Terlalu Sensitif atau Sensory Proccesing Disorder?

26 Januari 2023

Beberapa anak mungkin takut dengan suara kembang api, dan beberapa lainnya merasa sangat terganggu dengan suara mesin cuci atau mesin pemotong rumput yang didengar di sekitar rumah. Meski sering dianggap wajar, namun orang tua perlu teliti dalam memahami kondisi anak ini. Bisa jadi, anak mengalami Sensory Processing Disorder (SPD).

Apa itu Sensory Processing Disorder (SPD)?

SPD adalah gangguan neurologis. Menurut Star Institute for SPD, SPD merupakan “Gangguan Pemrosesan Sensorik yang terjadi saat sinyal sensorik tidak terdeteksi atau tidak diatur ke dalam respons yang sesuai.” Saat anak mengalami SPD maka, ada keterputusan antara otak dengan informasi yang dibutuhkan untuk menafsirkan informasi sensorik dengan benar. Gejala SPD bervariasi tergantung pada indera yang terkena dan bagaimana pengaruhnya.

Seorang anak dengan SPD mungkin kurang responsif terhadap rangsangan sensorik. Ini berarti bahwa mereka menunjukkan sedikit atau tidak ada reaksi dalam hal rangsangan. 

 

Baca Juga:

  1.  Sensory Plan Bukan Sekedar Bermain
  2.  Quality Time Activity : Sensory Board untuk Latih Ketajaman Inderawi Anak

 

Misalnya, mereka mungkin tidak memperhatikan jika duduk di tempat yang basah atau jika ada sesuatu yang terlalu keras. Anak mungkin juga bisa berputar-putar tanpa merasa pusing atau mungkin terus mencari masukan sensorik. Dalam hal ini, seorang anak bisa menjadi pencari sensorik (sensory seeker), dimana mereka membutuhkan (sensory input) seperti permainan yang bersemangat, musik yang keras dan tempat-tempat dengan banyak aksi dan / atau gerakan.

Di sisi lain, seorang anak dengan SPD mungkin terlalu responsif terhadap rangsangan sensorik di lingkungannya. Anak-anak ini sering digambarkan sebagai defensif sensorik atau penghindar sensorik. Saat mereka mendapati suara keras, cahaya terang, tekstur, bau, atau sentuhan, dan gerakan tertentu, anak akan merespon secara berlebihan. 

SPD juga dapat melibatkan masalah dengan gerakan, keseimbangan, koordinasi, kesadaran tubuh dalam kaitannya dengan objek lain, dan kontrol motorik halus.

 

Apakah SPD = Terlalu Sensitif?

TIDAK!

Jika SPD adalah gangguan Neurologis, maka anak yang terlalu sensitif (high sensitive child/HSC) terbentuk karena kondisi biologis. HSC bukanlah suatu kondisi kelainan. Menurut 

Dr. Elaine Aron, salah satu pelopor dalam mempelajari kepekaan, “Orang atau anak yang sangat sensitif memiliki sistem saraf yang sensitif. Mereka lebih sadar akan kehalusan di sekitarnya dan lebih mudah kewalahan saat berada di lingkungan yang penuh rangsangan. “

Seseorang yang sangat sensitif dari segala usia merasakan sesuatu secara mendalam, cenderung lebih memperhatikan lingkungannya, mudah terstimulasi berlebihan dan merefleksikan berbagai hal dengan saksama sebelum bertindak. Mereka sering kali sangat jeli, berhati-hati, dan lebih mudah terstimulasi oleh masukan sensorik di lingkungan mereka, seperti cahaya terang, bau, dan suara keras.

HSC seringkali terpengaruh dengan emosi dan perasaan orang lain di sekitar mereka. Mereka menerima perasaan orang dan seringkali memiliki reaksi emosional yang sangat kuat. Maka penting bagi HSC, untuk mampu melepaskan diri dari orang lain dan lingkungan yang merangsang mereka secara berlebihan. Dengan begitu, seorang HSC bisa mengisi ulang energi positif kembali.

Bagaimana Membedakan SPD dan HSC?

Seorang HSC dapat dengan mudah kewalahan, karena mereka cenderung memproses informasi lebih dalam, tetapi bersifat situasional. Sinyal sensorik mereka tidak tidak teratur, tetapi meningkat tergantung pada lingkungan mereka.

Seorang HSC mampu menjalani kehidupan normal dan melakukan aktivitas rutin tanpa memerlukan pengobatan. Hal yang paling penting dalam membantu HSC mengatasi tantangan ini adalah melihat kepekaan sebagai kekuatan dan menemukan keseimbangan dalam aktivitas sehari-hari mereka. Memberikan HSC waktu istirahat dan lingkungan yang menenangkan sangat efektif dalam mengurangi kerusakan sensorik.

Sedangkan seorang SPD memiliki pemicu yang sama dan memberikan reaksi yang sama seperti HSC, namun akar penyebabnya tidak sama serta respon yang diberikan terjadi secara konsisten tidak peduli lingkungannya. 

Pemicu ini membuat SPD sangat sulit untuk menyesuaikan di kehidupan sehari-hari. Untuk membantu penderita SPD mengatasi tantangan ini, Anda bisa mengatur masukan sensorik dengan cara yang lebih efektif untuk membantu mereka berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Ini dilakukan melalui bantuan seorang terapis okupasi. Tanpa pengobatan yang efektif, anak dengan SPD kemungkinan besar akan kesulitan melakukan tugas sehari-hari.

Apa yang Perlu Dilakukan Parents untuk Membedakan SPD dan HSC?

Bagi orang awam, memang tidak mudah membedakan keduanya — dan yang bisa mendiagnosa apakah anak kita termasuk SPD atau HSC adalah seorang Ahli (psikolog). Meski demikian, sebagai orang tua kita perlu mengambil langkah strategis yaitu terus mengamati perkembangan anak. Beberapa pertanyaan berikut ini bisa Anda jadikan pedoman dalam mengobservasi anak.

  • Apakah reaksi anak Anda terhadap suatu stimulus (rangsangan) berbeda / kurang intens jika mereka cukup istirahat?
  • Apakah respons anak Anda terhadap pemicu berbeda-beda, bergantung pada lingkungannya?

Setelah mengobservasi anak, Anda bisa meminta bantuan profesional terkait tantangan sensorik yang dialami oleh anak. Tentunya, berbekal data perilaku yang telah Anda kumpulkan sebelumnya. Nah, jika ingin mencoba cari tahu apakah anak termasuk yang sensitif, coba Kuis : Apakah Anakku Terlalu Sensitif?

 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
4
+1
15
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket