah dan keluarga akan melakukan tugas rumah?  Kapan akan mempersiapkan hidangan buka puasa dan sahur? Apakah Ayah dan keluarga akan menyelesaikan ibadah harian secara rutin? Bagaimana pola tidur anak saat puasa? Serta kegiatan amal apa yang akan Ayah ajarkan? Terlihat rumit sepertinya, tapi jika Ayah merencanakan hal-hal tersebut sejak awal maka bulan Ramadhan mampu dilalui dengan mudah dan penuh suka cita.

Semangat Ayah! Semoga di saat pertama puasa, si kecil tidak rewel ya. Ayah dan Bunda harus kompak mengajari anak berpuasa. Untuk anak-anak pra-sekolah, sebaiknya puasa setengah hari saja mengingat tubuh anak tetap membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya. Selamat berpuasa bersama, semoga puasa keluarga main bermakna.  

  • Rencana kegiatan keluarga

Kegiatan kolektif apa yang akan Anda dan keluarga Anda lakukan setiap harinya? Berbuka? Sahur? Melakukan kegiatan amal? Menonton Tausiyah? Mendengarkan Tilawah? Atau bermain game saat ngabuburit? Kegiatan kolektif baik untuk dilakukan karena dapat mempererat hubungan antar keluarga.

2. Prioritaskanlah jadwal kerja Ayah untuk memaksimalkan waktu bersama keluarga

Sebagai Ayah dan suami, kehadiran fisik Anda di rumah sepanjang bulan Ramadhan sangatlah penting. Jika memungkinkan untuk work from home, maka hal tersebut dapat dilakukan untuk menambah kualitas dan kuantitas pertemuan Anda bersamakeluarga.

Namun jika Anda tidak memiliki pilihan untuk bekerja dari rumah, cobalah untuk menjadwalkan waktu Anda sedemikian rupa sehingga pada saat sore dan malam hari Anda terbebas dari urusan pekerjaan dan waktu sepenuhnya milik keluarga. Terlepas dari itu, pastikan untuk mengumumkan jadwal kerja Anda dan memastikan semua anggota keluarga melakukan hal yang sama untuk memaksimalkan waktu bersama.

3. Rencana untuk mengatur waktu Salat Tarawih

Salah satu tantangan terbesar saat  Ramadhan adalah melaksanakan salat Tarawih. Jika Anda diizinkan untuk datang ke masjid saat salat Tarawih dengan anak-anak, hal tersebut bisa menjadi kegiatan rutin dari kegiatan harian keluarga.

Namun jika masjid belum terbuka atau sebagian terbuka hanya untuk orang dewasa saja, maka aturlah Tarawih harian di rumah. Dalam hal ini, siapkan tempat salat di rumah Anda, tetapkan siapa di antara anak-anak Anda yang akan memanggil Adzan, serta merencanakan surat-surat mana dari Al-Qur’an yang akan Anda atau anak-anak Anda baca setiap malam.

Merupakan kesempatan langka bagi setiap pria baik yang muda ataupun yang tua untuk menghafalkan, melafalkan, memimpin, dan memperoleh banyak pahala jika melakukan hal tersebut. Anda tidak harus menjadi Imam untuk mengatur Tarawih dalam keluarga. Namun merencanakan untuk itu akan membuat perbedaan besar dalam seberapa mulus kegiatan ibadah keluarga Anda berjalan.

4. Memfasilitasi waktu refleksi sepuluh menit sebelum berbuka puasa

Tepat sebelum berbuka puasa, sewaktu Anda duduk bersama keluarga, aturlah agar setiap anggota keluarga melakukan hal-hal berikut:

  • Satu hal yang aku syukuri hari ini
  • Apa sedekah atau amal yang saya lakukan hari ini
  • Salah satu refleksi dari Al-Quran, Hadis, atau kultum yang membekas di benak saya hari ini
  • Perenungan bersama berdasarkan umpan balik setiap anggota, tidak hanya akan memperkaya iman, tetapi juga memotivasi orang lain untuk berbuat lebih baik di hari berikutnya.
  • Kemudian akhiri sesi dengan doa bersama karena buka puasa  merupakan waktu yang penting untuk bisa memanjatkan rasa syukur juga berdoa akan suatu hal.

Sebagai seorang Ayah, rencanakan untuk melakukan ini secara rutin untuk membentuk kepribadian Anak yang terpuji.

5. Buatlah rencana untuk mempersiapkan makanan berbuka dan sahur

Jika Anda tidak melakukan ini sebelumnya, maka Ramadhan kali ini ayo buat komitmen untuk berbagi perencanaan makan dan memasak dengan pasangan dan anak Anda. Sebagai pemimpin dalam keluarga, anak-anak Anda perlu melihat Anda sebagai teladan. Yang berarti menyediakan kepemimpinan dan bimbingan dalam berbagai aspek kehidupan keluarga termasuk memasak. Ikutilah teladan yang indah dari nabi Muhammad, di mana kedamaian dan hikmah menyertai kita yang ikhlas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Terlepas dari keterampilan memasak, Anda dan pasangan Anda juga bisa merencanakan semua tugas yang berhubungan dengan makanan sahur dan berbuka puasa. Bagilah tugas di antara kalian berdua dan delegasikan beberapa kepada anak-anak untuk meningkatkan semangat mereka dalam menjalani puasa. Dengan demikian, setiap anggota keluarga akan mendapat pengalaman bersama dalam masing-masing tugasnya di bulan Ramadhan ini. Selain itu, anak-anak akan menyadari bahwa memasak bukan hanya pekerjaan Ibu, melainkan tanggung jawab bersama di mana setiap orang harus ikut membantu.

6. Mencari inspirasi dan hiburan bersama keluarga

Sama seperti Anda merencanakan waktu makan bersama, waktu perenungan, dan waktu beribadah, seorang Ayah juga hendaknya memiliki waktu dalam mencari inspirasi atau ilham. Kenangan saat Ramadhan tidak hanya dibatasi oleh kegiatan amal dan makan bersama. Anda dapat menonton seri kultum berdurasi tujuh sampai sepuluh menit secara bersama-sama setiap harinya.

Selain itu, Anda dapat memilih untuk melakukan kegiatan keluarga yang menyenangkan seperti bermain sejumlah permainan atau menonton acara hiburan yang mempromosikan nilai-nilai moral yang baik. Riset memperlihatkan bahwa momen-momen indah bersama keluarga sangat dihargai anak-anak saat mereka beranjak dewasa. Ini juga momen di mana Anda sebagai seorang Ayah memiliki kesempatan untuk menjalin ikatan dengan si kecil dengan cara-cara yang mungkin sebelumnya tidak Anda miliki.

Semangat Ayah! Semoga di saat pertama puasa, si kecil tidak rewel ya. Ayah dan Bunda harus kompak mengajari anak berpuasa. Untuk anak-anak pra-sekolah, sebaiknya puasa setengah hari saja mengingat tubuh anak tetap membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya. Selamat berpuasa bersama, semoga puasa keluarga main bermakna.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket