Setelah melewati masa 6 bulan ASI Eksklusif, bayi sudah mulai dikenalkan dengan bahan makanan lainnya. Pada usia ini, bayi dikenalkan berbagai bahan makanan pendamping ASI untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Jadi, sejak usia 6 bulan, bayi tidak hanya bergantung pada ASI.
Setelah itu, bayi akan melalui masa penyapihan yang mana orang tua akan berusaha untuk melepaskan anak dari ASI secara keseluruhan. Penyapihan bukanlah suatu hal yang buruk. Penyapihan dilakukan agar si anak bisa memasuki tahap perkembangan berikutnya tanpa harus terus bergantung dengan ibunya.
Lalu, pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak? Apakah anak di bawah usia 1 tahun boleh disapih?
Urusan menyapih bayi sebenarnya bergantung pada kesiapan masing-masing ibu dan bayi. Pada umumnya,anak mulai disapih setelah menginjak usia 1 tahun. Penyapihan yang terlalu dini bisa membuat bayi merasa cemas dan stress.
Menurut dokter dan para ahli gizi, waktu yang tepat untuk menyapih anak adalah antara 12 bulan hingga 20 bulan. Mengapa? Karena pada saat itu, sebagian besar tubuh bayi sudah mulai bisa mengatasi alergi berbagai makanan. Mereka sudah bisa tumbuh dengan bahan makanan lain selain ASI.
Bagaimana Cara Tepat untuk Menyapih Anak?
Rata-rata ibu merasa sangat kesulitan ketika mulai treatment untuk menyapih anak. Alasanya adalah karena sering kali merasa tidak tega terhadap bayinya. Padahal, seperti yang telah dijelaskan tadi, menyapih bukan berarti melepas kedekatan antara ibu dan anak.
Orangtua harus menyapih anak agar mereka bisa tumbuh lebih baik lagi. Kemandirian pertama mereka dimulai pada saat mereka berhasil lepas dari ASI. Setelah itu, mereka bisa mempelajari banyak hal lainnya.
Supaya tidak terasa terlalu berat, proses penyapihan sebaiknya dilakukan secara bertahap. Penyapihan yang dilakukan secara tiba-tiba lebih berat bagi orangtua dan menyakiti perasaan anak. Oleh karena itu, jika ingin anak Anda sudah tidak lagi menyusu di usia 2 tahun, proses penyapihan harus sudah mulai dilakukan saat anak memasuki usia 15 bulan.
Penyapihan dilakukan dengan memperhatikan beberapa tahapan berikut ini.
Tahap Satu
Saat anak masih sering menyusu secara penuh, tawarkan padanya beberapa makanan pendamping ASI dengan porsi kecil. Biarkan ia mencoba berbagai macam makanan pendamping ASI. Pada awalnya, bayi mungkin akan menolak karena kurang terbiasa dengan rasa dan tekstur baru makanan tersebut, tetapi usahakan bayi memakannya.
Setelah mencoba banyak makanan, bayi mungkin saja akan tertarik dengan makanan tertentu. Ajaklah ia untuk memilih menu makanannya sendiri untuk mengurangi konsumsi ASI.
Tahap Dua
Setelah anak bisa mengonsumsi banyak makanan dengan baik, saatnya untuk menyapih perlahan-lahan. Mulailah dengan mengubah jadwal pemberian ASI. Jika selama ini anak mengonsumsi ASI lima kali sehari, usahakan untuk hanya memberi ASI satu kali saja dalam sehari.
Lalu, ketika anak menangis, jangan lagi menggunakan ASI sebagai penenangnya. Coba alihkan perhatiannya ke benda atau hal yang disukainya. Jika Anda terus saja memberi ASI untuk menenangkan anak, akan sangat susah untuk menyapih anak.
Tahap Tiga
Ketika kebiasaan menyusu sudah berkurang, saatnya benar-benar melepas ASI. Tawarkan susu sapi atau susu UHT sebagai pengganti ASI. Jika ia menangis, berikanlah perhatian lebih sebagai pengganti ASI. Jadi, tak hanya susu pengganti, perhatian dari ibu juga sangat penting pada saat menyapih. Dengan begitu, anak akan mengerti bahwa tanpa ASI pun, ibunya akan tetap dekat dengannya.
Apakah parents punya tips lain untuk menyapih anak? Share pendapat Anda di kolom komentar ya, Parents.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini