Apa itu Empati? Pentingnya Mengajarkan Empati Pada Anak

20 Februari 2018

Anak-anak yang berusia di bawah 7 tahun biasanya memiliki sifat ke-aku-an (ego) yang lebih dominan. Hal ini sangat wajar. Anak-anak sering belum bisa mengenali perasaannya sendiri, apalagi perasaan orang lain. Akan tetapi, ketika semakin besar dan umur anak-anak bertambah, harusnya anak mulai punya rasa empati. Sikap keakuan yang dimiliki si anak harusnya bisa diubah menjadi sikap peduli terhadap orang lain.

Apa itu Empati?

Empati bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk memahami situasi dan perasaan yang dialami orang lain kemudian meresponnya dengan perilaku positif. Berbeda dengan simpati yang hanya berupa ketertarikan semata dan tidak diikuti dengan tindakan secara emosional. Menurut Alzena Masykouri, Psikolog anak dari Klinik Kancil, empati adalah suatu sikap prososial yang seharusnya dimiliki setiap orang. Keterampilan ini tentu tidak datang tiba-tiba. Anak-anak harus dilatih sedini mungkin.

Seperti Apa Peran Orang Tua?

Peran orangtua sangat penting dalam menumbuhkan sikap empati pada buah hati mereka. Sayangnya, tak banyak orangtua yang benar-benar menyadari perannya dalam menumbuhkan sikap empati pada anak

Sebagian besar orangtua memang lebih fokus melatih kemampuan akademis anak (seperti baca, tulis, berhitung). Padahal, empati juga merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki anak, terlebih kelak ketika anak sudah dewasa dan berbaur dengan masyarakat. Bila tidak punya rasa empati, anak akan tumbuh jadi remaja dan orang dewasa yang tidak punya rasa peduli terhadap orang lain. Dan inilah awal dari terciptanya generasi “tukang bully”.

Banyak orang melihat anak-anak muda saat ini sebagai salah satu generasi yang paling egois, kompetitif, terlalu percaya diri dan individualistik dibandingkan dengan generasi pendahulunya.

Teori Tentang Empati

Ada sejumlah teori yang berkaitan dengan kurangnya kebaikan hati dan sikap tolong menolong di antara generasi ini, dan bagaimana mereka menjadi kurang berempati daripada generasi sebelumnya – generasi sekarang ini mengembangkan sifat narsistik yang berlebihan dan entah bagaimana, kurang dalam keterampilan sosial dan emosional.

Penelitian terbaru dari University of Michigan di Amerika Serikat menemukan bahwa mahasiswa saat ini kurang berempati daripada generasi mahasiswa sebelumnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Meskipun penelitian dilakukan di Amerika, namun penelitian ini memberikan beberapa gagasan tentang kurangnya empati di kalangan anak muda. Pada saat yang sama, penelitian juga menunjukkan bahwa banyak tukang bully  memiliki tingkat empati yang rendah – dan itu adalah indikator utamanya.

Langkah-Langkah Menumbuhkan Empati

Menumbuhkan rasa empati bisa dimulai dengan mengenalkan beberapa perasaan pada si kecil. Pertama, ajak si kecil mengenali perasaannya sendiri, misalnya sedih, marah, senang, sakit, dan lain sebagainya. Setelah anak mampu mengenali perasaannya sendiri, mulailah ajarkan anak untuk mengenali perasaan orang lain. Misalnya, ketika melihat temannya menangis, ajaklah anak untuk menghibur temannya, bisa dengan memberikan semangat atau memberikan hadiah. Bagi anak-anak, praktik menatap mata saat berbicara dengan orang lain dan belajar berdialog juga membantu dalam membangun empatinya.

Dua hal ini sudah banyak digantikan peran oleh gawai. Orang lebih sering berkomunikasi lewat pesan teks daripada berbicara langsung face to face, ini salah satu penyebab maraknya cyberbullying.

Memberikan kesempatan anak untuk berlatih empati sangat penting. Selain orangtua, guru anak di prasekolah atau taman kanak-kanak juga wajib membantu mengembangkan sikap empati anak. Pada praktiknya, tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dengan anak perempuan di dalam melatih empati, dasarnya sama.

Penurunan empati yang mengkhawatirkan di kalangan anak muda menjadi masalah yang perlu diatasi.

Keterampilan yang terkait dengan empati tidak hanya harus dijadikan nilai inti. Hal ini perlu ada di semua lapisan masyarakat untuk mengurangi bullying di sekolah, internet, di rumah dan di dunia kita.

Sekarang ini kita sudah tiba di era Revolusi Industri yang Keempat, kecerdasan buatan (AI)  semakin cepat, cerdas dan dapat diandalkan, namun empati adalah sesuatu yang tidak dapat ditiru komputer, yang membuat kita manusiawi. Dan inilah membuat kita berbeda dari mesin paling cerdas sekalipun. Empati adalah kekuatan kita, para manusia.

mengajarkan empati pada anak

Bagaimana Menurut Anda?
+1
10
+1
2
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket