Ketika berkumpul dengan teman-teman, anak-anak memang sering kali bercanda. Cara bercanda anak-anak dengan orang dewasa tentu berbeda. Kadang, apa yang menurut mereka lucu belum tentu lucu juga bagi orang dewasa. Sebagai orang tua, kita juga harus memperhatikan bagaimana cara anak-anak bercanda. Bercanda dengan teman sebaya tentu tidak masalah,sebab ini hal positif untuk membangun kedekatan antar teman. Yang harus diperhatikan adalah cara mereka bercanda tidak boleh berlebihan atau malah menjurus ke hal negatif.
Umumnya anak-anak belum begitu paham mengenai batasan-batasan dalam bercanda. Candaan yang harusnya membuat gembira atau ceria justru berujung kekerasan hingga menyebabkan cedera.
Sebuah cerita datang dari Ibu Mia,anaknya Rio (umur 5,5 tahun) pulang dari sekolah dengan menangis ,ia bilang habis jatuh di kelas karena ada teman yang menarik kursinya ketika akan duduk.
Candaan semacam ini tentu tidak boleh dibiarkan. Selain bisa membahayakan orang lain, candaan yang berunsur menyakiti orang lain juga bisa menimbulkan trauma berkelanjutan bagi anak yang menjadi korban. Sedang untuk pelakunya ia tidak sadar cara dia “bercanda” bisa berbahaya bagi orang lain. Di sini, peran orangtua dan guru menjadi sangat penting untuk menjelaskan kepada anak tentang batasan-batasan dalam bercanda.
Pada dasarnya, anak-anak memang tidak terlahir dengan pemikiran jahat. Perilaku mereka sepenuhnya dipengaruhi oleh pola asuh dari orangtua dan mencontoh lingkungan(atau media). Berkaitan dengan candaan, mungkin anak-anak berpikir bahwa menarik kursi saat teman hendak duduk adalah bentuk candaan. Mereka tidak berpikir bahwa perilaku tersebut bisa membahayakan orang lain. Sementara korban juga belum paham bahwa ia tengah berada di suatu kondisi yang mengancam keselamatannya. Sekali lagi, arahan dari orang tua juga guru sangat diperlakukan.
Bagaimana Cara Mengajarkan Batasan Bercanda pada Anak?
Selama masih berada di masa perkembangan, anak-anak masih butuh bimbingan untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perilaku mana yang benar-benar bercanda dan perilaku mana yang justru membahayakan. Bahkan, sampai remaja pun anak-anak masih sulit membedakan candaan yang membayakan dan candaan yang memang bercanda. Berikut ini adalah hal-hal yang harus Anda ajarkan pada anak:
1. Candaan Tidak Boleh Menyakiti
Jelaskan pada anak bahwa memukul, mendorong, atau menarik kursi saat teman hendak duduk tidak bisa dikatakan bercanda karena bisa menyakiti orang lain. Tidak hanya itu, mengatai teman lain “gendut”, “ceking”, atau,”idiot” dan kalimat negatif lain juga tidak bisa dikatakan bercanda karena bisa menyakiti perasaan orang lain. Ini juga berlaku untuk orang tua, sering ditemukan anak belajar mengolok orang atau melakukan candaan yang bersifat hinaan karena mendengar orang tua melakukan hal yang sama.
2. Mengenali Perasaan Tidak Suka atas Candaan yang Diterima
Anak-anak juga perlu diajarkan bagaimana cara mengenali perasaan teman atas candaan yang ia lakukan. Apabila teman lain merasa tidak suka, anak harus menghentikan candaan tersebut. Misalnya, saat melihat teman mulai cemberut, berteriak karena sakit, terjatuh, dan lain sebagainya, anak harus berhenti bercanda dan ajarkan untuk segera meminta maaf.
3. Ajarkan Anak untuk Berani Mengungkapkan Perasaannya
Ketika anak menjadi objek candaan, ajarkan anak-anak untuk mampu mengungkapkan perasaan atau pikirannya. Jika anak-anak merasa tersakiti, anak harus bisa mengungkapkan perasaannya. Hal ini bisa Anda ajarkan, misalnya dengan bermain role play. Ketika anak mendorong Anda, Anda bisa merespon dengan kalimat, “Stop, aku sakit” sambil menunjukkan ekspresi marah.
Berkaitan dengan mengenali emosi, anak-anak memang harus diajarkan mengenali emosi sejak dini, baik mengenali emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain. Cara terbaik belajar mengenali emosi adalah dengan menggunaka buku atau film-film kartun edukasi untuk anak-anak. Ada buku-buku cerita anak yang dimaksudkan untuk mengajar anak mengenal emosi. Cari cerita yang sesuai untuk anak kita. Bacakan sambil bertanya jawab dengan anak tentang isi cerita.
Itulah batasan-batasan yang harus Anda ajarkan pada anak berkaitan dengan cara bercanda. Jika anak-anak bisa bercanda sesuai batasannya, kasus bullying, kekerasan anak, dan semacamnya bisa lebih berkurang. Jadi, semuanya memang dimulai dari cara orangtua mendidik anak-anak dan menjadi contoh.
Baca juga:
- Saat Teman Menggangguku Di Sekolah, Aku Harus…
- Nak, Kamu Bisa Menjadi Teman yang Baik Jika…
- Menggoda = Membully?
Rekomendasi Kelas Online bersama Ahli : Firman Ramdhani., M.Psi, Psikolog
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini