Mengapa Anak Mudah Bosan? Tips Menangani Rasa Bosan Anak

“Mainan baru beli, masih sejam -dua jam kok udah bosan? “

“Mah, kita kapan sampainya? Udah bosen nihhh! “ 

—————————————————————————————–

Anak-anak sekarang dianggap lebih mudah bosan dan kerap kehilangan kesabaran. Apakah ini adalah tanda bahwa generasi sekarang adalah generasi “instan” ? Ataukah ini menunjukkan bahwa kita memerlukan pendekatan baru dalam mengasuh anak?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa anak-anak berusia 4 atau 5 tahun memang kesulitan untuk bisa fokus. Biasanya, orang tua mulai menyalahkan gadget sebagai penyebabnya. Benarkah demikian?

Victoria Prooday, seorang terapis okupasi dari Toronto, yang telah bekerja dengan orang tua, anak-anak, dan guru selama bertahun-tahun, menulis posting blog yang menguraikan apa yang dia lihat sebagai alasan kebosanan yang meluas pada anak-anak, kurangnya kesabaran, dan keterampilan sosial yang makin rendah. Prooday membuat beberapa poin yang menjadi alasan anak mudah bosan. Beberapa poin yang dimaksud sangat berkaitan dengan penerapan pola asuh (parenting) orang tua pada anak. 

Penyabab Anak Mudah Bosan 

1. Gadget = Pengasuh Anak 

Teknologi dan stimulasi berbasis layar digunakan sebagai “babysitter” gratis, tetapi sebenarnya tidak gratis sama sekali.

Sebab, kita menggunakan “sistem saraf” dan “attention span” untuk “membayar”, sehingga kesempatan menjadi “patient postponer” semakin sulit dimiliki oleh anak. Akibatnya, anak merasa kehidupan nyata tidak secepat kehidupan di dunia virtual. 

2. Tidak Menunda Kesenangan

Orang tua masa kini cenderung segera memenuhi permintaan anak-anak mereka. Alasannya agar anak tak merengek, mencegah mereka tantrum, sampai karena tak ingin anak merasakan “menderita”. 

Padahal menunda kepuasan demi mengajarkan pelajaran itu kepada anak-anak jarang terjadi belakangan ini. Kondisi ini menakutkan karena mengurangi ketahanan anak dalam menghadapi stres di masa depan.

3. Anak-Anak “Berkuasa”

Kita semua pernah mendengar orang tua mengeluh, 

Anak saya tidak mau lepas dari gadget.”

Anakku nggak beresin sendiri kamarnya, kalau disuruh pasti dia marah.”

Banyak orang tua masa kini kewalahan menghadapi permintaan dan keinginan anak. Seolah anak-anak mengambil keputusan sendiri, apa yang mereka mau atau tidak. Padahal, keputusan itu seharusnya tidak tergantung pada anak.  Ada hal-hal yang harus diajarkan secara tegas oleh orang tua. 

4. Selalu Bersenang-Senang 

Kehidupan nyata tidak selalu menyenangkan. Namun,  ada banyak cerita dimana orang tua hanya mengizinkan anak untuk belajar dan tidak memperbolehkan mereka untuk melakukan tugas lain.  Anak-anak kerap bebas dari ekspektasi atau tugas.

Kita telah menciptakan dunia kesenangan “buatan” untuk anak-anak kita. Mereka selalu dihibur, dibuat untuk selalu senang. 

Saat suasana menjadi sedikit sepi, kita segera berusaha agar mereka tidak bosan. 

Mengapa anak-anak tidak dibiarkan membantu di dapur atau mencuci pakaian? Mengapa mereka tidak diminta merapikan mainannya? 

Pekerjaan -pekerjaan monoton seperti ini melatih otak agar bisa menerapkan dan tetap berfungsi di situasi yang  “membosankan”, ini melatih fungsi otak yang sama yang dibutuhkan untuk bisa duduk tenang dan belajar dalam kelas. 

Ketika mereka datang ke sekolah dan sudah waktunya menulis, tidak heran banyak siswa yang menjawab, “Saya tidak bisa. Itu terlalu sulit. Terlalu membosankan.” 

Mengapa? Karena mereka tidak dilatih untuk berada dalam situasi tersebut.

5. Interaksi Sosial yang Terbatas. 

Anak-anak tidak banyak bersosialisasi dengan anak-anak lain seperti dulu, sebagian besar karena mereka sedang sibuk dengan gadget. Mereka tidak lagi bermain di luar dengan teman-teman sebayanya. Lingkungan rumah pun telah berubah, tidak lagi banyak ruang untuk mereka bermain bebas.

Hal ini membatasi kesempatan untuk mengasah keterampilan sosial, yang akan merugikan anak mana pun selama sisa hidupnya.

Otak seperti otot yang bisa dilatih terus menerus. Jika Anda ingin anak Anda bisa bersepeda, ajarkan dia keterampilan bersepeda. Jika Anda ingin anak bisa menunggu, ajarkan dia untuk bersabar. Ajarkan ia keterampilan bersosialisasi, jika ingin anak bisa bersosialiasi dengan baik. Hal yang sama berlaku untuk semua keterampilan lainnya. 

mengapa anak mudah bosan

Parents dapat membuat perbedaan dalam kehidupan anak dengan melatih otak anak sehingga anak berhasil berfungsi di tingkat sosial, emosional, dan akademis.

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda gunakan untuk melatih keterampilan anak

1. Batasi teknologi, dan  terhubung dengan anak-anak Anda secara emosional

Kejutkan mereka dengan sticker kecil, senyuman, gelitik mereka, letakkan catatan di ransel atau di bawah bantal mereka, berikan mereka kejutan dengan mengajak jalan-jalan di sore hari ke taman atau sekitar rumah, atau bersepeda di pagi hari. Semua aktivitas ini akan menghubungkan Anda dengan anak-anak secara emosional.

2. Latih delayed gratification

Buat mereka menunggu ! Biarkan mereka bosan! Hindari penggunaan gadget saat di mobil dan restoran, serta ajari mereka menunggu sambil berbicara dan bermain game

3. Beri Batasan pada Anak

Jangan takut untuk menetapkan batasan. Anak-anak membutuhkan batasan untuk tumbuh bahagia dan sehat !!

Buatlah jadwal untuk waktu makan, waktu tidur, waktu teknologi

Pikirkan apa yang BAIK bagi mereka- bukan apa yang mereka INGINKAN / TIDAK INGIN. Mereka akan berterima kasih untuk itu di kemudian hari. 

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang sulit. Anda harus kreatif untuk membuat anak-anak melakukan apa yang baik untuk mereka karena, seringkali, itu kebalikan dari apa yang mereka inginkan.

Anak-anak membutuhkan sarapan dan makanan bergizi. Mereka perlu menghabiskan waktu di luar ruangan dan tidur pada waktu yang konsisten untuk datang ke sekolah dan belajar keesokan harinya!

Ubah hal-hal yang mereka tidak suka lakukan atau coba mencari permainan yang menyenangkan dan merangsang secara emosional

4. Ajari anak Anda untuk melakukan pekerjaan monoton sejak tahun-tahun awal karena ini adalah dasar untuk “kemampuan kerja” di masa depan

 Melipat cucian, merapikan mainan, menggantung pakaian, membongkar belanjaan, menata meja, membuat makan siang, membongkar kotak bekal, merapikan tempat tidur

Jadilah kreatif. Awalnya buatlah itu merangsang dan menyenangkan sehingga otak mereka mengasosiasikannya dengan sesuatu yang positif.

5. Ajarkan keterampilan sosial

Ajari mereka mengambil giliran, berbagi, kalah / menang, berkompromi, memuji orang lain, menggunakan “tolong dan terima kasih”

Menurut Prooday dari pengalamannya menjadi terapis, anak-anak berubah saat orang tua mengubah perspektif mereka tentang pengasuhan. Bantu anak-anak Anda sukses dalam hidup dengan melatih dan memperkuat otak mereka lebih cepat daripada nanti

Baca Juga:

  1. Biarkan Anak-Anak Bosan!
  2. Strategi Hidup Lambat, Bantu Bertahan di Dunia Serba Cepat 
Bagaimana Menurut Anda?
+1
27
+1
3
+1
2
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket