Bagaimana Menanggapi Negative Self-Talk Anak?

Tidak ada orang tua yang ingin mendengar anaknya berkata, “Aku bodoh” atau bahkan lebih buruk lagi, “Tidak ada yang sayang aku.” 

Tapi, benarkah anak hanya bersikap dramatis? Apakah dia benar-benar berpikir dia bodoh?

Inilah yang disebut dengan Negative Self-Talk , yang biasa dilontarkan anak-anak. Kebanyakan anak-anak, dan bahkan orang dewasa, sesekali melontarkan komentar negatif tentang diri mereka sendiri. Terkadang, mereka ingin melampiaskan atau membuat lelucon. Ini juga bisa menjadi cara untuk berhubungan dengan orang lain. Tetapi beberapa anak mengatakan hal-hal buruk tentang diri mereka terus menerus. Pembicaraan diri yang negatif ini dapat membuat anak kehilangan kepercayaan diri dan menghindari mencoba hal-hal baru.

Mengapa anak-anak mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang diri mereka sendiri? Alasan yang umum adalah ketika sesuatu yang buruk atau mengecewakan terjadi, anak-anak membiarkannya meresap ke seluruh bagian kehidupan mereka. Ini biasa terjadi pada anak-anak muda yang frustasi dan belum mengembangkan keterampilan mengatasi masalah.

Misalnya, jika anak Anda salah mengerjakan soal pengurangan, Anda mungkin mendengar: “Aku payah soal matematika”. Kondisi ini mungkin terjadi meskipun mereka baru mulai belajar tentang pengurangan.

Hal serupa juga dapat terjadi pada anak remaja. Anak-anak yang lebih tua mungkin lebih dewasa secara emosional, tetapi mereka juga merasakan lebih banyak tekanan dari sekolah dan teman-teman. Bahkan kegagalan atau komentar terkecil pun bisa terasa seperti akhir dunia atau penilaian atas kemampuan mereka.

Anak-anak yang diintimidasi juga sering menggunakan negative self-talk. Hal yang sama berlaku jika mereka sering diejek – terutama jika mereka belum bisa membedakan antara penindasan dan ejekan lucu yang terkadang digunakan teman saat bercanda.

Dan dalam beberapa kasus, bahkan kritik yang paling membangun pun dapat membuat anak-anak berbicara buruk tentang diri mereka sendiri. Anak-anak mungkin akan bereaksi berlebihan terhadap jenis kritikan membangun ini. Misalnya saja, saat mereka berjuang dengan suatu keterampilan dan belum berhasil — di waktu bersamaan mendapatkan kritik bahwa itu karena kurang berusaha dengan keras.  

Bagaimana Menanggapi Negative Self-Talk dari Anak?

Ketika negative self-talk keluar dari mulut anak Anda, beberapa ide berikut ini bisa diterapkan untuk menanggapinya

1. Tempatkan Diri di Posisi Anak 

Tempatkan diri Anda pada posisi mereka dan cobalah untuk memahami apa yang mungkin mereka rasakan. Misalnya saat anak kesulitan dengan tugas menulis, katakan :

“Tugas menulis itu cukup menantang, ya?” atau “Wow, sepertinya Anda merasa frustasi!” . Jika Anda tidak tahu harus berkata apa, coba jawab Negative Self-Talk anak dengan cara sederhana seperti, “Butuh pelukan?”

2. Lakukan Diskusi Bersama 

Beberapa anak kesulitan mengungkapkan masalahnya secara verbal. Melakukan diskusi bersama bsia membantu anak mengatasi negative self-talk.Misalnya, tanyakan pada anak “Ayah penasaran, mengapa tugas ini membuatmu kesulitan hari ini.” atau “Apakah semua ini tugas menulis atau ada tugas lain yang membuatmu kesulitan?”

3. Ajarkan Frasa Baru 

Setelah Anda berdiskusi dengan anak, coba ajarkan beberapa frasa baru pada anak. Alih-alih berkata “Menulis itu sulit dan Saya anak bodoh”, ajarkan pada anak, ” Saya sedang bekerja keras untuk menulis “atau” Membuat kesalahan adalah bagian dari belajar. ” Atau bahkan, “Bu, saya sangat frustasi dengan tugas ini.”

4. Pecahkan Masalah Bersama 

Tahan keinginan untuk menyarankan solusi atas masalah atau mengarahkan mereka ke jawaban yang tampaknya tepat untuk Anda. Akan lebih baik untuk bekerja  sebagai sebuah tim. 

5. Buat percakapan Anda Singkat, Jangan Menangani Semuanya Sekaligus.

Setiap orang tua ingin membantu anak memecahkan semua masalah yang dihadapi, namun biasakan untuk jangan menangani semuanya sekaligus. Sebaiknya, ajarkan anak mengatasi negative self-talk secara bertahap. 

cara menanggapi negative self-talk anak

Apa Lagi yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Ciptakan lingkungan yang mendukung, mendorong dan mengajarkan toleransi frustasi menggunakan beberapa tips berikut ini:

Berikan Pilihan: 

Biarkan anak Anda memiliki pilihan, memilih pakaian, makanan, atau tempat untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Berikan feedback positif untuk pilihan yang baik dan perhatikan kritik Anda! Jika Anda memberi mereka pilihan, simpan opini negatif untuk diri Anda sendiri.

Rangkullah Ketidaksempurnaan: 

Setiap orang membuat kesalahan – bahkan Anda. Berlatihlah menggunakan tanggapan yang ringan untuk kesalahan, “Ups! Susunya tumpah! Mari kita bersihkan!” Contohkan cara-cara yang sehat untuk menangani frustasi, meminta maaf setelah berteriak, atau mengakui peran Anda dalam kesalahpahaman.

Fokus pada yang Baik: 

Daripada memilih-milih atau terus-menerus berfokus pada hal-hal yang perlu diubah, diperbaiki atau dibersihkan, belajarlah untuk melepaskan. Membangun atau memperbaiki hubungan mungkin lebih penting daripada kamar tidur yang rapi. Usahakan untuk memberikan 5 pernyataan positif untuk setiap 1 pernyataan negatif.

Mendorong Kemandirian: 

Anak-anak membutuhkan orang tua untuk membantu mereka membuat keputusan yang baik atau tetap fokus. Tetapi terkadang arahan yang konstan mengirimkan pesan: “Kamu tidak dapat melakukannya sendiri.” 

Untuk menghindari hal ini, biasakan bertukar pikiran atau memecahkan masalah bersama anak. Tanyakan pendapat anak Anda atau minta dia menawarkan solusi.

Nilai Ketekunan: 

Fokus pada langkah-langkah kecil yang mengarah pada kesuksesan, mengatasi rintangan, atau mendekati tujuan. Frasa seperti, “Kamu bekerja sangat keras untuk itu …” atau “Itu butuh banyak usaha!” adalah kalimat yang penting diutarakan pada anak untuk membentuk positive self-talk. Bantu anak Anda melihat manfaat dalam proses daripada hadiah di akhir.

Ajarkan Keterampilan Mengatasi: 

Ajarkan anak Anda berbagai keterampilan mengatasi masalah, menenangkan perasaan, melatih pernapasan dalam, dan menciptakan mantra yang positif serta membantu. Praktikkan keterampilan ini sesering mungkin agar anak Anda siap dan tahu bagaimana menangani situasi yang membuat frustasi dan pikiran yang mengecilkan hati.

Cari Dukungan: 

Jika Anda telah bekerja dengan anak Anda untuk sementara waktu dan masih mendengar mereka berjuang dengan self-talk negatif, atau jika mereka mengancam untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan dari penyedia kesehatan mental setempat.

Negative Self-Talk bisa dialami oleh semua orang termasuk anak-anak. Beberapa langkah di atas bisa Anda lakukan untuk menanggapi  Negative Self-Talk anak dan sedikit demi sedikit mengubahnya menjadi Positif Self-Talk.

Baca Juga:

  1. Hentikan 4 Jenis “Self-Talk” Ini untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
  2.  Anak Anda Bicara Sendiri? Jangan Takut, Ini Penjelasannya!
Bagaimana Menurut Anda?
+1
2
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket