Mengajarkan Budaya Antre pada Si Kecil

07 Mei 2018

Ketika sedang antre membeli jajanan, ada ibu yang membawa anak berusia 7 tahun sedang mencoba menyela antrean. Ibu tersebut terus saja ngotot minta didahulukan karena membawa anak kecil. Dia ingin segera mendapatkan jajanan agar anaknya tidak lagi menangis. Padahal, masih ada 4 orang antre di depan si Ibu. Bapak penjual jajanan pun jengkel karena ulah ibu yang terus mendesak  minta didahulukan.

Melihat peristiwa tersebut, timbul pertanyaan: Apakah anak-anak masuk dalam kaum prioritas yang harus didahulukan? Bukankah mereka seharusnya diajari untuk mengantre dan bersabar?

Sebagai orangtua, tidak heran jika kita selalu berusaha untuk membuat anak bahagia dan memenuhi semua kebutuhannya. Akan tetapi, kalau kita selalu mengistimewakan anak, kapan anak akan belajar? Berkaitan dengan sikap antre, anak-anak pun butuh dibiasakan sejak kecil.

Budaya antre di Indonesia memang cukup kurang. Setiap pagi atau sore hari, adalah pemandangan biasa, ratusan penumpang KRL berdesak-desakan seenaknya untuk bisa masuk kereta. Prinsipnya, yang kuat yang menang. Tidak ada niat untuk mengantre. Padahal, mereka adalah orang dewasa yang seharusnya tahu cara mengantre.

Mengapa Anak Harus Diajari Budaya Antre?

Kelak, anak akan tumbuh dewasa. Mereka akan langsung bersentuhan dengan lingkungan sosial. Jika karakternya tidak baik, bisa jadi ia akan terisolasi atau malah menjadi gangguan bagi lingkungan sosialnya. Antre tidak hanya berkaitan dengan tata tertib dan keteraturan saja. Mengajari anak mengantre berarti mengajari anak untuk bersabar, tidak mengambil hak orang lain, dan mendahulukan orang-orang yang lebih membutuhkan (kaum prioritas seperti ibu hamil,lansia,penyandang cacat). Melalui pelajaran ini, sikap empati anak pun akan terbangun sehingga bisa mengembangkan karakter positifnya.

Tips Mengajari Anak Mengantre

Nah, mengajari anak untuk bisa antre harus dimulai sejak dini. Tidak hanya orangtua, pihak sekolah juga harus ikut serta dalam mengembangkan karakter ini. Lalu, bagaimana caranya mengajarkan antre pada si kecil?

budaya antre pada si kecil

1. Berikan Contoh

Anak lebih mudah menirukan sesuatu daripada mendengarkan sesuatu. Apalagi jika yang melakukannya adalah orangtua atau orang terdekatnya. Mereka pasti cepat sekali menirukan perilaku tersebut. Saat orangtua dengan entengnya melanggar peraturan, misalnya menyerobot lampu merah atau memotong antrean, anak pun akan berlaku yang sama. Untuk itu, sebagai orangtua, berilah contoh perilaku yang baik untuk anak-anak.

2. Ajak Anak Bersabar

Ada kalanya anak harus bersabar dalam melakukan suatu hal. Misalnya, ketika sedang ingin naik bianglala di pasar malam tetapi antreannya panjang atau ketika ingin beli es krim tetapi pembelinya sangat banyak, Tidak ada hal lain selain sabar. Ajaklah anak-anak untuk belajar bersabar. Jangan malah meminta anak untuk didahulukan. Bagaimanapun, sesuatu yang didapatkan dengan susah payah akan lebih memuaskan hasilnya.

3. Kenalkan Aktivitas Pengusir Bosan ketika Mengantre

Kita tentu sepakat bahwa menunggu memang pekerjaan yang membosankan. Anak-anak pun demikian. Ia mungkin akan merasa bosan saat menunggu. Nah, tugas Anda adalah mengalihkan rasa bosannya, misalnya dengan bernyanyi atau membaca buku. Hal ini perlu untuk melatih si kecil untuk melakukan suatu kegiatan tertentu sambil menunggu giliran.

budaya antre pada si kecil

4. Mulai dari Hal-Hal Terkecil di Rumah

Pelajaran mengantre bisa juga dimulai dari rumah. Misalnya, ketika anak sedang bermain bersama teman, ajari mereka untuk mau bergantian mainan. Ketika hendak menggunakan toilet di rumah dan kebetulan sedang dipakai nenek atau ayah, ajari mereka untuk antre. Ingat, jangan menyerobot antrean.

5. Dahulukan Prioritas

Saat sedang mengantre di tempat umum, tak jarang di dalam antrean ada lansia, ibu membawa bayi, ibu hamil juga orang yang punya keterbatasan fisik. Mereka inilah yang disebut sebagai kaum prioritas. Jika ada mereka di belakang kita, jangan ragu untuk memberikan posisi kita pada mereka.

Jika anak masih saja tidak mau antre dan malah tantrum, kitalah yang harus ekstra sabar. Pilih waktu yang tepat agar anak tidak harus mengantre terlalu lama. Misalnya, datang ke supermarket lebih pagi sehingga tidak perlu antre di kasir. Datang ke wahana anak selain hari-hari weekend, supaya antrean tidak terlalu panjang.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
2
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket