Ibu baru atau new mom seringkali berkutat dengan produksi ASI yang kurang lancar. Banyak usaha yang telah dilakukan Ibu baru untuk mengatasinya, namun beberapa masih gagal. Kurangnya produksi ASI ini membuat Ibu baru semakin stres.
Oksitosin Kunci ASI Booster
Pernah mendengar hormon Oksitosin?
Ya, oksitosin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini penting bagi ibu menyusui. Selain itu, oksitosin bermanfaat untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan stres dan kecemasan, menurunkan tekanan darah, dan menyebabkan kontraksi otot. Oksitosin juga merupakan hormon yang terlibat dalam hubungan sosial, ikatan, kepercayaan, dan cinta.
Mengapa Oksitosin Penting bagi Ibu Menyusui?
Menyusui merangsang pelepasan oksitosin dari otak ibu. Oksitosin memungkinkan bayi untuk mendapatkan ASI dari payudara ibu. Meskipun menyusui dapat menjadi tantangan bagi sebagian ibu, oksitosin memicu refleks let-down dan dapat mendorong ikatan, yang keduanya dapat membantu mempermudah ibu untuk menyusui.
Apa itu Refleks Let-down?
Saat bayi menyusu, dan mulutnya menyentuh payudara ibu (terutama puting) — sel saraf di payudara akan mengirimkan sinyal ke otak untuk melepaskan oksitosin. Oksitosin menyebabkan otot-otot di sekitar kelenjar pembuat susu di payudara ibu berkontraksi.
Saat kelenjar berkontraksi, ASI akan dilewatkan ke dalam saluran susu. Saluran susu juga berkontraksi untuk mendorong ASI melalui payudara Anda, dan keluar dari puting ke bayi. Pelepasan ASI ini disebut refleks let-down. Saat bayi terus menyusu, akan semakin banyak oksitosin dilepaskan, dan ASI akan terus mengalir keluar dari payudara.
Pelepasan oksitosin saat ibu menyusui menyebabkan timbulnya rasa kantuk dan rileks. Proses ini cenderung menaikkan suhu tubuh, sehingga ibu mungkin merasa panas saat menyusui. Selain itu, memungkinkan juga ibu merasa haus, atau bahkan membuatnya sakit kepala.
Meskipun oksitosin bertanggung jawab atas refleks let-down dan pelepasan ASI dari tubuh ibu, oksitosin tidak ada hubungannya dengan jumlah ASI yang akan dihasilkan. Hormon yang berhubungan dengan produksi ASI adalah prolaktin.
Membangun Ikatan dengan Bayi
Kontak kulit-ke-kulit (skin to skin ) sering kali dianjurkan segera setelah lahir untuk membantu meningkatkan pelepasan oksitosin. Ini membantu bayi mencari dan menempel ke payudara, menciptakan keterikatan yang kuat, dan meningkatkan peluang keberhasilan menyusui.
Oksitosin memainkan peran penting dalam proses menyusui karena bertanggung jawab atas pengeluaran ASI. Jika ibu mengalami masalah menyusui, ada baiknya mengevaluasi bagaimana tubuh ibu melepaskan atau tidak melepaskan hormon tersebut.
Tanda-Tanda Oksitosin Terlepas
Bagaimana ibu bisa tahu jika oksitosin dalam tubuh melakukan apa yang seharusnya dilakukannya? Berikut beberapa tanda yang bisa diperhatikan:
- Kesemutan atau sensasi kesemutan di payudara
- Kram di rahim saat menyusui
- Mendengar bayi menelan saat sedang menyusu
- Melihat ASI bocor dari payudara ]
- Merasa senang dan rileks setelah menyusui
Permasalahan Pelepasan Oksitosin
Beberapa kondisi dapat mengganggu pelepasan oksitosin, yang berdampak pada kesulitan menyusui. Jika ibu merasa sakit setelah melahirkan, terutama jika pernah menjalani operasi caesar, rasa sakit bisa mengganggu pelepasan oksitosin.
Operasi payudara apapun yang melibatkan penggerakan areola atau pemotongan saraf di sekitar puting juga dapat menimbulkan masalah saat menyusui. Saraf di puting diperlukan untuk memberi sinyal pada otak untuk melepaskan oksitosin dan membuat ASI mengalir. Kerusakan saraf di area tersebut dapat mengganggu refleks let-down dan pengeluaran ASI dari payudara.
Stres, kelelahan, penyakit, ketakutan, rasa malu,konsumsi alkohol, dan merokok semuanya dapat mempengaruhi pelepasan oksitosin, mengganggu refleks let-down ibu, dan menghambat bayi untuk mendapatkan ASI.
Bagaimana Cara Merangsang Pelepasan Oksitosin?
Jika ibu mengalami masalah dengan pelepasan oksitosin, ada beberapa cara untuk memicu produksi hormon tersebut:
- Peluk bayi
- Lihat foto bayi Anda saat Ibu berjauhan dengan bayi
- Rilekskan tubuh untuk mengurangi stres
- Mandi air hangat atau oleskan kompres hangat dan lembab ke payudara
- Lakukan kontak kulit-ke-kulit langsung dengan bayi di dada
- Pijat payudara dengan lembut
- Temukan tempat yang tenang dan nyaman, jauh dari gangguan
- Hindari alkohol dan merokok
Jika kesakitan, ibu harus minum obat pereda nyeri yang diresepkan dokter.
Bagi wanita yang mengalami kesulitan mengeluarkan ASI, dokter dapat menggunakan booster oksitosin buatan yang disebut Pitocin dalam bentuk semprotan hidung. Hal ini dapat dilakukan tepat sebelum menyusui atau memompa untuk membantu menurunkan dan melancarkan ASI.
Oksitosin dan Kram Rahim
Saat bayi sedang menyusui, dan oksitosin dilepaskan, maka akan memicu kontraksi rahim. Kontraksi uterus ini sering disebut nyeri dan terasa mirip dengan kram menstruasi.
Dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan, rasa sakit setelah melahirkan bisa sangat kuat. Tetapi kontraksi uterus ini membantu mengurangi jumlah perdarahan post partum. Kontraksi ini juga memungkinkan rahim menyusut kembali ke ukuran normal.
Menyusui selama kehamilan baru biasanya aman. Namun, karena oksitosin dapat menyebabkan kontraksi, menyusui selama kehamilan berisiko tinggi adalah tidak dianjurkan. Jika ibu mengandung bayi kembar atau lebih, atau memiliki riwayat persalinan prematur, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari menyusui demi mencegah persalinan prematur.
Oksitosin juga dilepaskan selama keintiman fisik dan orgasme. Jika Anda mengalami kehamilan berisiko tinggi, seks juga dapat menyebabkan kontraksi rahim dan persalinan prematur. Jika dokter menyarankan untuk tidak menyusui, mungkin ibu juga diminta untuk menghindari hubungan fisik dengan pasangan.
Baca Juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini