Pola Asuh yang Salah Bisa Membuat Anak Menjadi Egois

02 September 2021

Ketika masih balita, anak-anak memang belum mampu menyadari keberadaan orang lain. Baginya, dunia terpusat hanya pada dirinya. Mereka belum bisa memahami isi hati orang lain. Tiga tahun pertama kehidupannya, satu-satunya yang anak pikirkan adalah tentang dirinya sendiri.

Seiring bertambahnya usia anak, mereka mulai berproses untuk memahami sekelilingnya. Mereka juga belajar memahami orang lain. Mulai mau meminjamkan mainannya, dan lain sebagainya. Ada bukti dari penelitian bahwa balita juga sangat mampu menunjukkan altruisme (sikap tanpa pamrih) sejak usia diri. 

Dr. Felix Warneken dari University of Michigan yang memiliki pengalaman hampir dua dekade mempelajari pola perilaku balita dan bayi , Dr. Warneken telah mengamati bahwa balita siap dan bersedia membantu tanpa janji imbalan atau hadiah. Anak-anak usia dini ingin melakukan apa yang orang dewasa lakukan. Mereka ingin terlibat dan ingin membantu. 

Cobalah melipat cucian di depan anak berusia dua tahun, dan mereka akan dengan senang hati ikut melipatnya. Jika Anda jatuh di depan anak balita, kemungkinan besar mereka akan menghampiri dan menanyakan keadaan Anda.

Agar anak tidak tumbuh menjadi anak yang egois, mereka butuh dukungan dari lingkungannya. Orang tua sebagai lingkungan terdekat perlu memberikan contoh dan penting untuk menempatkan anak sebagai bagian dari masyarakat. Dengan begitu, mereka akan belajar untuk tidak selalu mementingkan diri sendiri.

Sebagai orangtua, kita tentu ingin yang terbaik bagi anak-anak. Namun, alih-alih ingin memberikan yang terbaik, beberapa orang tua justru kesulitan untuk membedakan mana yang benar-benar baik untuk anak dan mana yang tidak. Saat mengasuh anak, ada kalanya kita tidak menaati aturan sosial dengan dalih “demi anak”.

Perilaku seperti inilah yang akan membuat anak tumbuh menjadi anak egois. Melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginan anak meski mengganggu ketertiban umum sering kali dilakukan oleh banyak orangtua. Apa saja bentuknya?

Berikut ini contoh pola asuh yang bisa membuat anak menjadi egois.

1. Melanggar Aturan atau Ketertiban Umum

Dalam bermasyarakat, ada aturan yang dibuat supaya masyarakat bisa berhubungan dengan baik dan harmonis. Anak harus belajar tentang ketertiban umum sejak dini. Darimana mereka belajar? Tentu dari orangtua mereka.

Orangtua tidak boleh membenarkan anak mereka yang membuat gaduh di dalam bioskop atau ketika mereka bertamu ke rumah orang lain dengan alasan mereka adalah anak-anak. Kalimat pembelaan seperti, “Maklumlah, masih anak-anak” hanya akan membuat anak tidak menyadari kesalahannya.

Pada situasi seperti ini, publik mungkin sudah paham. Akan tetapi, membela anak dengan dalih ini sungguh tidak bermanfaat apa pun. Justru, anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

 

2. Membela Anak Habis-Habisan

Di mata kita, anak-anak kita bisa menjelma sebagai seseorang yang sempurna. Dialah harta paling berharga bagi kita. Senakal apa pun mereka, jika ada orang lain yang memarahinya, seringkali orangtua tidak akan terima.

Padahal, bila dalam posisi anak yang memang bersalah, dan ada orang lain yang marah padanya, daripada membela anak, orangtua seharusnya bisa memberi contoh dengan meminta maaf. Dengan begitu anak akan paham bahwa tindakannya merugikan orang lain. Ia juga akan paham bahwa ada situasi dimana ia bisa melakukan hal yang menganggu.

Selalu membela anak akan membuat mereka tidak punya kesempatan untuk mempelajari aturan atau norma sosial. Ingat, anak-anak belajar pertama kali dari orangtua mereka.

pola asuh

3. Berdalih “Demi Kebaikan Anak”

Siang itu, suasana sedang panas-panasnya di sebuah tempat wisata. Pedagang kaki lima sibuk dikerubuti pembeli yang kepanasan dan kelaparan. Saya menjadi salah satu yang ikut dalam antrean panjang tersebut.

Tiba-tiba, datang seorang ibu langsung ke depan gerobak, meminta didahulukan karena anaknya menangis. Sang penjual pun merasa jengkel, tetapi tidak bisa menolak karena sang ibu terus mendesak. Sekilas saya melirik anaknya. Dia baik-baik saja dan sedang bermain dengan mainannya.

Saya berpikir sejenak. Sepertinya, orangtua kerap salah paham dengan “Demi kebaikan anak”. Alih-alih ingin melakukan yang terbaik untuk anak hari ini, mereka lupa efek jangka panjangnya. Apa yang baik hari ini tidak selalu baik untuk masa depannya.

Supaya anak tidak terlambat sekolah, orangtua memakaian sepatu anak. Supaya anak tidak dimarahi gurunya, orangtua yang turun tangan mengerjakan PR-nya. Supaya anak tidak rewel,orangtua memberi mereka gadget.

Baca Juga:
  1. Usia Ideal Anak Masuk TK
  2. Perlukan Orangtua Membatasi Pertemanan Anak?
  3. Tips Menghadapi Remaja yang Konsumtif

Cara Membesarkan yang punya sikap tanpa Pamrih/Altruistik

Bagaimana jika anak saya terlanjur mengembangkan sikap egois? Langkah pertama untuk mengubah perilaku egois anak adalah dengan menyadari bahwa perilaku tersebut merupakan masalah besar, dan bukan fase sementara. Untuk memperbaiki perilaku egois anak Anda, inilah yang dapat Anda lakukan.

1.Telurusi ke Akar

Mulailah dengan memahami inti masalahnya, cari tahu alasan keegoisan anak Anda. Apakah ini sesuatu yang baru? Apakah dia berkelahi dengan saudara-saudaranya? Apakah aturan yang kita buat terlalu lemah? Apakah ada masalah di sekolah? Sebelum mencemaskan konsekuensinya, pertama-tama, buatlah daftar dan lihat apa yang berubah pada anak Anda akhir-akhir ini, yang mungkin berkontribusi pada perilaku egoisnya.

2. Praktikkan Aturan & Batasan Tanpa Toleransi

Untuk memperbaiki perilaku anak Anda, beri tahu dia bahwa perilaku tersebut tidak akan ditoleransi. Anda harus konsisten dan tegas karena ini mungkin sulit jika anak terbiasa dengan setiap keinginan yang harus dipenuhi. Tetapkan aturan dan batasan. Tunjukkan ketidaksetujuan Anda jika anak Anda bertindak egois. Pastikan Anda memberi tahu dia mengapa keegoisan itu salah dan buat dia sadar akan konsekuensinya.

3. Ajarkan Empati

Anak-anak yang dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan merasakan penderitaan seseorang lebih cenderung murah hati dan tidak egois. Jadi ajari anak Anda empati dengan menunjukkan emosi orang lain. Tunjukkan tingkah laku dan ekspresi wajah orang-orang di sekitarnya untuk membantunya memahami perbedaan antara senang dan sedih. Anda juga dapat bermain peran untuk membantu anak Anda membayangkan bagaimana perasaannya dalam situasi tertentu. Tanyakan padanya, ‘bagaimana perasaanmu jika dalam situasi yang sama?’ Ini akan membantu membangun empati dalam dirinya.

4. Tunjukkan Contohnya

Cara terbaik untuk memperbaiki keegoisan adalah dengan menunjukkan sebaliknya. Akan ada saatnya anak Anda juga melakukan perbuatan tanpa pamrih; ketika Anda memperhatikan tindakannya yang tidak egois atau murah hati, pujilah dia.

Pastikan untuk menjelaskan tindakannya kepadanya dan tunjukkan mengapa itu benar dan mengapa itu membuat orang lain bahagia. Jika Anda melakukannya, kemungkinan besar anak Anda akan mengulangi perbuatan tersebut lebih sering.

5. Tunjukkan Respon Positif

Anda juga dapat memberi pujian  atau reward kepada anak Anda setiap kali dia melakukan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri. Puji dia untuk itu dan beri tahu dia mengapa tindakannya adalah hal yang penuh perhatian. Ini akan berfungsi sebagai dukungan positif dan mendorongnya untuk mengulang perbuatan yang sama.

Menjadi orangtua yang sungguh-sungguh memikirkan kebaikan anak bukan berarti menuruti segala kemauannya agar anak terus aman dan nyaman. Anak harus diajari bertanggung jawab dan disiplin. Terkadang, kita juga harus sedikit “tega” kepada anak.

Ada semacam fenomena di masyarakat tentang makin sedikit anak-anak yang peduli dengan ketertiban umum. Mereka tumbuh menjadi remaja yang egois dan berlaku tanpa aturan. Jika bukan kita, orangtua, yang sekarang mengajarkan anak untuk peduli dengan sopan santun dan tata tertib di masyarakat , maka jangan mengeluh bila kekacauan dan sikap seenaknya sendiri kita alami di masa depan.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
5
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket