Bagaimana anak Parents belajar di rumah? Apakah sambil mendengarkan musik, sambil mencatat sesuatu atau sambil melihat video tentang materi yang dipelajari?
Tentunya, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang lebih fokus belajar sambil mendengarkan musik, tapi ada juga anak yang baru bisa belajar jika sudah melihat materi pelajaran berupa video.
Nah, kira-kira kenapa ya tiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda?
Ternyata perbedaan cara belajar anak tak lepas dari tipe kecerdasan yang ia miliki loh, Parents! Howard Gardner, Ph.D seorang profesor dari Universitas Harvard meyakini bahwa setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda satu sama lain.
Dalam bukunya “Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences” (1983), Gardner mengatakan bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan berbeda, dan tidak menutup kemungkinan adanya kecerdasan ke 9 yang dikenal sebagai “Kecerdasan eksistensialis”
Lalu, bagaimana sih cara belajar yang perlu dilakukan anak berdasarkan 9 tipe kecerdasan menurut Gardner? Berikut rangkumannya untuk Parents!
- Belajar dengan Ritme – Si Cerdas Musikal
Kecerdasan tipe ini berkaitan dengan kepekaan terhadap suara, ritme, nada dan musik. Anak-anak dengan kecerdasan musikal biasanya memiliki kemampuan untuk bernyanyi, memainkan alat musik, bahkan menciptakan karya musik. Tak hanya itu, anak dengan kecerdasan musikal sangat peka terhadap ritme, nada, melodi atau timbre.
Cara belajar yang cukup mudah bagi anak dengan kecerdasan ini adalah dengan melibatkan puisi, lagu, kata-kata berirama. Anda juga bisa membantu anak belajar dengan memberikan iringan musik klasik saat belajar.
Anak-anak dengan kecerdasan musikal diprediksi memiliki karir yang berhubungan dengan dunia entertainment. Misalnya penyanyi, komposer, penyelaras instrumen musik, pemain sandiwara, penata rekaman atau pembuat alat musik.
- Belajar Melalui Visual – Si Cerdas Spasial
Nah, anak yang memiliki kecerdasan visual biasanya suka mengingat banyak hal yang berkaitan dengan gambar. Anak juga cenderung suka bermain dengan bentuk-bentuk, senang mencorat-coret, dan pandai menyelesaikan masalah, karena mampu memprediksi apa yang akan terjadi melalui pola kejadian.
Jika Anda memiliki anak dengan kecerdasan visual, maka bantu belajarnya dengan mind mapping, slide foto atau film. Ajak juga anak untuk membuat coretan untuk membantu proses belajarnya.
Kecerdasan visual-spasial merupakan jenis kecerdasan ganda. Kecerdasan ini kadang-kadang tidak muncul bersamaan, ada anak yang memiliki kecerdasan visual saja atau spasial saja.
Anak-anak dengan kecerdasan seperti ini bisa memiliki karir sebagai desainer, arsitek, seniman, animator, fotografer atau pilot.
- Belajar dengan Verbal – Si Cerdas Linguistik (Bahasa)
Anak-anak dengan kecerdasan verbal atau kecerdasan yang berhubungan dengan linguistik (bahasa) mampu mengekspresikan pikirannya dengan sangat baik. Anak bahkan mampu menuliskan pengalamannya dengan kreatif. Tak hanya itu, anak juga senang menceritakan imajinasinya.
Daya ingat anak dengan kecerdasan linguistik ini sangat kuat dan dapat menghafal hal-hal baru dengan mudah. Jika Anda memiliki anak dengan ciri-ciri tersebut maka bantu belajarnya dengan cara membuat rangkuman, membaca materi dan melakukan permainan kata.
Nah, anak-anak dengan kecerdasan linguistik, biasanya akan memiliki karir sebagai jurnalis, editor, penulis, guru, penerjemah, pengacara, public relations, reporter, atau manager.
- Belajar dengan Eksperimen – Si Cerdas Matematika
Apakah anak Anda sering bertanya tentang sebab akibat, mampu menjelaskan sesuatu dengan logis, senang bereksperimen untuk membuktikan dugaannya, dan sangat menyukai permainan teka-teki? Jika iya, maka anak Anda memiliki kecerdasan logika – matematika yang tinggi.
Untuk itu, stimulasi belajar anak melalui eksperimen untuk menjawab dugaannya tentang sesuatu. Tak hanya itu, Anda juga bisa mengajak si kecil untuk berhitung atau memahami cara kerja perangkat – perangkat elektronik.
Anak-anak dengan kecerdasan logika – matematika sangat cocok untuk berkarir di bidang kesehatan seperti dokter, sebagai akuntan, analis, pengacara, ilmuwan atau peneliti, programer dan banker.
- Belajar melalui Gerakan – Si Cerdas Kinestetik
Anda memiliki anak yang tidak bisa diam? Senang sekali melompat, memanjat, bahkan berlari? Tak hanya itu, anak memiliki kontrol tubuh yang baik, gerakan reflek sempurna dan lebih mampu mengingat hal yang dilakukan daripada apa yang dikatakan. Sebaiknya jangan khawatir dulu Parents. Ini karena anak memiliki kecerdasan kinestetik.
Untuk itu, libatkan kegiatan fisik guna membantu kegiatan belajarnya. Misalnya dengan mempraktikkan langsung ilmu yang didapat, belajar di luar ruangan atau mendramatisasikan proses belajar.
Anak dengan kecerdasan kinestetik cocok untuk berkarir dalam dunia atlet, penari, aktor, ahli bedah, pembalap, perakit mesin, atau pekerja lapangan.
- Belajar melalui Diskusi – Si Cerdas Interpersonal
Anak yang memiliki kepekaan terhadap suasana hati, perasaan, motivasi dan temperamen adalah anak dengan tingkat kecerdasan interpersonal yang tinggi. Tak hanya itu, anak juga mampu berkomunikasi secara efektif dan berempati dengan mudah kepada orang lain. Inilah mengapa, anak lebih senang menikmati diskusi dan perdebatan.
Untuk itu, bantu belajar anak dengan cara berdiskusi tentang sesuatu, atau belajar kelompok bersama teman-teman. Ajak juga anak berkomunikasi secara interaktif untuk mengajarkan proses sebab-akibat sebuah kejadian. Jangan lupa untuk memberikan waktu pada si kecil agar bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.
Menurut Gardner, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi cocok berkarir sebagai politisi, guru, dosen, konselor, tenaga penjual dan pekerja sosial.
- Belajar dengan Mandiri – Si Cerdas Intrapersonal
Ada kecerdasan Interpersonal berarti juga ada kecerdasan Intrapersonal. Nah, anak yang memiliki kecerdasan Intrapersonal biasanya memiliki intuisi yang tinggi, memiliki percaya diri, mandiri, fokus, serta ingin tampil berbeda dengan orang lain.
Karena anak dengan kecerdasan Intrapersonal adalah anak yang mandiri, maka bantu anak belajar dengan memberi ruang untuk belajar mandiri. Beri juga anak target supaya proses belajarnya lebih terarah, ajak ia untuk membuat jurnal hidup untuk refleksi kekuatan serta kelemahan dirinya.
Karir yang cocok untuk anak dengan kecerdasan Intrapersonal adalah psikolog, trainer, penulis, Filsuf, Ilmuwan, Ahli Teori.
- Belajar dengan Mengeksplor Alam – Si Cerdas Naturalistik
Anak yang memiliki kecerdasan Naturalistik lebih selaras dengan alam dan sering tertarik dalam memelihara dan mengeksplorasi lingkungan. Anak dengan kecerdasan tipe ini juga tertarik dengan subjek seperti botani, biologi dan zoologi. Ciri lainnya adalah anak senang berkebun, berkemah, menjelajah alam bebas.
Cara mudah untuk membantu anak belajar adalah dengan bermain di luar ruangan dan izinkan anak memelihara hewan. Menurut Gardner, anak dengan kecerdasan naturalistik cocok berkarir sebagai ahli biologi, plantologis, peneliti hewan dan tumbuhan, dan petani.
- Belajar dengan menggabungkan muatan agama dan moral – Si Cerdas Eksistensial/Spritual
Kecerdasan eksistensial yang juga sering disebut sebagai kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk mengatasi pertanyaan mendalam tentang eksistensi manusia. Misalnya apa itu hidup? Mengapa kita mati? Bagaimana kita bisa sampai disini?
Seseorang dengan kecerdasan eksistensial memiliki kemampuan untuk menggunakan intuisi, pemikiran dan meta kognisi, yang digunakan dalam menjawab pertanyaan mendalam tentang manusia. Menurut Gardner, pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan eksistensial adalah pertanyaan yang melampaui batas persepsi. Salah satu orang yang menunjukkan kecerdasan eksistensial adalah Socrates.
Nah setelah memahami berbagai jenis kecerdasan anak di atas, mungkin Parents mulai penasaran dengan kecerdasan yang dimiliki anak. Kira-kira anak memiliki kecerdasan apa saja ya? Yuk, mulai perhatikan si kecil. Perhatikan apa saja yang ia senangi dan kuasai. Jangan hanya berfokus melihat kekurangannya.
Dengan mengetahui kekuatan anak pada bidang tertentu, akan mempermudah anak mengatasi rintangan dan menjadi sukses di kemudian hari. Selain itu, Parents juga harus mulai melihat minat anak. Jangan takut apabila minat anak berubah-ubah. Jangan-jangan bukan minat anak yang berubah, namun karena Parents justru memaksakan anak pada bidang tertentu.
Artikel Terkait :
Rekomendasi Kelas Online Bersama Ahli : Bellita Nusa Pratiwi, M.Psi., Psikolog
Kenali Berbagai Macam Tipe Belajar Anak, Visual/Auditory/Kinestetik/Kombinasi
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini