JEBAKAN LOMBA FOTO ANAK “ABAL-ABAL”

08 Februari 2018

JEBAKAN LOMBA FOTO ANAK “ABAL-ABAL”

Di era media sosial seperti sekarang, kita sering sangat mudah membagikan foto-foto kita sendiri maupun foto anak. Apalagi dengan adanya aplikasi foto dan media seperti Instagram yang jelas memfasilitasi para usernya untuk berbagi foto. Para Ibu tentunya senang mengabadikan foto buah hatinya, apalagi kalau anak sedang dalam masa balita yang sangat menggemaskan dan “instagramable”. Namun celah inilah yang sering dimanfaatkan orang untuk mengeruk keuntungan pribadi. Jika kita pernah mendengar kasus Thalia anak pasangan selbritis Ruben Onsu dan Sarwendah yang fotonya disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab untuk menipu di Instagram, maka ada jenis “jebakan” lain di Instagram berupa lomba atau kontes foto anak “abal-abal” yang diselenggarakan lewat Instagram.

Lomba foto “abal-abal” yang dimaksud biasanya bukan lomba yang diselenggarakan oleh satu brand atau produk. Tanpa alamat atau kontak penyelanggara yang jelas selain akun Instagram tersebut. Jalur komunikasi pun biasanya hanya lewat inbox. Lomba mensyaratkan peserta untuk membayar sejumlah uang sebagai uang pendaftaran. Nominalnya pun tidak sedikit, bisa sampai ratusan ribu. Lomba dibagi dalam beberapa kategori dengan beberapa tahap. Untuk “lolos seleksi” masuk ke tahap selanjutnya peserta diminta untuk membayar lagi sebagai “biaya daftar ulang”. Jurinya siapa? Tidak ada yang tahu. Dan kriteria yang dilombakan pun banyak, tapi syarat utama untuk jadi pemenang  jelas: bayar sejumlah uang yang katanya untuk ini-itu. Bayangkan saja jika satu orang ikut lebih dari satu kategori, berapa rupiah yang akan dterima panitia lomba foto “abal-abal” ini? Hadiahnya apa? Seringkali hanya piala atau sertifikat, dan uang yang nominalnya tidak sebanding dengan biaya pendaftaran.

Lomba foto anak semacam ini banyak sekali ditemukan beredar di Instagram, yang mengherankan, tidak banyak orang tua yang sadar bahwa ini adalah modus penipuan. Keuntungan yang diraup jelas tidak sedikit. Apalagi bila bisa “menyelenggarakan” lebih dari 1 lomba. Keuntungan berlipat ganda dengan modal cuma kuota.  Bagaimana dengan bahaya yang lain? Foto anak anda akan mudah sekali disalahgunakan. Kita tidak tahu kredibilitas para penyelenggara kontes foto semacam ini.

Ada sebuah kasus di Amerika Serikat, Buzz Bishop mengirim foto anaknya Charlie yang masih balita ke lomba foto yang diselenggarakan oleh Cheerios, sebuah perusahaan makanan bayi. Bishop tergiur oleh hadiahnya,$10.000 dalam bentuk tabungan pendidikan. Charlie tidak memenangkan hadiah utama, tapi dia mendapatkan hadiah berupa supply produk-produk Cheerios selama setahun. Bishop Mengira kontes sudah berakhir, hingga beberapa bulan kemudian ia mendapatkan email dari Cheerios yang memberitahuan bahwa foto Charlie yang dikirimkan untuk lomba tersebut akan digunakan sebagai materi promo yang dipasang di setiap kotak Cheerios. Hanya email pemberitahuan, bukan permintaan izin, karena dalam peraturan kontes sudah disebutkan bahwa foto yang masuk adalah hak panitia. Tentu saja Buzz Bishop tidak bisa menuntut apa-apa.

Dari sini parents bisa melihat satu kelemahan kontes foto anak adalah bahwa foto yang kita kirim akan bisa digunakan untuk berbagai tujuan. Apalagi bila lomba foto disertai dengan data-data anak. Jadi, yuk, tetap waspada dan selektif dalam mengupload dan mengikuti lomba foto di media sosial. Karena keamanan anak kita ada di dalamnya.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket