Fortunata Syndrome : Sindromnya Para Pelakor ?

18 Februari 2022

“Yang single banyak, kok bisa-bisanya mau sama suami orang! “

Ada banyak komentar terkait wanita yang kerap (berkali-kali) terlibat hubungan dengan pria yang sudah memiliki pasangan atau sudah menikah. Wanita yang tertarik pada pria yang sudah menikah ini disebut memiliki Fortunata Syndrome( Sindrom Fortunata) . 

Apa sebenarnya sindrom ini? Dan bagaimana seorang wanita bisa mengidap sindrom ini ?

Nama Fortunata Syndrome diambil dari sebuah novel karya Benito Pérez Galdós yang berjudul Fortunata y Jacinta. Novel tersebut ditulis pada abad ke-19 dan dibuat film di tahun 1970-an.

Hal yang paling menarik dari novel bukanlah plot ceritanya sendiri, tetapi analisis psikologis dari masing-masing karakter. Fortunata mewakili wanita yang kerap berhubungan dengan pria yang sudah menikah. Dari sinilah nama Sindrom Fortunata muncul.

Baca Juga:

  1. Beban Mental “Si Wanita Lain”
  2. Cek Hap Pasangan, Hanya Jaga-Jaga atau Tanda Tidak Percaya?

Apa sebenarnya Sindrom Fortunata ini ?

Sindrom Fortunata bukanlah istilah klinis yang resmi ada dalam psikologi. Sebaliknya, ini adalah kondisi yang agak tidak biasa yang muncul pada wanita tertentu. Ini adalah pola perilaku yang menyebabkan mereka tertarik dan punya ketergantungan pada pria yang sudah punya pasangan atau sudah menikah.

Situasi ini bukanlah “cinta sejati”, tetapi sebuah obsesi yang sebenarnya berakar dari masalah dalam dirinya.Wanita yang menderita ketergantungan jenis ini sering merayu pria yang sudah menikah. Tujuannya? Untuk merasa ”berdaya”, karena mereka mampu “memutuskan” pria dari pasangannya.

Fortunata Syndrome Sindromnya Para Pelakor

Ciri-ciri utama wanita dengan sindrom Fortunata:

  • Perasaan cinta yang sangat kuat, tanpa syarat, mendalam untuk pria yang sudah menikah.
  • Ketidakmampuan untuk merasakan ketertarikan pada pria lain (yang belum punya pasangan).
  • Selalu siap melakukan apa saja untuk pria yang dicintainya.
  • Merasa bahwa dia memiliki “hak” untuk pria yang dia inginkan.
  • Keinginan untuk memiliki anak dengan pria tersebut.
  • Perasaan Ambigu terhadap istri pria itu. Terkadang dia berempati terhadapnya dan terkadang sangat membencinya.
  • Berfantasi tentang memiliki masa depan dengan pria yang dia inginkan

Apa yang ada di balik sindrom Fortunata?

  • Electra Complex

Banyak yang mungkin menyebabkan seorang wanita memiliki sindrom Fortunata. Salah satunya adalah Electra Complex . Ini berasal dari cinta segitiga” pertama  yang dialami dalam hidup seringkali terjadi di usia yang sangat muda. Anak-anak yang berusaha mendapatkan perhatian dari ayahnya, dan ketika mereka tidak mendapatkan perhatian itu, ia menganggap sosok ibu adalah saingannya. 

Di masa dewasa, ia menciptakan sosok ayah atau ibu mereka sendiri. Konflik, harapan dan keinginan yang mereka miliki sebagai anak terhadap orang tua terbawa dalam hubungan mereka dengan pasangannya. 

  • Self Esteem yang rendah 

Wanita yang memiliki masalah harga diri ingin merasa dirinya penting. Logikanya seperti ini: “Jika pria itu rela berselingkuh dengan aku dan mengabaikan istrinya, itu karena aku “lebih baik.” 

Dalam beberapa kasus, kita bisa melihat kenapa wanita yang jadi “pelakor” memiliki tampilan fisik yang dianggap “jelek”. Penjelasan untuk fenomena ini mungkin terletak di pandangan masyarakat. Adanya citra tubuh atau wajah yang ideal membuat banyak wanita merasa “kurang” dari yang lain.

Oleh karena, mereka yang mengidap sindrom Fortunata,mencari cara yang berbeda untuk menyamai atau mengungguli mereka yang dianggap ideal. Misalnya, jika seorang wanita “iri” pada tubuh wanita lain, dia mungkin tahu bahwa dia tidak akan dapat mencapai tubuh itu. Namun, dia menilai itu sebagai tantangan bagi dirinya sendiri. 

Dia ingin membuktikan pada dirinya sendiri (dan juga pada orang lain), bahwa dia mampu menarik pria yang sudah menikah. Beberapa dari mereka bahkan tidak ingin menikah, tetapi hanya berusaha mengganggu pasangan. Artinya, mereka ingin merasa seperti “godaan” bagi pria, dan ini memang yang membuat mereka merasa “lebih”.

Akhir kata, emosi yang dirasakan pengidap Sindrom Fortunata bukanlah cinta. Pada kenyataannya, ketertarikannya bukan pada pria itu, tetapi pada dirinya sendiri. Wanita yang menderita Sindrom Fortunata tidak ingin bersama pria itu tetapi ia hanya berusaha untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. 

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk seseorang meningkatkan harga diri. 

Namun, mungkin juga ada konflik yang belum terselesaikan sejak kecil. Itulah mengapa penting untuk mencari penyelesaian untuk akar masalah internal ini terlebih dahulu. Jangan takut untuk mencari bantuan seperti konseling atau psikoterapi untuk masalah yang dihadapi. Tanya Ahli di School of Parenting menjamin kerahasiaan Anda. Kontak kami di sini. 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
6
+1
14
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket