“40 Juta anak Indonesia di bawah usia 5 tahun menjadi perokok pasif”.
Hal ini dituturkan oleh Ismoyo Sunu, Ketua Umum Pengurus Pusat PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia). Seperti yang telah diketahui, perokok aktif adalah individu yang melakukan aktivitas merokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang secara tidak sengaja menghirup udara yang sudah dicemari oleh asap rokok dari perokok aktif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal akibat infeksi saluran pernafasan karena menjadi perokok pasif.
Jika berbicara mengenai risiko yang ditimbulkan akibat asap rokok, maka perokok pasif justru lebih beresiko mengalami berbagai macam gangguan kesehatan. Terlebih jika perokok pasif adalah anak-anak yang belum memiliki daya tahan tubuh yang tinggi.
Banyak kasus kematian pada bayi di Indonesia akibat paparan asap rokok. Salah satunya yang terjadi pada 2017 silam. Seorang bayi akhirnya meninggal karena terserang pneumonia yang diduga disebabkan oleh paparan asap rokok dari beberapa tamu yang datang di acara cukur rambut bayi tersebut. Tak hanya itu, bayi lain juga meninggal akibat radang paru-paru akut (pneumonia) pada tahun 2013. Kali ini karena paparan asap yang menempel pada baju Ayahnya yang juga seorang perokok aktif.
Kasus-kasus lain mungkin juga akan selalu terjadi jika kita belum sadar terhadap bahayanya asap rokok bagi kesehatan. Nah, sebenarnya seberapa bahayakah asap rokok bagi perokok pasif?
Perokok pasif juga disebut sebagai secondhand smoke. Sebagai secondhand smoke, bayi dan anak-anak yang menghisap asap rokok, berisiko terserang asma, iritasi mata, infeksi pernapasan, bronkitis, pneumonia, meningitis, infeksi telinga dan sindrom kematian mendadak pada bayi SIDS. Menurut laporan pada European Heart Journal, perokok pasif oleh anak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pembuluh darah. Kerusakan tersebut berupa penebalan dinding pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke di kemudian hari.
Baca Juga :
Bagaimana dengan Asap Rokok Yang Menempel Pada Baju?
Ternyata bukan hanya asap rokok yang dihirup oleh anak di sekitar perokok aktif yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, asap rokok yang sudah menempel pada baju, rambut, lantai, karpet, kursi mobil dan benda-benda lain di sekitar anak dan bayi juga bisa sangat membahayakan kesehatan mereka.
Bayangkan saja saat asap rokok tersebut menempel pada baju Anda, lalu Anda menggendong bayi. Maka, asap yang sudah menempel pada baju Anda, secara tidak sengaja terhirup oleh bayi. Tak hanya itu, bayi sangat senang bermain di lantai, apalagi jika mereka memasuki fase merangkak. Nah, asap rokok yang sudah menempel di lantai pun juga bisa terhirup oleh bayi.
Kandungan bahan kimia beracun pada rokok dikatakan memiliki efektivitas yang sangat tinggi. Sehingga jika perokok aktif merokok dalam suatu ruangan, maka benda-benda yang ada pada ruangan tersebut juga ikut tercemar oleh zat beracun. Asap rokok sendiri menyebar dengan sangat cepat dan bertahan di dalam udara dalam waktu yang lama sekitar 2-3 jam, bahkan saat ventilasi (jendela atau pintu) ruangan dibuka.
Nah, anak-anak, bayi atau individu lain yang menghirup asap rokok dari asap yang menempel pada benda-benda tersebut juga disebut thirdhand smoke. Risiko masalah kesehatan yang bisa terjadi pada thirdhand smoke sama berbahayanya seperti secondhand smoke.
Bagaimana Mengatasi Masalah Kesehatan pada Perokok Pasif?
Satu-satunya cara yang paling ampuh untuk mengatasi masalah kesehatan yang bisa timbul dari perokok pasif, baik secondhand smoke maupun thirdhand smoke adalah dengan berhenti merokok. Ya, berhentilah merokok, sebelum asap rokok bukan hanya membahayakan kesehatan Anda, namun juga bisa perlahan merenggut nyawa orang terkasih Anda.
Nah, bagi Anda yang juga perokok pasif saat berada di lingkungan kantor maupun area publik lainnya, sebaiknya segera mengganti baju yang Anda kenakan sebelum berdekatan dengan anak dan bayi di rumah. Jangan lupa untuk mencuci tangan dan muka setelah bepergian dan sebelum berdekatan dengan bayi dan anak Anda. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan adanya thirdhand smoke.
Bagaimana Menciptakan Lingkungan Bebas Rokok Bagi Anak?
-
Jadilah Role Model
Jika Anda seorang perokok aktif saat ini, maka berhentilah mulai sekarang juga. Berhentilah sebelum anak-anak mulai menirunya. Mintalah bantuan orang lain seperti ahli terapis jika Anda merasa kesulitan berhenti merokok.
-
Jauhkan Anak dari Tempat Perokok
Seperti telah diketahui bahwa asap rokok dan zat kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya bisa tetap berada di udara dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu jauhkan anak-anak dari ruangan tersebut. Tak hanya itu, Ana juga harus menjauhkan anak-anak dari benda-benda yang sudah terpapar asap rokok, termasuk asap rokok yang sudah menempel pada rambut, baju bahkan bulu hewan piaraan Anda.
-
Jadikan Rumah Tanpa Asap Rokok
Sampai Anda belum bisa berhenti merokok maka jangan pernah merokok di rumah. Hindari juga merokok sembarangan di tempat umum, kecuali di ruangan khusus bagi perokok. Segeralah mengganti baju, mencuci tangan, muka, atau mandi setelah Anda merokok dan sebelum mendekati Anak dan pasangan Anda.
-
Jadikan Mobil Tanpa Asap Rokok
Hindari merokok pada mobil membuka jendela mobil tidaklah cukup untuk menghindarkan anggota keluarga lain dari bahaya asap rokok. Angin tentunya akan membawa asap rokok tersebut kembali ke dalam mobil Anda.
-
Pilih Pengasuh Bebas Rokok
Pilihlah pengasuh yang bebas dari rokok dan lingkungan perokok aktif. Hal ini sangat penting, karena pengasuh adalah orang yang cukup sering berada dekat dengan anak-anak Anda. sebaiknya gantilah pengasuh jika Anda baru menemukan kenyataan bahwa Ia merokok setelah Anda merekrutnya.
-
Pilih Sekolah yang Bebas Asap Rokok untuk Anak
Bahaya dari asap rokok bisa dijumpai anak di mana saja termasuk di area sekolah bahkan di tempat kursusnya. Untuk itu, pilihlah sekolah atau tempat kursus anak yang terhindar dari asap rokok.
Perokok pasif lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan daripada perokok aktif, khususnya jika perokok pasif tersebut adalah anak-anak. Hal ini karena anak-anak masih dalam masa tumbuh kembang, sehingga daya tahan tubuhnya masih sangat lemah dan mudah terserang penyakit. Mulai dari infeksi pernapasan hingga kematian mendadak pada bayi (SIDS).
Untuk itu segeralah berhenti merokok bagi Anda yang masih merokok saat ini. Jika Anda merasa kesulitan meminta pasangan untuk berhenti merokok, maka gunakan cara jitu untuk membantunya berhenti merokok.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini