Persiapan Untuk Menikah Lagi

01 Oktober 2018

Menikah bukan perkara yang mudah dilakukan. Banyak hal yang harus dipersiapkan menjelang pernikahan. Misalnya, baju pengantin, gedung resepsi, catering dll. Persiapan yang lebih penting adalah mental. Ya, bagi seseorang yang menikah, haruslah mempersiapkan mental. Mental menjadi seorang istri atau suami.

Lalu bagaimana bagi Anda yang akan menikah untuk kedua kalinya? Apakah serumit pernikahan pertama?

Banyak orang yang menganggap pernikahan kedua justru lebih mudah daripada pernikahan pertama. Mungkin Anda berpikir, pengalaman pada pernikahan pertama sudah cukup digunakan untuk mempersiapkan pernikahan kedua. Padahal, justru disinilah letak rumitnya.

Pernahkah berpikir bagaimana menjelaskan kepada anak? Bagaimana bekerja sama dengan calon pasangan Anda terkait pola asuh anak? Apakah calon pasangan Anda bisa sedekat Ibu atau Ayah kandung mereka? Belum lagi mengatur hubungan antara mantan suami /istri anda dengan anak dan pasangan baru anda. Pertanyaan-pertanyaan ini seharusnya mulai Anda pikirkan sebelum melangsungkan pernikahan kedua.

Untuk mengurangi kebingungan, simak beberapa langkah persiapan menjelang pernikahan kedua berikut ini.

Menunggu

Apapun alasannya, pernikahan kedua akan berpotensi membuat “drama” dalam kehidupan Anda. Mungkin Anda masih teringat hubungan pasangan Anda terdahulu. Sebaiknya tunggulah sekitar 2 atau 3 tahun setelah kematian atau perceraian dengan pasangan terdahulu, sampai Anda benar-benar siap menjalin hubungan baru. Hal ini berarti Anda mulai bisa melupakan rasa duka atau sakit akibat pernikahan pertama.

Psikolog Anna Surti Ariani, juga menjelaskan hal yang sama. Menurutnya sebelum melangsungkan pernikahan kedua, seseorang harus siap memaafkan berbagai trauma akibat pernikahan pertama.

Proses menunggu ini juga penting bagi Anda yang sudah memiliki anak. Dengan menunggu selama 2-3 tahun, mental anak akan lebih stabil. Sehingga mereka lebih bisa menerima kedatangan sosok baru dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain sosok yang nanti menempati posisi sebagai Ibu/Ayah.

Kenali Lebih Dekat Pasangan Anda

Sama seperti pernikahan pertama. Pada pernikahan kedua ini, Anda juga harus kenal lebih dekat dengan calon pasangan. Hal ini mencakup emosi pasangan. Saat dia senang, saat sedih, saat marah. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda sudah siap menerimanya?

Bagi Anda yang sudah memiliki anak. Tanyakan juga pada calon pasangan kesiapannya menerima anak hasil pernikahan pertama Anda. Sebaiknya, ceritakan juga tentang sikap anak selama ini kepada calon pasangan. Hal ini agar pasangan tidak merasa kaget setelah menikah nanti.

Diskusilah dengan Orang tua

Walaupun ini adalah pernikahan kedua. Anda tetap harus mendiskusikan keinginan untuk menikah lagi. Tanyakan baik-baik kepada orangtua pendapat mereka tentang calon pasangan. Tanyakan juga baik buruknya pernikahan kedua ini.

Bagi anda yang sudah memiliki anak. Diskusikan tentang pola asuh yang akan anda terapkan pada anak. Hal ini mencakup siapa sajakah yang bertanggung jawab mengasuh anak? Anda sendiri atau bersama mantan pasangan anda?

Hal ini perlu benar-benar dilakukan agar tidak terjadi salah paham dengan orangtua terkait pola asuh anak. Saat anda bercerai, orangtua anda sedikit banyak pasti mengkhawatirkan juga perkembangan cucunya. Anda mungkin akan menjalani peran tunggal dalam mengasuh anak, karena tidak adanya ibu atau ayah kandung anak.

Berdiskusi dengan orang tua bisa membantu anda dalam memutuskan baik dan buruknya. Terkait pola asuh terhadap anak. Berusahalah untuk jujur kepada orang tua tentang hal –hal yang membuat anda kesulitan. Misalnya, Anda masih kesulitan untuk menyuapi anak, memgantar sekolah dll. Orangtua bisa membantu anda dan memberikan saran.

Siapkan Pasangan Anda

Hal yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan mental pasangan baru anda. Apakah pasangan Anda sudah memiliki anak sebelumnya, ataukah sama sekali belum memiliki anak. Tentunya persiapan yang dilakukan akan berbeda. Bagi Anda dan pasangan yang sama-sama masih sendiri (tanpa memiliki anak) akan lebih mudah. Karena hanya membutuhkan pengertian dari kedua belah pihak. Namun, bagaimana dengan Anda yang sudah memiliki anak?

Oleh karena itu, siapkan pasangan anda termasuk tentang pola asuh anak. Jujurlah pada calon pasangan tentang aturan-aturan yang sedang anda terapkan pada anak. Diskusikan juga, apakah pasangan boleh memberikan hukuman pada anak. Termasuk peran-peran yang harus dilakukan pasangan sebagai calon orangtua baru.

Persiapkan Anak

Penting bagi anak untuk memberitahu tentang rencana pernikahan kedua Anda. Khususnya bagi anak yang sudah memasuki usia pra-remaja. Ketahuilah jika ada penolakan oleh anak dan apa penyebabnya. Izinkan anak menyampaikan keinginannya dan pendapatnya pada anda. Termasuk jika Ia memilih untuk tinggal dengan kakek dan nenek setelah pernikahan kedua Anda.

Persiapan dengan Mantan

Perlukan memberitahu mantan tentang pernikahan kedua Anda? Tentu saja perlu, karena hal ini bisa menyangkut anak-anak. Walaupun mantan sudah tidak memiliki hak atas anda. Namun, hal ini hanya agar tidak terjadi masalah terkait saling meneror atau hak asuh anak.

Persiapan dengan Keluarga Mantan

Selain persiapan dengan mantan, persiapan dengan keluarga mantan juga penting dilakukan. Anda bisa mencoba untuk mengenalkan calon pasangan ke keluarga mantan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah terkait hubungan anak dengan keluarga mantan. Misalnya hubungan anak dengan kakek dan nenek dari mantan pasangan.

Persiapkan Mental Anda

Anda belum tahu masalah apa yang akan terjadi sampai saat anda memutuskan untuk menikah kembali. Mungkin akan terjadi masalah dengan anak. Atau mungkin saja terjadi masalah baru antara anda dan pasangan. Oleh karena itu sangat penting untuk menyiapkan mental jauh hari.

Tanyakan pada diri anda sendiri siapkah menerima segala konsekuensi setelah pernikahan kedua? Jika Anda memang masih ragu maka pikirkan kembali untuk menikah. Beri waktu bagi diri sendiri lebih lama. Observasi kembali hal yang membuat anda merasa ragu dan temukan solusinya.

persiapan untuk menikah

Menikah lagi bukan perkara mudah. Perlu adanya persiapan jauh hari sebelum pernikahan berlangsung. Siapkan mental Anda, keluarga dan anak Anda. Beri diri Anda sedikit waktu lebih lama untuk berfikir jika segala sesuatu nya memang belum siap.

Baca Juga :

  1. Bercerai Saat Anak Usia Balita, Benarkah Lebih Mudah?
  2. Mengenal Pola Asuh Co-Parenting
Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket