Beberapa hari yang lalu, muncul berita tentang bayi berumur 8 tahun yang divonis menderita Kawasaki Syndrom. Penyakit ini termasuk penyakit langka dan belum diketahui apa penyebabnya. Karena sampai sekarang belum diketahui penyebabnya, kita tidak bisa melakukan antisipasi agar tidak terkena virus ini. Selain penyebab Kawasaki Syndrom yang masih belum jelas, gejala penyakit ini juga sulit dideteksi. Gejalanya mirip seperti penyakit demam berdarah serta campak.
Virus Kawasaki menyebabkan peradangan pada area dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, khususnya pembuluh darah jantung. Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967 di Jepang. Saat itu, penyakit ini dikenal sevagai mucocutaneous lymphnode Syndrom atau sindrom kelenjar getah bening. Untuk menghormati penemunya, penyakit ini dinamakan Kawasaki Syndrom.
Menurut Yayasan Penyakit Kawasaki, virus ini diperkirakan telah menyerang lebih dari 4.200 balita di Amerika Serikat per tahunnya. Parahnya lagi, virus ini lebih sering sering menyerang anak yang berusia di bawah lima tahun. Di Jepang, angka kejadian per tahun Kawasaki Sindrom ini berkisar i kasus per 1000 anak balita. Di Indonesia sendiri, penyakit ini baru ditemukan pada tahun 1996.
Untuk setiap tahunnya, ada sekitar 5000 kasus penyakit kawasaki yang muncul, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 100 – 200 kasus saja yang sudah terungkap. Sementara ada ribuan kasus lain yang sampai sekarang belum diketahui. Selain 20 – 40 persen penderita Kawasai Syndrome mengalami kesusakan pada bagian pembuluh koroner jantung. Sebagian bisa sempuh, tetapi sebagian lagi harus menjalani hidup dengan organ jantung yang cacat karena terganggunya aliran darah koroner. Untuk bisa melakukan penanganan yang cepat, simak gejala virus Kawasaki berikut ini.
Gejala Tahap Awal
- Bayi demam berkepanjangan, hampir sama seperti gejala demam berdarah dan juga campak.
- Mata dan bibir tampak memerah.
- Permukaan lidah mirip strowberry yang sekilas tampak berkilau dan juga cerah dengan bintik-bintik merah.
- Telapan tangan dan kaki memerah.
Gejala Tahap Akhir
Gejala tahap akhir ini dimulai dua minggu setelah demam anak. Tanda-tandanga adalah sebagai berikut.
- Sakit Perut,
- Muntah,
- Diare,
- Pembesaran kantong empedu,
- Gangguan pendengaran sementara.
Untuk menangani penyakit kawasaki, Anda harus mengeluarkan uang yang cukup mahal. Obat yang diperlukan untuk mengangkat penyakit ini adalah Imunoglobin. Dosis obat ini hanya dua gr per kg berat anak dan diberikan selama 12 jam. Sayangnya, obat ini dihargai Rp 9.5 juta per 50 mm. Selain itu, dibutuhkan juga obat pengencer darah demi mencegah terjadinya serangan jantung mendadak.
Munculnya kasus ini di Surabaya membuat pada orang harus lebih waspada dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Jika panas Anda tidak sembuh dalam waktu 3 hari, segera periksakan ke donter.
Referensi: alodokter.com, Healthline.com.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini