Perkembangan Anak Bisa Gagal Akibat TOXIC STRESS

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mengalami stres. Sayangnya, lingkungan tempat tumbuh kembang anak yang toxic bisa saja membuat anak mengalami stres. Misalnya, karena hubungan kedua orang tua yang tak pernah akur, atau masalah keluarga lainnya. 

Pertanyaannya kemudian, bagaimana respon tubuh anak, saat mengalami Stres?

Pada dasarnya, saat seseorang terancam, maka tubuh akan merespon dengan meningkatkan detak jantung, tekanan darah dan hormon stres seperti hormon kortisol. Saat sistem respon stres anak aktif dan anak berada di lingkungan sehat, lengkap dengan dukungan orang dewasa, maka anak akan mengembangkan sistem respon stres yang sehat pula. Namun, jika respon stres anak aktif secara ekstrim, bertahan cukup lama, disertai dengan dukungan lingkungan yang kurang sehat, maka akan berakibat pada sistem otak yang melemah. Sehingga akan berpengaruh pada proses pembelajaran, perilaku dan kesehatan anak.     

Maka dari itu penting bagi orang tua untuk memahami 3 bentuk respon pada tingkatan stres anak, yaitu:

1. Positive Stress

Respon stres yang positif adalah bagian normal dan esensial dari perkembangan yang sehat. Respon ini ditandai dengan peningkatan detak jantung yang singkat dengan sedikit peningkatan hormon stres. Beberapa situasi yang mungkin memicu respon stres positif adalah hari pertama dengan pengasuh baru atau menerima imunisasi (suntik)

2. Tolerable Stress

Merupakan respon stres yang dapat ditoleransi. Ditandai dengan aktifnya sistem kewaspadaan tubuh ke tingkat yang lebih tinggi sebagai akibat dari kesulitan yang sedang dirasakan dengan jangka waktu yang bertahan lama. 

Situasi yang mungkin menyebabkan tolerable stress muncul misalnya kehilangan orang yang dicintai, bencana alam atau cedera yang menakutkan.  

Jika aktivasi respon stres ini diimbangi oleh hubungan dengan orang dewasa yang membantu anak beradaptasi, maka otak dan organ lain akan pulih dari efek yang mungkin merusak.

3. Toxic Stress

Respon toxic stress dapat terjadi saat  seorang anak mengalami kesulitan yang kuat, sering, dan / atau berkepanjangan — seperti penelantaran kronis, pelecehan fisik atau emosional, penyalahgunaan zat atau penyakit mental pada pengasuh, paparan kekerasan, dan / atau akumulasi beban dari kesulitan ekonomi keluarga. 

Tanpa dukungan orang dewasa yang memadai, aktivasi yang berkepanjangan dari sistem respons stres ini dapat mengganggu perkembangan arsitektur otak dan sistem organ lainnya, serta meningkatkan risiko penyakit terkait stres dan gangguan kognitif, hingga usia dewasa.

Apakah Semua Stres Merusak?

Tidak

Memang, aktivasi yang berkepanjangan dari sistem respons stress tubuh dapat merusak, tetapi beberapa stres adalah bagian normal dari kehidupan. Mempelajari cara mengatasi stres adalah bagian penting dari perkembangan. 

Hal yang terpenting yaitu anak tumbuh di dalam lingkungan yang sehat dan hubungan yang saling mendukung. Adanya kepedulian, hubungan yang stabil dengan orang dewasa, terutama selama periode sensitif perkembangan awal, sangat penting bagi anak-anak.

Apa yang Menyebabkan Stres Menjadi beracun / Toxic?

Istilah positive stress, tolerable stress, dan toxic stress mengacu pada efek sistem respon stres pada tubuh, bukan pada peristiwa stres itu sendiri. Sebab, kompleksitas sistem respons stres (ketiga tingkat tersebut) tidak dapat diukur secara klinis — mereka hanyalah cara untuk mengkategorikan tingkat keparahan respons terhadap kondisi stres. 

Sejauh mana peristiwa stres memiliki efek samping yang bertahan lama ditentukan sebagian oleh respons biologis individu (dimediasi oleh kecenderungan genetik dan ketersediaan hubungan pendukung yang memunculkan respon stres), dan sebagian oleh durasi, intensitas, waktu, dan konteks pengalaman stres.

Sehingga, pendapat bahwa stres itu terjadi bukan karena peristiwa yang dialami, namun lebih karena cara seseorang memandang peristiwa tersebut, rasanya benar adanya. 

Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Mencegah Kegagalan Perkembangan Akibat Respons Toxic Stress ?

Pencegahan yang paling efektif adalah dengan mengurangi paparan anak-anak terhadap kondisi yang sangat stres. Seperti pencegahan dari penganiayaan berulang, penelantaran kronis, penyakit mental pengasuh atau penyalahgunaan zat, dan / atau kekerasan hingga konflik berulang. Penelitian menunjukkan bahwa, bahkan dalam kondisi stres, hubungan yang mendukung dan responsif dengan orang dewasa yang peduli sedini mungkin dapat mencegah atau membalikkan efek merusak dari respons stres beracun.

Nah, bagaimana jika toxic stress terjadi pada kita sebagai orang tua? Mari kita belajar bersama dalam menghadapinya melalui kelas online berikut ini. Klik poster di bawah ini untuk pendaftaran.


Baca Juga:

  1. Jangan Lawan Stres!
  2. Stres dan Gangguan Kecemasan Mengintai Anak!
  3. Remaja Stres? Pahami Sumber Stresnya Yuk!
Bagaimana Menurut Anda?
+1
2
+1
4
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket