Memiliki seorang anak adalah harta terindah dalam kehidupan seorang perempuan setelah menikah, pun demikian bagi seorang laki-laki yang menjadi Ayah. Banyak yang bilang bahwa pernikahan baru lengkap setelah kehadiran buah hati.
Mungkin hal ini benar adanya karena memiliki seorang anak nyatanya membuat pasangan saling bekerjasama untuk mengurus, merawat dan mendidik anak secara bersama-sama. Kehadiran seorang anak juga membuat Ayah dan Ibu menjadi tim yang semakin solid dan kuat dalam menghadapi tantangan sehari-hari menjadi orangtua.
Namun, bagaimana dengan hubungan pernikahan Anda sendiri bersama dengan pasangan? Apakah semakin romantis atau terkesan semakin hambar?
Pertanyaan ini memang cukup menyentil sebagian dari Anda. Pasalnya, mungkin beberapa dari Anda sudah lupa apa itu romantis, dan sudah lupa bagaimana Anda dan pasangan memiliki waktu me-time pribadi tanpa mendengar tangisan dan rengekan si kecil.
Bukannya bermaksud menyalahkan si kecil atas kehadirannya di dunia ini, namun kondisi ini sering dialami oleh kebanyakan pasangan.
Sayangnya, selama ini semua pasangan cenderung diam dan menganggap hal ini wajar. Ya..wajar mungkin bagi Anda yang masih bisa mencuri-curi sedikit waktu untuk berduaan bersama dengan pasangan, dan bagi Anda mungkin yang masih bisa mengatur hubungan baik dan romantis bersama pasangan.
Tapi, bagaimana jadinya bagi pasangan yang justru merasa semakin jauh satu sama lain karena kesibukan mengurus anak dan pekerjaan di luar rumah? Bagaimana jadinya, pasangan yang merasa kehidupan pernikahannya semakin membosankan karena kesibukan mengurus anak dan pekerjaan?
Tidak menutup kemungkinan hal ini bisa saja dialami bagi sebagian pasangan. Tak jarang nih, karena merasa pernikahan yang dijalani setelah memiliki anak terasa “hambar” maka pasangan cenderung menjauhkan diri satu sama lain. Mungkin dengan cara menyibukan diri dengan pekerjaan kantor, dengan cara pisah ranjang, bahkan ada juga yang mulai selingkuh dengan teman.
Bagaimana Para Ahli Berpendapat ?
Hambarnya pernikahan setelah memiliki anak sebenarnya sudah disadari oleh para ahli. Selama sekitar 30 tahun para peneliti telah mempelajari fenomena ini. Peneliti mengungkapkan bahwa angka kepuasan terhadap kehidupan pernikahan setelah memiliki anak cenderung menurun drastis dibandingkan saat sebelum memiliki anak. Peneliti menambahkan bahwa pasangan semakin merasa tidak puas dengan kehidupan pernikahannya setelah kehamilan yang tidak direncanakan.
Jadi, sudah jelas rasanya bahwa memiliki anak dalam kehidupan pernikahan memang akan mengubah dinamika dalam pernikahan tersebut. Terlebih, kehadiran anak dalam pernikahan akan mengubah cara pasangan berinteraksi satu sama lain.
Misalnya saja, kebiasaan bertanya pada pasangan tentang baju atau mungkin parfum yang dikenakan di malam hari akan berubah menjadi “Menurut Ayah/Ibu popok adek sudah penuh belum ya? Apakah kita perlu menggantinya sebelum tidur?”
Bagaimana Mengatasi Situasi ini?
Han Runkel, seorang terapis keluarga dan pernikahan mengatakan bahwa pernikahan akan semakin berat setelah pasangan memiliki anak. Namun demikian, sangat penting bagi pasangan untuk tetap memprioritaskan hubungan pernikahan bahkan setelah masing-masing pasangan menjadi orangtua.
Rachel Sussman yang juga terapis pernikahan menyebutkan beberapa hal yang perlu dilakukan pasangan agar kehidupan pernikahan tidak terasa hambar bahkan setelah memiliki anak. Berikut beberapa hal yang menjadi catatan pentingnya:
- Letakkan Rasa Bersalah Anda dan Beri Perhatian Pada Pasangan
Banyak dari klien Sussman yang mengatakan “Aku merasa bersalah kembali bekerja karena kehilangan waktu bersama anak-anak setiap hari, jadi aku harus terus bersama dengan mereka setelah pulang bekerja”, “Aku merasa bersalah mempercayakan anak pada pengasuh setiap hari, jadi setelah pulang bekerja aku harus membawa anak-anak ku tidur denganku setiap malam.”
Lalu, Sussman akan menjawab, “Tahukah Anda bahwa dengan menjadikan anak-anak sebagai hal yang paling penting seperti itu, Anda justru mengabaikan pasangan? Lalu, bagaimana perasaan anak jika pernikahan Anda justru berantakan karenanya?”
Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan meletakkan rasa bersalahnya dan mulai mengambil langkah seribu untuk lebih memperhatikan kehidupan pernikahan setelah memiliki anak.
- Ingat Kembali Tugas Dasar sebagai Orangtua
Kebanyakan orangtua merasa bahwa mereka tidak layak untuk mengurangi bentuk perhatian pada anak hanya untuk memberikan perhatian lebihnya pada pasangan. Tapi menurut Han Runkel, orangtua sering lupa bahwa tugas dasar sebagai orangtua adalah untuk menjadikan anak lebih mandiri. Artinya, setiap hari orangtua perlu mendorong anak untuk semakin tidak membutuhkan bantuan orangtua bukan?
Namun, bukan berarti bahwa orangtua perlu meninggalkan anak untuk membuatnya bisa mandiri. Hanya saja meninggalkan anak-anak beberapa waktu untuk bermain sendiri, sedangkan Anda dan pasangan meluangkan waktu berdua rasanya tidak terlalu berlebihan. Hal ini justru sebagai bentuk pemberian tanggungjawab pada anak bahwa “Ayah dan Ibu percaya bahwa kalian bisa bermain dengan baik tanpa kami di hari Minggu.”
- Jangan Lupa Berkencan dengan Pasangan
Penting bagi setiap pasangan untuk tidak melupakan kencan berdua bahkan setelah menikah. Jadi, jangan pernah ragu untuk membangun kembali hubungan pernikahan Anda yang sempat hambar dengan menjalani kencan bersama pasangan setiap hari.
Salah satu cara sederhana yang sering dilakukan setiap pasangan adalah dengan membuat anak selalu tidur tepat waktu setiap malam sehingga Anda dan pasangan akan selalu memiliki waktu kencan setiap malam. Bukankah hal ini terdengar menyenangkan?
Beberapa pasangan mungkin pernah melalui fase di mana pernikahan terasa “hambar” bagi keduanya, khususnya setelah memiliki anak. Fase tersebut memang dirasa wajar namun tidak bisa dibiarkan begitu saja. Beberapa cara di atas sebaiknya bisa Anda coba untuk menghidupkan kembali kehidupan pernikahan Anda bersama pasangan.
Baca juga:
- Berkencan Setelah Menikah? Pssst, Ini Dia Rahasia Tetap Mesra!
- Rasa Bersalah Ibu itu Wajar Dialami, Tapi Harus Diakhiri!
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini