Baru pergi sebentar buat belanja udah ditelepon.
Mau reuni SMA dilarang, alasannya “Nanti kamu selingkuh sama mantan pacarmu!”
Apakah ini tanda pasangan kita posesif?
Kita hampir semua merasakan beberapa tanda posesif dalam hubungan romantis dengan pasangan. Ini adalah hal yang wajar sampai tingkat tertentu. Posesif sebenarnya adalah wujud dari rasa takut atau khawatir akan kehilangan atau ditinggalkan oleh seseorang. Tetapi sikap posesif pun bisa berarti tanda hubungan yang toxic.
Sifat posesif bisa menjadi masalah serius yang mengarah ke masalah lainnya dalam sebuah hubungan. Posesif bisa menjadi kecemburuan yang berlebih, pelecehan, paranoia, atau jadi penguntit. Penting untuk mengenali tanda-tanda posesif dalam suatu hubungan dan tahu kapan tanda itu berubah menjadi satu tanda “bahaya”.
“Menjadi posesif itu bermasalah karena itu pertanda bahwa pasangan yang posesif merasa tidak aman, ingin mengendalikan, dan tidak ada rasa percaya,” Dr. Carla Marie Manly, Ph.D., seorang psikolog klinis dan penulis buku Date Smart mengungkap.
Sikap posesif sering kali berasal dari rasa tidak aman yang terkait dengan attachment style seseorang. Orang yang memiliki kecemasan atau tipe avoidant attachment cenderung memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sendiri. Mereka khawatir pasangan mereka tidak bisa dipercaya dan memiliki ketakutan besar akan penolakan.
Tanda-tanda Posesif
Sulit untuk mengetahui kapan sikap posesif melewati batas dari ekspresi kasih sayang normal ke perilaku yang mengarah ke controlling dan kasar. Namun ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan kita waspada saat tanda ini muncul.
Berikut adalah beberapa tanda yang harus diamati
- Terlalu Cepat
Ketika di awal sebuah hubungan romantis bisa saja seseorang mudah terbawa perasaan. Tetapi jika pasangan Anda terasa terlalu cepat mengatakan “Aku mencintaimu” dan memaksa untuk menetapkan satu status dengan terburu-buru, atau meminta kepastian dalam hubungan, ini adalah sebuah tanda sikap posesif.
- Melacak Jadwal Anda
Pasangan kerap menanyakan tentang keberadaan Anda secara teratur?
Normal untuk memberi tahu pasangan Anda jika Anda memiliki perubahan jadwal. Atau sesekali memberi tahu jika Anda pergi ke suatu tempat. Namun jika Anda harus memberi tahu detail jadwal harian Anda hingga siapa saja yang pergi bersama Anda, ini adalah sebuah tanda sikap posesif yang tak sehat. Karena seharusnya relasi yang sehat punya rasa percaya satu sama lain.
- Mengintip
Orang yang memiliki tipe Anxious attachment memiliki tingkat kepercayaan kepada orang lain yang lebih rendah. Jadi mereka akan terus memeriksa atau mengintip ke hal yang membuat Anda terhubung ke orang lain, seperti ponsel, email atau membaca posting media sosial Anda.
Pasangan Anda mungkin berkilah dengan menyalahkan Anda dengan mengatakan Anda tidak memberitahunya dengan benar. Atau ia menganggap barang Anda adalah miliknya juga. Ada pula suami / istri yang menuntut pasangannya untuk membuka semua akun sosial media dan ponselnya dengan dalih supaya tidak selingkuh. Tetapi ini sebenarnya tanda posesif yang tidak sehat.
- Mencoba Mengontrol Waktu Anda
Menemukan pasangan marah karena Anda pergi ke ulang tahun sepupu Anda di akhir pekan ? Jika ya, bisa jadi ini tanda pasangan Anda posesif dalam tingkat yang tidak sehat.
Karena pasangan mungkin ingin Anda menghabiskan seluruh waktu luang Anda bersamanya. Tetapi Anda perlu membina hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga, bukan?
Tidak pernah mudah untuk mengatasi sikap posesif pasangan, terutama bila kita sudah dalam sebuah ikatan pernikahan. Tapi mungkin ada cara untuk mengatasinya bersama dengan pasangan.
Meskipun Anda tidak dapat serta merta mengubah pasangan Anda, Anda dapat menyampaikan kekhawatiran atau ketidaknyamanan Anda kepada mereka. Dan, tentu saja, tetapkan beberapa aturan dasar. “Hal terbaik yang harus Anda lakukan adalah memperjelas batasan Anda,” kata Dr. Kathy Nickerson, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi, yang dilansir dari Bustle.com.
Kepada beberapa orang yang posesif — terutama yang merasa insecure — mungkin dapat mengubah cara mereka jika mereka juga bersedia lebih terbuka. “Anda dapat mendukung pasangan Anda dengan mengkomunikasikan bagaimana sikap posesif mereka membuat Anda merasa tidak nyaman dan identifikasi perilaku spesifik yang tampaknya tidak sehat bagi Anda.” kata Grace Olivia Dickman, LCSW, pekerja sosial klinis berlisensi.
Seorang ahli seperti psikolog atau konselor pernikahan dapat membantu Anda dan pasangan dalam diskusi tentang ini. Jangan ragu untuk meminta bantuan pihak ketiga jika Anda merasa diskusi bisa berubah menjadi saling serang atau malah memicu kemarahan pasangan.
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini