Pandemi Membuat Keterampilan Sosial Anak Menurun?

Balita dan anak-anak usia sekolah memiliki screen time yang terbatas, hanya sekitar 60 menit setiap harinya, dan ini berdasarkan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 

Namun, kita tahu bahwa pandemi adalah sebuah dilema. Sekolah virtual, kelas-kelas yang berlangsung secara online telah membuat aturan screen time anak berubah drastis. Kini, ancaman baru pun muncul, yaitu hilangnya keterampilan sosial anak. 

Tidak lagi bersosialisasi dengan sesama anak-anak, melewatkan masa-masa bermain di luar ruangan dan lebih banyak mengobrol lewat chat di sosial media , kondisi ini tentu membuat kemampuan sosial emosional anak mengalami tantangan. 

Bagaimana mengatasi masalah ini ? 

1. Berlatih Memperhatikan Orang Lain

Salah satu keterampilan sosial yang penting adalah kemampuan memperhatikan orang lain saat Anda berinteraksi dengan mereka. Sebuah studi jangka panjang yang dilansir dari science direct (2019) terhadap lebih dari 300 remaja, menemukan fakta bahwa terlalu banyak waktu di depan layar membuat seseorang fokus pada kebutuhan mereka sendiri, bukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Penelitian lain menunjukkan bahwa perilaku egois ini cenderung menimbulkan lebih banyak masalah sosial dengan teman.

Kabar baiknya, aktivitas rutin sehari-hari selain teknologi dapat membantu anak-anak fokus dan memperhatikan orang lain. Misalnya, ketika keluarga melakukan sesuatu bersama-sama, seperti memasak makanan dan berkebun, atau membaca cerita bersama, hal ini dapat membantu anak-anak mempertahankan keterampilan sosial dalam memperhatikan orang lain. 

Sebuah penelitian besar menemukan bahwa baik orang dewasa maupun anak-anak yang terlibat dalam kegiatan semacam ini merasa lebih baik tentang hubungan mereka. Anak-anak merasa lebih mudah untuk fokus pada teman mereka ketika mereka bermain bersama secara langsung – sesuatu yang lebih sulit dilakukan saat masa pandemi. Dan ketika anak-anak bermain di luar ruangan, atau bahkan hanya menghabiskan waktu di luar ruangan, mereka menjadi lebih bisa memperhatikan teman-temannya dan, kemudian, fokus pada tugas sekolah. Selain itu, yoga dan latihan relaksasi lainnya, seperti senam pernapasan, dapat membantu anak melatih fokus.

  1. Menjaga Persahabatan

Orang tua dari anak-anak yang tinggal di rumah mungkin perlu mencari cara-cara kreatif untuk menjaga persahabatan sekolah agar tetap berjalan. Aplikasi seperti Skype, Zoom, dan FaceTime dapat berguna. Anda bisa mengingatkan anak Anda untuk menulis pesan yang lebih panjang, kepada teman-teman dekat mereka karena hal itu dapat membantu menjaga hubungan tersebut tetap kuat.

Meski harus bersosialisasi jauh, jangan lupa bahwa anak-anak dari segala usia juga bisa berhubungan dengan orang lain di luar ruangan, yang lebih aman daripada berkumpul bersama di dalam ruangan. Atur kunjungan luar ruangan, pastikan setiap anak menjaga jarak aman (physical distancing) dan memakai masker serta menjalankan protokol kesehatan. 

meningkatkan keterampilan sosial anak saat pembelajaran online

3. Menjalin Percakapan 

Interaksi tatap muka di sekolah membantu anak-anak belajar membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, memberi-dan-menerima percakapan dan bagaimana mengubah atau memulai topik percakapan.

Orang tua dapat mengadakan pertemuan informal secara teratur dengan teman, tetangga dekat atau anggota keluarga lain yang tidak tinggal dalam satu rumah sebagai salah satu cara untuk anak-anak belajar bagaimana bertemu dan menyapa orang. 

Jika ini tidak memungkinkan, dan meskipun tidak ada pengganti yang sempurna secara online, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk merawat keterampilan sosial anak dalam masa pandemi ini. Salah satu contohnya adalah permainan tebak emosi, dengan menunjukkan gambar mata atau bagian mulut seseorang, lalu minta anak untuk menebak emosi yang ditunjukkan.

Family time berpotensi memberi kontribusi terbesar pada keterampilan percakapan dan sosial anak. Merencanakan makan malam bersama, tanpa gangguan gadget, tv atau ponsel karena anak-anak yang makan malam bersama keluarga cenderung membentuk hubungan yang lebih kuat dengan teman sebayanya, yang ditandai dengan berkurangnya pertengkaran dan bullying.

Menulis surat dengan tangan, alih-alih mengandalkan perangkat elektronik untuk komunikasi tertulis, juga dapat membantu. Orang tua dapat meminta anak menulis surat untuk teman, guru atau anggota keluarga lain yang berbeda kota. Bertukar surat dengan orang membangun keterampilan percakapan.

4. Lakukan Aktivitas Kreatif

Beberapa ide kegiatan yang dapat Anda lakukan bersama-sama meliputi: peregangan, yoga, lompat tali, menari, menggambar, merajut, menjahit, melukis, membangun (misalnya, membangun rumah dari pasir/building block), menyanyi, menulis lagu, menulis puisi , memanggang, memasak, dll.

Dalam beberapa kasus, Anda dan anak mungkin dapat mengerjakan sesuatu atau melakukan sesuatu di luar “bersama” secara virtual. Aktivitas ini akan terasa luar biasa karena alam adalah obat alami lainnya untuk stres dan kecemasan.

Meskipun ada kekhawatiran baru setelah munculnya aktivitas virtual, yakni kurangnya kemampuan sosial anak — sebagai orang tua kita perlu lebih kreatif. Kreatif dalam mendukung aktivitas virtual anak, sekaligus tidak melupakan pentingnya kemampuan sosial yang perlu dibangun sejak dini.

Baca Juga:

  1.  Mengapa Anak Mudah Bosan?
  2.  Biarkan Anak-Anak Bosan!
Bagaimana Menurut Anda?
+1
2
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket