Bagaimana Mengatasi Kecemburuan Antar Saudara (Sibling Rivalry) ?

28 September 2018

Pertanyaan :

Ibu Evawidyas:

Halo School of Parenting, saya ibu rumah tangga. Sebelumnya saya bekerja, tapi sekarang sudah resign dikarenakan mempunyai anak kedua. Anak pertama berusia 3 tahun dan anak kedua berusia 4 bulan.

Yang ingin saya tanyakan,

Pertama, bagaimana cara mengatasi kakak yang mengalami kecemburuan pada adik nya? Adakalanya waktu adiknya minta nenen kakak nya slalu bilang “jangan nenenin adek ngeloni aku aja” .

Kedua, bagaimana caranya agar bisa adil mengasuh kedua anak saya? Saya sadar kebutuhan adek sama kakak sangat lah berbeda. Untuk saat ini yang lebih sering mengalah adalah si adek, karena saya pikir adek belum mengerti.

Situasi lainnya yang sering saya alami yaitu, saat kedua anak saya sama-sama rewel dan menangis, yang saya tanggapi terlebih dahulu adalah si kakak. Apakah cara saya seperti ini benar?

Terimakasih sebelumnya, saya sangat butuh saran dari anda

Jawaban Ahli :

Halo Parents,

Terima kasih atas sharing Ibu Elvawidyas,

Saya yakin sampai saat ini ibu sebagai orangtua sudah berusaha melakukan yang terbaik yang dapat ibu lakukan. Sibling rivalry (kecemburuan/persaingan antar saudara) merupakan hal yang umum terjadi ketika terdapat dua anak atau lebih dalam keluarga.

Pada umumnya persaingan muncul karena anak-anak berusaha memperebutkan perhatian orangtua/orang dewasa lain dalam keluarga, ataupun anak merasa bahwa saudaranya merupakan penghalang perhatian atau cinta orangtua terhadap dirinya.

Oleh sebab itu, hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi intensitas dan frekuensi perilaku persaingan antar saudara adalah memberikan perlakuan yang seadil mungkin, serta mengekspresikan rasa sayang sesering mungkin pada setiap anak. Adil bukan berarti kita harus memberikan perlakuan yang sama pada semua anak, melainkan memperlakukan anak secara individu sesuai kebutuhan dan tugas perkembangannya.

Secara perkembangan psikososial, kebutuhan mendasar adik (0-18 bulan) adalah perawatan dan perhatian secara konsisten dan stabil, baik secara pemenuhan kebutuhan secara fisik (minum susu, pakaian yang kering dan nyaman, dan lain sebagainya), serta kebutuhan secara psikologis (mendapatkan kehangatan seperti pelukan, ciuman, kehadiran primary caregiver untuk menenangkan ketika menangis, dan lain sebagainya).

Pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut secara konsisten akan menjadi fondasi yang kuat bagi anak untuk tumbuh dan merasa aman di lingkungannya sehingga kelak menjadi anak yang percaya diri dan berani mengeksplorasi lingkungan. Memang saat ini tampaknya adik yang berusia 4 bulan belum paham dan tidak dapat protes secara verbal (dalam bahasa yang kita pahami), namun sebenarnya sangatlah penting untuk menenangkan adik segera setelah Ia memberikan sinyal lapar atau tidak nyaman. Penundaan yang terlalu lama dan terus menerus akan memicu hormon stress pada otak anak, yang kedepannya dapat mempengaruhi kemampuan anak meregulasi emosinya. selain itu, juga dapat meningkatkan kemungkinan anak tumbuh menjadi anak yang suka membangkang.

Oleh sebab itu, apabila kebutuhan adik hampir selalu di nomor duakan dari kakak, maka akan berpotensi menjadi bom waktu yang akan memperparah persaingan antar saudara kelak. Dalam hal ini, ibu dapat mencari dukungan sosial dari keluarga (suami/nenek/tante) ataupun pengasuh (usahakan tidak terlalu sering berganti-ganti pengasuh). Sehingga apabila kakak memiliki kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi, adik juga tetap masih mendapatkan pemenuhan kebutuhannya.

Di lain pihak, kakak yang telah berusia 3 tahun juga masih membutuhkan perhatian, waktu, dan kasih sayang orang tua, namun sudah mulai dapat dilatih untuk mulai lebih mandiri secara bertahap. Kakak juga dapat dilibatkan dalam membantu mengasuh adik. Sehingga ia memiliki rasa kedekatan dengan adik, serta tidak merasa disingkirkan setelah kelahiran adik.

Meskipun demikian, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat dibantu oleh kakak, dan pastikan selalu dalam pendampingan orang dewasa. Berikan pujian yang tulus yang dapat saja disertai oleh usapan di kepala, pelukan ketika kakak menampilkan upaya untuk membantu ataupun bermain dengan adik.

Selain itu, ibu juga sebaiknya menyediakan waktu khusus untuk menemani kakak secara penuh (tanpa gangguan hp,tv, ataupun kegiatan rumah tangga) sekitar 30-60 menit sehari secara rutin. Kegiatannya dapat berupa membacakan buku kegemaran kakak dan bermain bersama.

Saat bermain ibu diharapkan benar-benar terlibat dan mengikuti minat anak, menampilkan rasa sayang melalui sentuhan dan bercanda bersama, dan hindari terus-menerus bertanya dan mengarahkan anak.

Dengan penerimaan secara penuh dan pola asuh yang responsif (orangtua paham dan menangkap signal kebutuhan anak, dan mampu memprediksi apakah kebutuhan itu harus segera dipenuhi atau masih dapat ditunda sejenak), anak pada umumnya akan lebih menghargai dan kooperatif pula.  

Demikian saran yang dapat kami berikan, semoga dapat diterapkan dan membantu ya.

Paskalia Marlina Lumban Batu, S.Psi, M.Psi

Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
0
+1
0

Tag:

Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket