contact@schoolofparenting.id
(+62) 859 - 5025 - 6739
×
MASUK DAFTAR MEMBER
Media Belajar Partnership
contact@schoolofparenting.id (+62) 859 - 5025 - 6739
PRO DAN KONTRA SHARENTING

Matahari sudah terbit. Pagi yang cerah pun dimulai. Ternyata Sheera sudah bangun. Wajah polosnya cantik sekali. Langsung ambil handphone, cekrek.. cekrek.., beri caption dan posting ke media sosial,jadi status. Tak lama komentar bermunculan. “Wahh..Cantiknya, Imutnya, lucunya”. Begitu komentar-komentar yang muncul. 1 jam berselang sudah ada 25 like. Duh, bangganya! 

Pernahkah hal ini Parents alami sendiri? Atau Parents selalu mengabadikan tiap moment si kecil dan mem-posting nya? Mungkin Parents terkena demam “Sharenting” .Ya,”sharenting” adalah paduan dari “sharing” (berbagi) dan “parenting” (pola asuh). Jadi bisa diartikan berbagi pola asuh atau cerita tentang menjadi orangtua lewat media sosial, bisa dengan foto video, status, dll. Sepertinya tidak ada salahnya ya berbagi? 

Pendapat Prof. Claire Bessant dari Northumbria University yang dimuat dalam theguardian.com, menyatakan “Jika anda berpikir menjadikan anak anda sebagai foto profil media sosial, maka ada risiko di dalamnya. ”memposting foto anak-anak secara online adalah sesuatu yang dilakukan banyak orang tua, dan itu semua memiliki konsekuensi. Dalam laporan  London School of Economics (LSE) baru-baru ini untuk proyek Parenting for a Digital Future, tiga perempat orang tua yang menggunakan internet setidaknya setiap bulan membagikan foto atau video anak-anak mereka secara online. Orang tua dengan anak-anak di usia dini lebih punya kecenderungan melakukan ini.Jadi, apakah berbagi foto anak-anak kita secara online adalah sesuatu yang harus kita khawatirkan?  

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket