Orang tua sering bertanya kepada saya apakah mereka terlalu memanjakan anak-anak mereka. Sebagai contoh:
“Saya jarang meminta anak saya melakukan pekerjaan rumah tangga. Saya percaya masa kanak-kanak harusnya tidak ada beban. Lagi pula, lebih mudah kok melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri tanpa anak, lebih cepat juga. Selain itu, anak-anak jadi tidak mengeluh. Apakah ini berarti saya terlalu memanjakan anak-anak saya?”
Overindulge datang dari niat baik para orang tua. Para orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Menurut peneliti David Bredehoft, orang tua yang terlalu memanjakan cenderung menyediakan setiap kebutuhan dan keinginan anak-anak mereka karena cinta tanpa syarat kepada anak.
Orang tua yang terlalu memanjakan sering memberi anak terlalu banyak atau terlalu dini. Kondisi ini menciptakan anak-anak yang kemudian menjadi egois. Sebenarnya, banyak juga orang tua yang memanjakan anak-anaknya, karena mereka merasa tak mendapatkan hal-hal itu ketika mereka masih anak-anak. Bisa dibilang, hal ini semacam “balas dendam”.
Apakah Para Orang Tua Berlebihan?
Ya. Meskipun niat mereka baik, orang tua tipe ini memberi terlalu banyak atau tidak memberikan hal-hal yang diperlukan untuk anak-anak mereka. Keputusan mereka lebih banyak tentang apa yang dibutuhkan orang tua daripada apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak mereka.
Ibu tak ingin stres mendengar anak-anaknya mengomel karena melakukan pekerjaan rumah tangga. Atau ayah yang masa kecilnya selalu ingin punya banyak mainan tapi tak tercapai.
Apakah Memanjakan Hanya tentang Memberi Terlalu Banyak?
Kebanyakan orang tua menyimpulkan bahwa terlalu memanjakan adalah tentang mainan, pakaian, atau kesenangan yang terlalu banyak. Penelitian kami menemukan bahwa Overindulge lebih kompleks daripada “terlalu banyak”.
Ada tiga jenis Overindulge yang perlu orang tua pahami, yaitu
1. Too Much
Saat orang tua terlalu banyak memberikan mainan, pakaian, hak istimewa, hiburan, olahraga, kemah, dll, kepada anak.
2. Overnurture
Kondisi saat orang tua terlalu mencintai, memberi terlalu banyak perhatian, melakukan hal-hal untuk anak-anak yang seharusnya mereka lakukan untuk diri mereka sendiri, dll.
3. Soft structure
Kondisi yang terjadi saat orang tua tidak memiliki aturan pasti untuk mendisiplinkan anak. Misalnya memberikan keleluasaan anak untuk tidak harus melakukan pekerjaan rumah, tidak memiliki aturan di rumah, tidak memberikan konsekuensi, atau tidak mengharapkan anak-anak mempelajari keterampilan, dll.
Mengapa Orang Tua Harus Mengevaluasi Diri Jika Mereka Memanjakan Anak?
Orang tua perlu kembali mengevaluasi diri jika pola asuh yang mereka terapkan untuk anak-anak cenderung memanjakan atau cenderung overindulge. Sebab, anak-anak yang terlalu dimanja cenderung “gagap” dalam kehidupan dewasanya. Penelitian menemukan bahwa mereka yang terlalu banyak dimanja berisiko mengalami kesulitan sebagai berikut:
- Cenderung membutuhkan kepuasan segera (Instant Gratifier)
- Memiliki pengendalian diri yang buruk
- Memiliki rasa kepemilikan yang berlebihan
- Tidak tahu berterima kasih
- Memiliki self control yang buruk
- Materialistis
- Tidak tertarik pada pengembangan pribadi atau membuat komunitas menjadi lebih baik
- Tidak bertanggung jawab
- Tidak tahu apa yang cukup
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Tidak Berlebihan Kepada Anak?
- Identifikasi yang mana dari tiga jenis Overindulge berlebihan yang paling sering Anda lakukan dan mulailah mengubahnya.
- Ajarkan rasa hormat pada orang dan lingkungan.
- Tentukan aturan mana yang bisa dinegosiasikan dan mana yang tidak bisa dinegosiasikan.
- Menegakkan aturan menggunakan konsekuensi yang wajar.
- Ajari anak-anak bahwa setiap anggota keluarga mendapat manfaat dengan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, tetapi dalam melakukan itu banyak orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya. Para orang tua memanjakan anak-anak mereka dengan satu, dua, atau tiga cara yang berbeda. Orang tua perlu menyadari bahwa memanjakan anak berlebihan, yang sebenarnya berasal dari niat baik membuat anak-anak berisiko mengalami masalah dan kesulitan hingga dewasa.
Baca Juga:
- Biasa Memanjakan Anak? Pahami Dampak Buruknya
- Anak Anda Seorang Instant Gratifier atau Patient Postponer?
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini