Pernah merasa sangat putus asa, kelelahan, dan merasa tak ada yang memahami Anda di hari-hari berat menjadi seorang Ibu? Toni Hammer, seorang blooger dan ibu rumah tangga dengan 2 anak menulis artikel penyemangat ini untuk kita semua.
Psstt, para ayah juga sebaiknya ikut membaca.
SAYA BUKAN YANG PERTAMA: TENTANG PENGALAMAN MENJADI IBU
Saya tidak tahu apakah Anda memperhatikan, tapi pekerjaan menjadi ibu ini sulit. Benar-benar sulit. Pukullah kepala saya dengan batu karena sakitnya pukulan akan membantu saya berhenti berpikir tentang betapa sulitnya menjadi ibu ini.
Sangat mudah bagi saya untuk terjebak oleh semua beban itu. Amukan, kurang tidur, makanan ringan, disiplin, pertempuran waktu mandi, menara dari balok, dapur yang menentang kebersihan, bau abadi air seni di udara, semua itu. Beberapa malam saya pergi tidur dan dengan bodoh berpikir, “Celakalah saya. Saya satu-satunya yang berurusan dengan hal ini. Tidak ada yang mengerti apa yang saya alami. ”
Salah.
Saya bukan ibu pertama, dan saya tidak akan menjadi yang terakhir.
Saya bukan ibu pertama yang menarik selimut menutupi kepalanya saat pukul 5 pagi dan mengecilkan volume pada monitor bayi selama dua atau tiga menit saat pagi dalam upaya untuk berpura-pura anak-anaknya tidak terbagun.
Saya bukan ibu pertama yang melihat rumahnya dari yang awalnya berkilauan menjadi hancur berkeping-keping sebelum ia menyesap kopi paginya untuk pertama kali.
Saya bukan ibu pertama yang berperang dengan anak mereka karena sang anak ingin cangkir yang biru … dan satu anak lainnya ingin yang merah.
Saya bukan ibu pertama yang menimbulkan kericuhan karena ceroboh meninggalkan kerak gosong pada bagian roti panggang anaknya.
Saya bukan ibu pertama yang akan rela merobek lengan kanannya agar lagu “Everything is Awesome” (Ost dari Lego Movie) keluar dari kepalanya.
Saya bukan ibu pertama yang dahulu bermimpi Johnny Depp dan sekarang bermimpi Curious George.
Saya bukan ibu pertama yang meninggikan suara pada anak-anaknya dan merasa benar-benar buruk tentang hal itu.
Saya bukan ibu pertama yang memberi anak-anaknya dosis harian sayuran dalam bentuk-bentuk yang lucu.
Saya bukan ibu pertama yang belajar untuk mengendalikan lidahnya saat dia marah karena anak dua tahunnya meniru mengeluarkan kata makian di saat yang tepat ketika berbelanja.
Saya bukan ibu pertama yang memalsukan gangguan pencernaan untuk berdiam di kamar mandi lebih lama dari biasanya.
Saya bukan ibu pertama yang menunggu-nunggu untuk hari pertama sekolah … meskipun anak tertuanya baru berumur 2 tahun.
Saya bukan ibu pertama yang menangis saat meminum kopinya karena benar-benar kelelahan.
Saya bukan ibu pertama yang memiliki balita yang baru dimandikan, lari ke dapur dan kencing di seluruh lantai yang baru saja di pel.
Saya bukan ibu pertama yang memakan sisa-sisa makanan yang tidak bisa dikunyah dari piring anak-anaknya dan menganggapnya makan siang.
Saya bukan ibu pertama yang merasa seperti ia mengacaukan hidup anak-anaknya dan mulai bertanya-tanya apakah,sebaiknya alih-alih untuk dana kuliah,sebaliknya ia harus menabung untuk terapi kejiwaan.
Saya bukan ibu pertama yang merasa seperti tidak memiliki petunjuk tentang apa yang harus dia lakukan. Jelas bukan.
Ada jutaan ibu sebelum saya yang telah selamat dan membesarkan anak yang telah mengubah dunia – atau setidaknya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Demikian juga, akan ada satu juta ibu setelah saya yang akan merasa lemah di bawah beban berat menjadi ibu. Kita semua ini bersama-sama. Saya tahu rasa sakit Anda dan Anda tahu perasaan saya. .
Mari kita semua bersama-sama bersatu dan ingat kita bukan ibu pertama yang berjuang. Mari kita semua terus mengangkat kepala kita tinggi-tinggi karena kita tahu bahwa kita sedang melakukan pekerjaan terbaik yang kita bisa.
Mari kita semua melihat ke cermin setiap pagi dan mengingatkan diri kita bahwa, disamping semua air mata , ketakutan dan rasa khawatir, kita adalah ibu yang sangat baik.
–Toni Hammer
Dialihbahasakan dari :
https://www.babble.com/parenting/i-am-not-the-first/
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini