Banyak dari apa yang dipelajari anak-anak saat ini kemungkinan besar tidak akan relevan pada tahun 2050.” – Yuval Noah Harari
Manusia menghadapi revolusi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan segala laju teknologi dan revolusi industri yang tidak terbendung. Bagaimana kita mempersiapkan diri kita dan anak-anak kita untuk dunia dengan transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ketidakpastian yang luar biasa? Mungkinkah kelak, anak-anak kita akan harus bersaing atau bahkan yang lebih buruk: kalah bersaing dengan robot ?
Banyak ahli yang memberikan catatan , bahwa yang harusnya menjadi fokus bukanlah kurikulum ataupun nilai akademis anak Anda saat ini, namun ada keterampilan yang dapat diterapkan ke dalam pelajaran lain – baik di sekolah maupun di luar.
Steven Paine, Ed.D., presiden kelompok advokasi pendidikan Partnership for 21st Century Skills menyatakan, “Ini tentang bagaimana kita mengajar, bukan tentang apa yang kita ajarkan. Anak-anak perlu mempelajari pelajaran lebih dalam dengan melakukan pekerjaan berbasis project sehingga mereka tidak melupakan apa yang sudah diajarkan setelah ujian selesai.”
Ada seperangkat keterampilan lain yang menurut para ahli dibutuhkan semua anak untuk berhasil, apapun bidang yang mereka tekuni.
Apa saja keterampilan yang dibutuhkan anak-anak agar mereka tak kalah bersaing dengan robot-robot?
Keterampilan # 1: Pemecahan Masalah
Untuk maju dalam dunia yang kompetitif, anak Anda harus mampu berpikir kritis – untuk mengamati, menganalisis, dan menghasilkan solusi cerdas untuk permasalahan yang kompleks. Sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk menulis kampanye iklan yang persuasif, misalnya, atau membuat resep obat baru dengan efek samping yang lebih sedikit untuk manula.
Untuk mencapai hal-hal itu, anak-anak butuh untuk belajar bertanya hal-hal seperti “Bagaimana?” dan “Jika..” serta mengeksplorasi berbagai macam kemungkinan dan dari beragam sudut pandang.
Keterampilan # 2: Kerjasama Secara Baik Dengan Orang Lain
Perusahaan yang paling sukses tahu bagaimana mempekerjakan orang-orang terbaik dan membuat mereka bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Itulah salah satu alasan guru menyukai proyek kelas – mereka mengajari anak-anak nilai kerja tim. Ketika mereka bekerja keras bersama, anak-anak belajar :
- Pengendalian diri (bagaimana tidak putus asa ketika teman sekelas memutuskan untuk mengambil taktik yang berbeda),
- Diplomasi (bagaimana mendukung teman yang pemalas tanpa jadi menyebalkan),
- Empati (bagaimana mempertimbangkan perasaan rekan satu tim), dan
- Manajemen waktu (bagaimana menyelesaikannya dalam timeline).
Bayangkanlah 20 tahun ke depan saat anak Anda bekerja keras dengan rekan kerja untuk meluncurkan kartu kredit anti retas pertama, dan semua pelajaran itu mulai berlaku.
Keterampilan # 3: Ketergantungan Dengan Teknologi Secara Cerdas
Tentu, Anda meminta bantuan anak Anda saat menyiapkan ponsel cerdas baru, tetapi kemudahan mengoperasikan gadget tidak sama dengan memahami praktik terbaik untuk menggunakannya. Para digital native harus belajar menilai validitas arus informasi dan menavigasi media sosial.
Mencerna media digital seperti halnya mencerna makanan akan membantu, kata Michael Levine, Ph.D., dari Joan Ganz Cooney Center, organisasi nirlaba yang menangani media pendidikan untuk anak-anak.
Game seperti Candy Crush dianggap lemak jenuh, yang menjadi “camilan” sesekali, tetapi izinkan mereka mengakses situs sehat dengan lebih bebas.
Keterampilan # 4: Berpikir dalam 3-D
Kemampuan untuk memvisualisasikan objek – dan cara mereka menyesuaikan diri dengan suatu ruang – disebut para ahli sebagai kesadaran spasial.
Keterampilan itu dibutuhkan setiap hari saat kita menjalankan mobil ke jalan raya, misalnya, atau menemukan jalan di sekitar toko baru.
Kesadaran spasial adalah hal kedua setelah matematika dasar sebagai pengembangan untuk pembelajaran STEM karena mengajarkan anak-anak bagaimana memvisualisasikan bentuk di pikiran mereka, kata profesor psikologi Universitas Vanderbilt, David Lubinski, Ph.D. Meningkatkannya bermanfaat bagi semua jenis profesi, termasuk arsitek, ahli bedah, dan perancang busana. Semua perlu membayangkan produk akhir mereka saat bekerja, apakah itu jantung baru, rumah, atau gaun pengantin.
Keterampilan # 5: Berkomunikasi dengan Jelas
Anak Anda perlu mengatakan apa yang dia maksud – secara singkat dan jelas – setiap kali dia menjelaskan ide-ide di kelas atau meminta lebih banyak hak istimewa pada Anda. Dan dengan cara-cara komunikasi berteknologi tinggi yang terus berkembang, anak-anak Anda yang sudah dewasa harus menggunakan kemampuan ini secara konstan.
Bagaimanapun, anak Anda akan terhubung dengan rekan kerja dan klien dalam dunia nyata hampir tanpa henti–dengan orang-orang dari bermacam latar belakang. Dan kita tidak bisa mengharap orang lain menebak-nebak apa maksudnya.
Keterampilan # 6: Konsep Out-of-The-Box
Kreativitas adalah proses membayangkan apa yang bisa terjadi – keterampilan yang dibutuhkan pemimpin mana pun.
Apakah anak Anda kelak mengajar di kelas yang penuh dengan siswa kelas dua yang gelisah atau punya penemuan tentang cara mengeliminasi gen yang memicu depresi.
Orang tua dapat mendorong pemikiran yang original dengan mengajak anak-anak melalui proses yang sama seperti yang dilakukan para insinyur. Pertama, mereka mengidentifikasi masalah atau pertanyaan, lalu mencari solusi, dan kemudian menciptakan rencana dan mewujudkannya.
Jadi, sudahkah Anda mempersiapkan anak-anak menghadapi masa depannya kelak? Jika belum, yuk kita belajar bersama mempersiapkan anak menghadapi masa depan dengan menambah keterampilan hidupnya melalui kelas online berikut ini. Klik poster untuk pendaftaran
Baca juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini