Tidak ada satupun orang yang menyukai si tukang pamer. Apalagi jika hampir setiap kali bertemu ia sering sekali pamer kehidupan pribadi, dari mulai jalan-jalan ke luar negeri hingga membeli tas branded mahal. Entah apa tujuannya, tapi tentu saja sikap teman yang seperti ini sering membuat kita tidak nyaman.
Tentu saja Anda bahkan semua orang di luar sana yang memiliki teman seperti ini sudah berusaha menghentikan hobi pamernya ini. Mulai dari pura-pura tidak mendengarkan, mengalihkan pandangan, hingga menguap berkali-kali agar cerita pamernya bisa segera dihentikan.
Tapi, tentu saja semua ini tidak berhasil. Si tukang pamer tetap saja bercerita banyak hal dan seolah-olah tidak peduli dengan sikap yang kita tunjukkan padanya. Ya, tentu saja ia tidak peduli karena semua orang yang suka sekali pamer tidak memiliki perasaan yang peka. Kalau saja ia memiliki perasaan yang peka dan sensitif, tentu saja ia tidak sampai hati memamerkan semua hal dalam kehidupannya.
Lalu, bagaimana dengan seseorang yang tidak bermaksud pamer tapi hanya ingin berbagi cerita pada Anda?
Sikap suka pamer dan keinginan berbagi cerita pada orang lain memang nampak sama tapi sebenarnya berbeda. Seseorang yang berusaha pamer akan terus menerus mendominasi percakapan. Sedangkan seseorang yang hanya berusaha berbagi cerita tidak akan mendominasi percakapan. Sikap ingin berbagi cerita dengan orang lain membuat hubungan seseorang menjadi lebih dekat dan akrab. Pasalnya, dengan berbagi cerita, kita bisa belajar banyak hal dari orang tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan sikap seseorang yang sengaja ingin pamer.
Bagaimana Menghadapi Si Tukang Pamer?
- Buat Si Tukang Pamer Tahu Siapa Anda
Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi si tukang pamer adalah dengan menjelaskan padanya siapa diri Anda sebenarnya. Jelaskan padanya bahwa Anda bukanlah tipe orang yang mengagumi keberuntungan orang lain, atau mengagumi betapa hebat, kaya atau kerennya orang lain. Terlebih pada orang yang suka bercerita tentang pencapaian dalam hidupnya. Dengan begitu, si tukang pamer akan merasa canggung untuk meneruskan ceritanya yang berlebihan.
- Jangan Mau Kalah, Tanggapi Juga dengan Pamer
Alih-alih merasa tertekan atau merasa terpojok karena tidak memiliki kesuksesan seperti si tukang pamer, Anda bisa juga memamerkan apa yang Anda miliki. Pasalnya, si tukang pamer juga sama seperti kebanyakan orang, yaitu sangat benci mendengar orang lain pamer.
Jadi, silahkan sesumbar sedikit tentang pencapaian Anda selama ini. Kemudian berpura-puralah bahwa Anda tidak sengaja pamer padanya. Katakan pada si tukang pamer “Oh, maaf sepertinya saya kelepasan pamer dan sombong di depan orang lain. Sebaiknya kita tidak perlu pamer kepada orang lain, karena pasti mereka merasa nggak enak,deh.”. Inilah cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi orang yang suka pamer.
- Ceritakan Tentang Orang Lain yang Pamer
Di saat yang bersamaan dengan cerita si tukang pamer, Anda bisa juga menceritakan orang lain yang memiliki sikap yang sama seperti si tukang pamer. Misalnya dengan mengatakan “Tau gak sih si A itu suka sekali sombong habis beli barang branded baru. Padahal kalau nggak karena kesombongannya aku suka sekali berteman dengan dia.”.
Tanyakan juga pada si tukang pamer a[a yang ia rasakan pada si A tersebut. Apakah Ia merasakan hal yang sama seperti yang Anda rasakan? Jika benar demikian maka kemungkinan besar si tukang pamer tersebut akan menghentikan sikap pamernya pada Anda. Cara ini juga bisa Anda gunakan untuk menghadapi orang pamer loh!
- Katakan yang Sejujurnya
Cara lain yang bisa Anda gunakan untuk menghadapi orang yang suka pamer adalah dengan mengatakan perasaan Anda yang sejujurnya. Katakan bahwa Anda cukup terganggu dengan semua cerita-ceritanya. Misalnya jika ia selalu cerita pergi ke luar negeri bersama suami atau istri, sedangkan Anda baru saja bercerai dan mengalami kesulitan ekonomi.
Sebaiknya katakan padanya untuk tidak bercerita sesuatu hal yang membuat Anda semakin tak nyaman. Khususnya hal yang berkaitan dengan pasangan dan hal yang berkaitan dengan ekonomi pribadi.
Cara yang satu ini mungkin terkesan sedikit to the point. Namun hal ini masih lebih baik dilakukan daripada Anda terus menerus tertekan dengan semua cerita pamernya.
- “Unfriend” Si Tukang Pamer Segera
Jika semua cara di atas sudah pernah Anda lakukan namun, si tukang pamer masih saja terus menerus menekan Anda dengan sikapnya, maka segera tinggalkan ia. Meskipun, ia adalah teman dekat Anda sejak dahulu, namun jika sikapnya ini justru membuat Anda terus berpikiran negatif dan merasa tertekan, bukankah hal ini tidak baik bagi diri sendiri? Bukankah lebih baik kehilangan satu teman, daripada berteman terus menerus dengan toxic friend?
Banyak sekali sikap orang-orang di sekitar kita. Ada yang memiliki sikap penakut, provokatif, hingga orang-orang yang suka sekali pamer. Nah, alih-alih terus menerus merasa tertekan sebaiknya segera lakukan langkah taktis. Beberapa cara di atas bisa Anda gunakan untuk menghadapi si tukang pamer dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
- Toxic Friendship: Karena Tak Semua Persahabatan Bagai Kepompong
- Reuni: Sekedar Kumpul Atau Ajang Pamer?
- Ibu-Ibu Kerap Iri dan Cemburu, Masa Sih? Ini Faktanya!
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini