Banyak orangtua menganggap masa “terberat”” dalam membesarkan anak adalah ketika mereka masih bayi sampai balita. Karena apa-apa bergantung pada orang tua. Super melelahkan. Dan ketika anak dianggap sudah remaja, orang tua merasa bisa “bersantai”, karena remaja dianggap tidak lagi butuh perhatian sebanyak ketika masih anak-anak.
Padahal ini adalah cara pandang yang keliru. Remaja mungkin tidak memerlukan banyak bantuan secara fisik, tetapi secara psikologis mereka dalam masa yang rawan.
Kurang perhatian dan dukungan yang positif dari orang tua bisa membuat remaja melakukan hal yang membahayakan dirinya sendiri hingga tindakan kriminal.
Beberapa waktu yang lalu, kita sempat mendengar berita tentang pelajar SMA yang tewas dibunuh temannya sendiri. Setelah diselidiki, aksi pembunuhan tersebut dilakukan karena hal-hal yang sangat sepele.
Lalu kasus lain seorang driver taksi online dibunuh. setelah terungkap pelakunya adalah beberapa pelajar yang masih berumur belasan tahun.
Berlanjut ke maraknya pemakaian narkotika di kalangan remaja belasan tahun hingga fenomena video porno yang melibatkan remaja juga tersebar luas di internet. Pelaku bahkan tidak merasa malu menyebarkan video tak senonoh tersebut. Apakah kasus-kasus seperti ini masih akan terus kita maklumi sebagai remaja yang sedang mencari jati diri?
Proses pencarian jati diri ini sebenarnya tidak selalu harus dengan hal-hal yang negatif.
Peran Orang Tua
Di sini, peran orangtua sangat diperlukan untuk mendukung proses ini. Pada prinsipnya, remaja yang masih belum sepenuhnya mengenali diri sendiri akan mudah terpengaruh dengan orang-orang di sekitarnya. Bergaul di lingkungan teman-teman yang buruk bisa membuat mereka terjerumus dalam jati diri yang negatif. Di sisi lain, kadang mereka tidak bisa diarahkan untuk memilih pergaulan yang baik. Orangtua jadi bingung sendiri bagaimana cara mendampingi anaknya yang sedang mencari jati diri.
Berikut ini ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendampingi anak-anak dalam proses pencarian jati diri mereka.
1. Tunjukkan Sikap Bahwa Anak Sangat Penting bagi Anda
Salah satu kesalahan sebagian besar orangtua saat mendidik anak adalah merasa dirinya selalu benar dan yang paling tahu atas segalanya. Anak selalu ditempatkan sebagai anak kecil yang apa-apa harus disuapi dan diarahkan. Mendidik remaja tidak bisa seperti mendidik balita. Anak remaja selalu berpikir bahwa dirinya adalah orang dewasa. Mereka mulai menginginkan privasi dan kebebasan dalam mengambil keputusan. Jika orangtua terlalu mencampuri kehidupan pribadi anak, mereka pasti akan memberontak.
Cara terbaik untuk mendampingi mereka ketika berada dalam posisi ini adalah tunjukkan sikap bahwa anak adalah sesuatu yang berarti untuk orangtuanya. Berikan penghargaan atas perilaku positif mereka bukan sekedar prestasi akademis. Acapkali, yang terjadi adalah orang tua membandingkan prestasi anak mereka dengan anak lain. Nah, psikologis remaja sudah berbeda, ketika selalu dibandingkan mereka akan merasa tidak dihargai. Berikan waktu, dan perhatian penuh kepada mereka agar mereka tidak merasa diabaikan dan mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang negatif.
2. Jalin Komunikasi yang Baik
Yang dinamakan komunikasi alurnya pasti dua arah. Kalau hanya dari orangtua saja, berarti komunikasinya tidak efektif. Ketika anak-anak sudah menginjak remaja, pastikan komunikasi dua arah antara orangtua dan anak terjalin dengan baik. Dengarkan apa yang mereka inginkan. Jika ada sesuatu yang tidak Anda setujui, cari alternatif bagaimana jalan tengah yang paling sesuai.
Mengapa komunikasi antara orangtua dan anak harus terbuka lebar? Karena pada usia ini, remaja biasanya lebih merasa nyaman jika bercerita dengan teman-temannya. Ia mendapatkan figur pendengar yang baik dari teman-teman mereka. Jika Anda ingin tahu bagaimana perkembangan anak-anak hingga mereka dewasa, mulailah belajar menjadi pendengar yang baik. Posisikan diri sebagai orangtua sekaligus teman yang baik untuk anak remaja.
3. Jalin Kebersamaan
Komunikasi dengan anak bisa berjalan dengan baik jika Anda selalu meluangkan waktu untuk mereka. Untuk itu, cobalah untuk selalu meluangkan waktu yang berkualitas dengan anak-anak. Jika memang Anda sibuk kerja, setidaknya luangkan waktu untuk sekedar mengobrol dengan mereka pada malam harinya. Semakin banyak waktu Anda bersama mereka, Anda akan semakin tahu bagaimana perkembangan mereka.
4. Beri contoh yang baik
Setiap orangtua harus bisa menjadi role model untuk anak-anak mereka. Ini lebih efektif daripada terus menasihati anak. Misalnya, jika Anda ingin anak Anda rajin beribadah, Anda harus lebih dulu mencontohkan anak untuk beribadah.
Dalam hal ini, role model tidak selalu harus orangtua. Anda bisa memberikan informasi-informasi tokoh-tokoh besar yang bisa diteladani anak. Anda juga bisa mengenalkan kepadanya aktivitas-aktivitas menarik yang bisa mereka pelajari untuk mengisi waktu-waktu luangnya, misalnya olahraga, musik, karya seni, ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi.
Saat anak-anak sudah beranjak dewasa, cara orangtua dalam mendidik mereka harus dibedakan dengan saat mereka masih bayi. Lebih banyaklah berdiskusi bersama mereka untuk mengetahui apa yang disukai atau yang tidak disukai oleh anak-anak. Dengan beberapa tips ini, semoga Anda sukses mendampingi anak dalam mencari jati diri ya!
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini