Memahami Perilaku Agresif yang Muncul Pada Anak

Orang tua pasti memiliki harapan yang besar untuk anak mereka. Namun dalam prosesnya, mereka tidak selalu bisa mendampingi anak selama 24 jam. Orang tua tidak bisa melihat semua hal yang dilakukan anak. Yang terpenting adalah mereka dapat memahami mana perilaku yang harus diperhatikan dan apa saja perilaku yang harus digarisbawahi untuk tindakan selanjutnya.

Sama seperti orang tua yang mengalami perkembangan menjadi dewasa, anak juga mengalami proses tumbuh kembang. Dan pada fase perkembangan tersebut, ada ciri khusus yang dialami anak yakni mereka mampu memahami sebuah perilaku. 

Sebagai contoh, anak yang melakukan perilaku kriminalitas atau tindakan tidak senonoh, ketika mereka ditanya alasannya mereka akan menjawab karena meniru tindakan orang lain. 

Mereka juga tidak paham konsekuensi yang akan didapat ketika melakukan hal tersebut. Perkembangan zaman membuat semua informasi bisa masuk dengan mudah ke anak-anak. Terlebihi anak pada rentang usia 4 – 6 tahun yang dapat dengan mudah menyerap informasi dari seluruh panca indranya. 

Analoginya, anak ibarat spons yang mampu menyerap air tanpa peduli apakah air itu bersih atau kotor. Oleh karena itu masa ini sering disebut sebagai masa kritis untuk memperkenalkan dan menanamkan segala hal yang positif dan berguna bagi perkembangan anak di masa selanjutnya.

Perilaku Agresif Bagian dari Perkembangan Anak

Pada fase perkembangan yang kritis itu, orang tua dituntut untuk turut kritis dengan perilaku yang muncul. Banyak sekali anak yang memunculkan perilaku yang tak terduga saat fase perkembangan ini. Orang tua biasanya hanya menanggapi dengan diam atau malah menganggap itu sebagai hal yang lucu, bahkan pada perilaku agresif. 

Padahal, perilaku tersebut membutuhkan perhatian khusus, karena ada dampak dari perilaku agresif yang berulang. 

Perilaku agresif pada anak bukannya sama sekali tidak boleh muncul. Misal marah,itu merupakan salah satu perilaku agresif paling bisa muncul kapan saja pada seorang anak. Bahkan marah adalah sebuah emosi yang harus dikeluarkan dan diungkapkan. Perilaku agresif yang bertujuan untuk melindungi diri itu juga boleh dilakukan. 

Namun marah disertai dengan perilaku memukul dan berteriak yang berlebihan akan mengakibatkan dampak negatif untuk anak. Banyak orang tua menganggap bahwa anak melakukan perilaku agresif dengan mengucapkan kata kasar pada orang lain disebut sebagai kelucuan dan hal yang normal. Sebagian orang tua bahkan secara sengaja membuat perilaku agresif sebagai sebuah konten di sosial media dan memancing anak untuk mengulangi perilaku agresif itu karena menganggapnya lucu.

Baca Juga :

  1. 6 Perilaku Anak yang Tidak Boleh Dimaklumi
  2. Anak “Caper” : Memahami Perilaku Negative Attention

Perilaku Agresif yang Perlu Diwaspadai

Jika kita lihat arti dari perilaku agresif, itu tidak hanya mengacu pada perilaku kejahatan atau tindakan kasar secara fisik. Menurut Myers perilaku agresif diartikan sebagai perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan tujuan menyakiti dan merugikan orang lain. Jadi perilaku agresif tidak hanya perilaku kasar secara fisik namun kata – kata kasar atau menyakiti orang lain juga bisa masuk dalam perilaku agresif.

Perilaku agresif yang ditunjukkan pada anak usia 4 – 6 tahun biasanya belum memiliki tujuan yang jelas. Mereka terkadang masih menirukan tindakan yang dilakukan orang lain di lingkungannya.

Sesuai teori yang dinyatakan oleh Albert Bandura bahwa perilaku agresif bisa muncul karena proses pengamatan dan pemahaman dari seseorang. Namun ada beberapa ahli yang juga menyatakan agresif adalah bawaan.

Tanda-tanda tersebut perlu diperhatikan jika muncul pada anak. Jika perilaku di atas berulang terus menerus orang tua perlu mengkonsultasikan pada professional untuk mendapatkan solusi penanganannya. 

Penyebab Perilaku Agresif Anak 

Adapun perilaku agresif yang muncul pada anak pasti disertai penyebab. Berikut penyebab dari perilaku agresif yaitu.

  1. Anak mendapat perilaku kekerasan langsung dari orang tua atau orang sekitarnya.
  2. Trauma Emosional
  3. Mengalami kesulitan atau perselisihan keluarga
  4. Mengalami gangguan secara neurologis atau psikologis
  5. Sering menonton tayangan yang mengandung kekerasan

Apa yang Bisa Dilakukan Orang tua? 

Penyebab anak memunculkan perilaku agresif di zaman sekarang sangat mudah ditemukan. Jika orang tua lengah, semua hal yang menyebabkan anak agresif dapat dengan mudah mempengaruhi anak. Tidak hanya itu memperhatikan perilaku agresif yang muncul pada anak bisa menjadi pencegahan keterlambatan penanganan pada anak. Hal ini karena banyak gangguan yang menjadikan perilaku agresif sebagai salah satu symptom. Seperti ADHD, beberapa ahli menyebutkan bahwa perilaku agresif merupakan symptom dari gangguan tersebut. 

Orang tua wajib menjadikan perilaku agresif anak sebagai hal yang harus digarisbawah. Untuk itu, orang tua dapat melakukan beberapa hal yaitu :

  1. Tidak menunjukkan perilaku agresif di depan anak
  2. Segera menjelaskan atau memberi pemahaman ketika anak melakukan perilaku agresif
  3. Coba diskusikan bersama anak tentang perilaku baik dan buruk
  4. Terapkan cara disiplin yang konsisten
  5. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab dan pengendalian diri pada anak

Parents bisa memperhatikan hal-hal di atas sejak anak masih di usia dini. Sebab masa depan yang baik tidak datang begitu saja, semua melewati proses pemahaman yang panjang. Membentuk anak menjadi pintar itu memang susah, tapi lebih susah lagi untuk membentuk anak yang memiliki attitude baik.

 

Penulis
Defani Ismiriam Rakhmi, M.Psi., Psikolog
Mira Ahli School of Parenting

 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
7
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket