Sikap Asertif  yang Harus Dimiliki Anak

Jika Anda ingin membesarkan anak-anak yang tangguh dan percaya diri, mengajarkan komunikasi asertif adalah kuncinya. Anak-anak yang diajarkan untuk bersikap asertif tahu bagaimana membela diri mereka sendiri (dan orang lain) tanpa menyakiti atau berbuat jahat. Mereka mampu mengatakan “tidak”, menolak dengan tegas, berkomunikasi dengan jelas, dan memelihara hubungan positif yang mendukung kebutuhan mereka sendiri dan juga kebutuhan orang lain.

Namun, Apa itu Asertif Sebenarnya?

Ini adalah cara untuk mengkomunikasikan perasaan, pikiran, pendapat dan keyakinan dengan cara yang hormat, jelas dan jujur.

Ketegasan membangun kepercayaan diri, harga diri, dan kemampuan mereka untuk membentuk dan memelihara hubungan yang lebih kuat

Sikap dan cara komunikasi asertif ini tidak dapat diperoleh dari lahir. Rasa khawatir akan terlihat kasar atau egois, serta takut tidak disukai orang lain kerap menghalangi kita untuk membela diri sendiri.Namun, kabar baiknya, sikap asertif ini dapat dibangun dan ditumbuhkan dengan latihan. Orang tua juga perlu (bahkan mungkin harus) membantu anak-anak menguasai kemampuan ini, dan mendapatkan banyak manfaat yang terkait dengan komunikasi yang asertif.

Agresif dan Asertif, Apa bedanya?

Perilaku agresif terkadang dapat dikelirukan dengan perilaku asertif karena kedua gaya komunikasi melibatkan orang yang berbicara untuk diri mereka sendiri dan merasa memegang kendali. Namun, ada perbedaan besar antara cara agresif dan asertif. Komunikasi asertif bersifat langsung tetapi tidak menyinggung. Bagian dari bersikap asertif adalah menghargai perasaan dan pendapat orang lain, mampu menerima kritik dengan cara yang konstruktif, dan bersedia bernegosiasi saat terjadi perselisihan.

Oleh karena itu, anak-anak yang asertif lebih mungkin untuk dapat:

  • Mengenali perasaan mereka sendiri;
  • Berbicara untuk diri mereka sendiri dan orang lain;
  • Menghindari dan menanggapi intimidasi;
  • Menyampaikan ketidak setujuan namun ada rasa hormat
  • Bernegosiasi dengan orang lain;
  • Mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah;
  • Membangun hubungan yang lebih kuat;
  • Membangun kepercayaan diri dan harga diri; dan merasa terkendali

Mengajarkan Sikap Asertif 

Mengajarkan asertif sejak dini sangat berharga karena, secara umum, anak-anak yang asertif tumbuh menjadi remaja dan orang dewasa yang asertif. Berikut adalah beberapa ide tentang bagaimana Anda dapat mengajar anak-anak Anda untuk bersikap asertif :

Melatih Asertif Dimulai dari Orang Tua 

Contohkan perilaku asertif saat berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, dan lain-lain. Kadang-kadang, Anda perlu secara eksplisit mengajari anak Anda bagaimana bersikap asertif. Jika anak Anda merasa ditinggalkan teman, ajari dia bagaimana mengelola situasi ini.

Misalnya, Anda dapat melatihnya tentang cara bergabung dalam aktivitas atau permainan yang dia sukai. Anda juga dapat menggunakan skenario yang berbeda sehingga anak Anda memiliki kesempatan untuk berlatih bagaimana bersikap asertif.

Orang tua juga harus punya pemahaman yang sejalan dengan sikap asertif. Misalnya ketika anak mengatakan “tidak” atau mempertanyakan satu permintaan orang tua, respon orang tua pun seharusnya bisa menerima dengan baik.

Apa yang Harus Diajarkan Orang Tua?

Ajarkan anak hal-hal dasar seperti postur percaya diri (tubuh tegak, bahu rileks, ekspresi wajah santai, dan kontak mata yang baik), dan mendengarkan tanpa menyela.

Seperti halnya keterampilan lainnya, belajar menjadi asertif membutuhkan waktu dan latihan, jadi konsistenlah dan jangan menyerah. Hasilnya memang tidak akan langsung kelihatan tapi akan berbuah di hari depan.

Menentukan Batas

Jelaskan pada anak, ada batas yang tidak boleh dilintasi.Pada tingkat fisik, seperti tanda berhenti atau membuat “gelembung pribadi” (ruang di sekitar tubuh kita) serta batas-batas emosional (hal-hal apa yang menyakiti perasaan kita).

Salah satu cara untuk menghormati batasan-batasan ini adalah dengan menjelaskan kekuatan “tidak”. Entah itu pelukan yang tidak diinginkan dari paman atau teman yang suka memerintah di taman bermain, anak-anak perlu mendengar bahwa dengan tegas mengatakan “tidak” adalah hak mereka.

sikap asertif pada anak

 

Mendengarkan Secara Aktif

Cara lain untuk mencontohkan asertif adalah melalui mendengarkan secara aktif. Selama konflik, cukup nyatakan kembali apa yang dikatakan orang lain sebelum Anda merespons. Ini sangat berdampak ketika perselisihan terjadi dengan anak: “Anda mengatakan ‘tidak’ pada gaun biru hari ini. Saya mendengar Anda” atau “Anda benar-benar ingin menonton kembang api. Sepertinya anak-anak lain semua bisa begadang.”

Sikap asertif yang konsisten membutuhkan latihan jangka panjang, baik dari orang tua maupun anak. Tetapi mencontohkan komunikasi asertif memungkinkan kita dan anak-anak untuk menuai manfaatnya yang kuat, termasuk kepercayaan diri, harga diri yang tinggi, dan hubungan yang lebih positif.

 

Bagaimana Menurut Anda?
+1
11
+1
2
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket