Memahami Transgenerational Trauma : Luka yang Diwariskan

25 November 2022

Trauma sederhana umumnya digambarkan sebagai satu peristiwa traumatis yang terbatas (misalnya penyerangan atau bencana alam) . Sedangkan trauma kompleks terjadi ketika seseorang mengalami serangkaian peristiwa traumatis yang berulang atau ketika insiden traumatis baru yang berbeda terjadi. Trauma kompleks di awal kehidupan dapat merusak berbagai aspek perkembangan anak. Trauma kompleks mungkin melibatkan seluruh keluarga dalam peristiwa kekerasan, kecanduan, atau kemiskinan.

Trauma Historis 

Trauma historis mengacu pada pengalaman atau peristiwa traumatis yang dialami oleh sekelompok orang dalam suatu masyarakat, atau bahkan oleh seluruh komunitas, etnis, atau kelompok nasional. Trauma historis perlu memenuhi tiga kriteria: efek luas, penderitaan kolektif, dan niat jahat. Historical Trauma Response (HTR) dapat mewujud menjadi penyalahgunaan zat, pikiran untuk bunuh diri, depresi, kecemasan, harga diri yang rendah, kemarahan, kekerasan, dan kesulitan dalam pengaturan emosi.

Trauma Antargenerasi

Trauma antargenerasi (kadang-kadang disebut sebagai trauma transgenerasi atau multigenerasi) didefinisikan sebagai trauma yang diturunkan dari mereka yang secara langsung mengalami suatu kejadian ke generasi berikutnya. 

Trauma antargenerasi dapat dimulai dengan peristiwa traumatis yang mempengaruhi individu, peristiwa traumatis yang memengaruhi banyak anggota keluarga, atau trauma kolektif yang mempengaruhi komunitas yang lebih besar, budaya, ras, etnis, atau kelompok/populasi lain.

Untuk memahami trauma antargenerasi,sangat penting untuk mengakui dampak dari apa yang dilakukan orang tua/kakek/buyut/leluhur yang mengakibatkan mereka berperilaku seperti itu. 

Seseorang mungkin tumbuh dalam keluarga dan lingkungan di mana ada generasi yang mengumpat dan meneriaki anak-anak mereka ketika marah. Ini mungkin karena berteriak atau membentak adalah perilaku adaptif untuk bertahan hidup. Atau orang tua mereka sendiri juga membentak karena tidak memiliki metode, energi,contoh,  dukungan, atau ruang untuk berbicara dengan lembut atau penuh kasih kepada anak-anak mereka, sebab terpapar stres terus-menerus dan trauma yang belum terselesaikan.

Dampak dari trauma antargenerasi yang belum selesai dalam hal ini adalah keturunan yang terus berteriak, memukul atau melakukan kekerasan fisik maupun emosional kepada anaknya sendiri.

Parenting Sebagai Penjelasan Atas Fenomena Trauma Antargenerasi

Ada beragam penelitian yang berbeda dan jumlah yang pasti saat ini tidak diketahui,namun diperkirakan bahwa manusia memiliki lebih dari 25.000 gen yang ada dalam DNA kita.

Beberapa gen belum aktif (dormant) ketika seseorang lahir tetapi diaktifkan berdasarkan lingkungannya. Ini adalah salah satu cara kita beradaptasi dengan lingkungan kita dan bertahan hidup.

Cara materi genetik kita bermanifestasi dalam tubuh kita, atau cara gen kita menentukan segalanya dari bagaimana kita lihat penyakit apa yang mungkin membentuk kecenderungan kita, disebut epigenetika.

 

Baca Juga :

  1. Mother Wound, Luka yang Diwariskan Ibu
  2. Pelajari lebih lanjut di Workshop on Demand : Mother Wound Kehausan Akan Kasih Ibu yang Berdampak Saat Dewasa

Ketika trauma terjadi pada seseorang, DNAnya merespon dengan mengaktifkan gen untuk membantu mereka bertahan hidup saat stres. Gen yang membuat kita siap untuk hal-hal seperti melawan, lari, diam, atau tetap tenang, akan aktif untuk membantu kita siap menghadapi situasi berbahaya di masa depan. 

Gen-gen ini kemudian diwariskan ke keturunan kita untuk mempersiapkan mereka menghadapi trauma.

Genetik kita melakukan pekerjaan yang baik untuk menjaga kita tetap aman, namun selalu ada yang “dibayar” untuk kondisi itu. Ketika gen dipersiapkan untuk peristiwa stres atau traumatis, mereka merespons dengan ketahanan yang lebih besar, tetapi keadaan antisipasi bahaya yang terus menerus ini menjadikan stres dan berdampak pada kesehatan mental serta fisik kita.

Jika orang tua atau kakek-nenek , atau leluhur Anda mengalami trauma, DNA mereka mengkodekan dirinya sendiri untuk memiliki respons bertahan hidup yang membantu mereka melewati peristiwa tersebut, yang kemudian diturunkan dari generasi ke generasi. “Modus bertahan hidup” ini tetap dikodekan dan diturunkan selama beberapa generasi sekalipun tidak ada trauma tambahan.

Efek Trauma pada Orang Tua

Orang tua dapat menularkan kerentanan genetik bawaan yang dipicu oleh pengalaman traumatis mereka sendiri atau melalui pengasuhan yang dipengaruhi oleh trauma mereka. 

Mereka menghadapi banyak tantangan ketika menjadi orang tua, termasuk kesulitan menciptakan keterikatan emosional yang sehat dengan anak-anak mereka. 

Efek pada Anak

Anak-anak mengalami dan memahami dunia utamanya melalui pengasuh langsung dan karenanya sangat dipengaruhi oleh orang tua mereka. Anak-anak meniru perilaku orang tua dan belajar mengarahkan hubungan masa depan berdasarkan bagaimana koneksinya dengan orang tua mereka. Coping mechanism yang bertahan lama didapat dari upaya untuk menghindari dan/atau  “memperbaiki” perilaku kasar, kemarahan, depresi, pengabaian, atau perilaku bermasalah orang tua.

Bagaimana Kita Bisa Memahami Semua Itu?

Kita dapat melihat efek psikologis dari trauma yang ditransfer dari satu generasi ke generasi lainnya. Trauma generasi adalah peristiwa traumatis yang dimulai beberapa dekade sebelum generasi saat ini dan telah mempengaruhi cara individu memahami, mengatasi, dan menyembuhkan dari trauma. Warisan trauma ini membuat kita yang sedang membaca artikel ini mungkin bertanya-tanya, “Trauma apa yang diwariskan dalam keluargaku?”

Berikut tanda trauma yang mungkin terjadi dalam keluarga:

  •  Sebuah keluarga mungkin tampak mati rasa secara emosional atau jarang hingga tidak pernah membicarakan tentang perasaan 
  • Membicarakan perasaan dianggap sebagai tanda kelemahan
  • Keluarga yang memiliki masalah kepercayaan dengan “orang asing” dan kerap berkonflik. 
  • Keluarga yang mungkin tampak cemas dan terlalu protektif terhadap anak-anak atau anggota keluarga mereka, bahkan ketika tidak ada ancaman bahaya

Jadi bisakah kita jadi pemutus rantai trauma ini ? Jawabannya : BISA 

Berikut adalah 5 cara untuk mulai menemukan  jalan keluar dari trauma generasi yang mengakar: 

  1. Menemukan Sumber Trauma Anda

Kita tak bisa memutus sesuatu yang tak kita pahami. Untuk memutus rantai warisan trauma, kita perlu menyadari, perilaku keyakinan, dan pola yang mendarah daging yang ada dalam diri yang menjadi manifestasi trauma. Dengan menjelajahi sejarah keluarga dan berbicara dengan ibu, nenek atau kerabat lain,  Anda akan dapat menghubungkan sejarah masa lalu Anda dengan situasi Anda saat ini -serta mengungkap penyebabnya. Tingkat kesadaran ini akan mendorong Anda untuk berpikir, percaya, dan bertindak secara berbeda dari apa yang pernah diajarkan kepada Anda.

  1. Mengakui dan Menerima Trauma Anda

Menelusuri penyebab trauma dari garis keturunan kita saja sebenarnya sudah hal yang cukup sulit. Tetapi kita harus melangkah lebih jauh untuk memutus rantainya. 

Ini bukan untuk mengatakan bahwa Anda HARUS menerima trauma, melainkan menerima bahwa anda terluka karena trauma warisan itu. Ini bisa membingungkan dan menakutkan – mengakui trauma yang dialami kerabat kita, dan efek yang mereka wariskan pada kita hari ini. Tetapi begitu kita bisa menerima bahwa ada trauma yang kita warisi dan itu membuat luka pada diri, kita dapat mengarahkan diri untuk menghentikan rantai warisan itu dengan jauh lebih baik.

 

  1. Membiarkan Hubungan Anda Berubah

Saat mengungkap sejarah  trauma Anda, kemungkinan Anda akan menemukan simpul atau titik temu tertentu yang terkoneksi dengan beberapa hubungan terdekat Anda. Seringkali, trauma generasi dikaitkan dengan anggota keluarga yang secara tidak sadar menyambung siklus, misalnya melalui penekanan emosional atau perilaku posesif.

Meskipun ini mungkin tidak mudah,karena kita tentu punya rasa cinta kepada anggota keluarga tersebut, menetapkan batasan dan mengubah frekuensi interaksi dengannya akan membawa hal-hal yang positif bagi diri Anda sendiri. Anda harus membiarkan perubahan itu terjadi. Begitu Anda mengizinkan diri untuk melepaskan ikatan yang merusak itu, Anda akan menyadari bahwa hubungan yang paling berharga adalah hubungan dengan diri sendiri.

Bagaimana Memulihkan Diri dari  Trauma Antargenerasi?

Karena trauma antargenerasi diwariskan dari generasi ke generasi,untuk memulihkan diri dari  trauma tersebut dapat akan butuh waktu dan proses yang tidak mudah. Diperlukan metode yang tepat, kesiapan diri dan support system untuk seseorang bisa pulih dan mencegah trauma di masa depan ke generasi selanjutnya.

Jika Anda mengalami efek trauma antargenerasi, terapi dapat menjadi metode yang berguna untuk membantu Anda mengatasi bagaimana respon diri terhadap trauma. Terapi juga dapat membantu Anda untuk menemukan coping mechanism yang sehat saat Anda merasa ada pemicu trauma. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian, dan jangan ragu untuk terhubung dengan profesional. Temukan ahli yang terpercaya untuk Anda di sini. 

 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
15
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket