“Ma, ini PR Matematika aku nggak bisa deh..”
“Aduh, ini buka bungkus coklatnya gimana ya? Tolong bukain dong, Pak.”
Dari PR sampai hal-hal kecil yang timbul sehari-hari, banyak anak yang sepertinya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah. Bahkan untuk hal-hal sederhana yang mereka temui sehari-hari, seperti membuka tutup botol, mengingat jadwal kelas online, dan lain sebagainya, mereka seperti kebingungan. Apakah ada yang salah dengan hal ini?
Ya, keterampilan untuk problem solving atau pemecahan masalah memang harus diajarkan kepada anak-anak, bahkan sejak dini. Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan bahwa anak-anak yang kurang memiliki keterampilan memecahkan masalah mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi. Para peneliti juga menemukan bahwa mengajarkan keterampilan pemecahan masalah kepada anak dapat meningkatkan kesehatan mental.
Anda dapat mulai mengajarkan keterampilan pemecahan masalah dasar selama prasekolah dan membantu anak Anda mempertajam keterampilan mereka seiring dengan umur mereka.
Mengapa Anak-Anak Membutuhkan Keterampilan Memecahkan Masalah?
Anak-anak menghadapi berbagai masalah setiap hari, mulai dari kesulitan akademik hingga masalah harian, dan mungkin nantinya, masalah yang menyangkut orang lain. Namun hanya sedikit dari mereka yang memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut.
Anak-anak yang tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah cenderung mengambil cara menghindar saat menemui masalah.
Atau yang cukup buruk, anak-anak yang tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah langsung bertindak tanpa berpikir bagaimana akibat atau efek jangka panjangnya atau impulsif.
Misal anak yang memukul teman yang menyenggolnya, atau yang balik memaki ketika ada teman yang melontarkan ejekan. Pilihan impulsif tersebut dapat menciptakan masalah yang lebih besar dalam jangka panjang.
Ajari Anak Bagaimana Mengevaluasi Masalahnya
Anak-anak yang merasa kewalahan atau putus asa seringkali tidak berusaha untuk mengatasi suatu masalah. Tetapi ketika Anda memberi mereka formula yang jelas untuk memecahkan masalah, mereka akan merasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka untuk mencoba. Berikut langkah-langkah pemecahan masalah:
1. Identifikasi masalahnya.
Menemukan hal yang jadi masalah, bisa membuat sebuah perbedaan besar bagi anak. Bantu anak Anda mengenali dan menyatakan masalahnya, seperti,
2. Tawarkan beberapa solusi yang bisa dilakukan.
Pikirkan cara-cara yang mungkin untuk menyelesaikan masalah. Tekankan bahwa semua solusi tidak harus berupa ide yang bagus (setidaknya tidak untuk saat ini).
Bantu anak Anda mengembangkan solusi jika mereka kesulitan menemukan ide. Bahkan jawaban konyol atau ide yang dibuat-buat bisa jadi solusi. Kuncinya adalah membantu mereka melihat bahwa dengan sedikit kreativitas, mereka dapat menemukan banyak solusi potensial yang berbeda.
3. Identifikasi pro dan kontra dari setiap solusi.
Bantulah anak Anda mengidentifikasi potensi konsekuensi positif dan negatif untuk setiap solusi potensial yang mereka identifikasi.
4. Pilih solusi.
Setelah anak Anda mengevaluasi kemungkinan hasil positif dan negatif, dorong mereka untuk memilih solusi.
- Ujilah.
Beri tahu mereka untuk mencoba solusi dan lihat apa yang terjadi. Jika tidak berhasil, mereka selalu dapat mencoba solusi lain dari daftar yang mereka kembangkan di langkah kedua.
Berlatih Memecahkan Masalah
Saat masalah muncul, jangan terburu-buru untuk menyelesaikan masalah anak Anda untuknya. Sebaliknya, bantu mereka menjalani langkah-langkah pemecahan masalah.
Tawarkan panduan saat mereka membutuhkan bantuan, tetapi dukung mereka untuk memecahkan masalah sendiri.
Jika mereka tidak dapat menemukan solusi, turun tangan dan bantu mereka memikirkan beberapa hal. Tetapi jangan secara otomatis memberitahu mereka apa yang harus dilakukan.
Ketika Anda menghadapi masalah perilaku, gunakan pendekatan pemecahan masalah.Duduk bersama dan katakan, “Akhir-akhir ini kamu mengalami kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan rumahmu. Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama.”
Anda mungkin masih perlu menawarkan konsekuensi untuk perilaku buruk, tetapi jelaskan bahwa Parents lebih memilih untuk mencari solusi sehingga mereka dapat melakukannya dengan lebih baik di lain waktu.
Gunakan pendekatan pemecahan masalah untuk membantu anak Anda menjadi lebih mandiri.
Jika mereka lupa jadwal kelas onlinenya, tanyakan, “Apa yang dapat kami lakukan untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi?” Biarkan mereka mencoba menemukan solusinya sendiri.
Anak-anak sering kali mengembangkan solusi kreatif. Jadi mereka mungkin berkata, “Saya akan menulis catatan dan menempelkannya di meja belajar.” Atau “Mungkin aku akan pasang alarm di ponsel agar tidak lupa lagi jadwalnya.”
Berikan pujian saat anak Anda mempraktikkan keterampilan pemecahan masalahnya.
Biarkan Konsekuensi Alami
Konsekuensi alami juga dapat mengajarkan keterampilan pemecahan masalah. Jadi, jika memungkinkan, biarkan anak Anda menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Pastikan saja hal itu aman untuk dilakukan.
Misalnya, biarkan anak remaja Anda menghabiskan semua uang jajannya untuk membeli token atau fitur game online, tetapi ketika membutuhkan uang untuk membeli keperluan lainnya, jangan berikan lagi, karena sudah jadi konsekuensi mereka.
Hal ini dapat mengarah pada diskusi tentang pemecahan masalah untuk membantu mereka membuat pilihan yang lebih baik di lain waktu. Pertimbangkan konsekuensi alami ini sebagai momen untuk mengajarkan mereka cara pemecahan masalah.
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini