Parents, akan ada suatu waktu, dimana Anda mengetahui apa saja petualangan online anak Anda. Dan Anda tidak akan gembira dengan apa yang anda temukan.
Dan ini bisa jadi karena Parents menemukan history atau unduhan video porno di gadget atau komputer anak.
Pornografi dengan beragam bentuk material dan medianya bukan hal yang sulit untuk ditemukan sekarang ini, apalagi lewat internet, aksesnya semudah keran air.
Jika Parents suatu hari menemukan fakta bahwa anak Anda sudah terlanjur terekspos pornografi, hanya ada satu jalan keluar yaitu, jujur dan jawab semua pertanyaan dan keingintahuan mereka.
Yang terpenting, ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk memberikan pendidikan seksual tanpa Parents harus kebingungan mencari waktunya.
Nah, langkah apa yang perlu dilakukan orang tua ketika kepergok anaknya nonton video porno atau memiliki foto porno?
1. Jangan memberikan reaksi impulsif
Semuanya telah terjadi. Situasi ini tidak akan berubah. Jadi, yang perlu dilakukan adalah menghadapinya dengan kepala dingin. Jangan terburu-buru bereaksi. Jelaskan kepada mereka bahwa Parents memahami keingintahuan mereka tentang hal-hal seksual. Namun tegaskan bahwa itu bukan hal yang positif, dan terbukalah untuk berdiskusi. Tapi hindari menyampaikan dengan kalimat-kalimat yang mengancam.
Bicarakan hal ini kepada pasangan Anda. Usahakan untuk membicarakan di hari yang sama dengan hari ketika Anda menemukan anak Anda mengakses pornografi.
2. Diskusikan masalah pornografi dengan anak Anda
Akan lebih baik bersikap jujur, pilihlah istilah-istilah ilmiah dalam diskusi. Gunakan istilah-istilah yang benar seperti penis, vagina, dan payudara. Dengan cara ini, Anda menunjukkan kepada anak Anda bahwa bagian intim tubuh seseorang maupun hubungan seksual adalah proses yang tidak boleh direduksi dengan menggunakan kata-kata yang terkesan lucu atau merendahkan.
Ikuti langkah-langkah berikut untuk berdiskusi.
- Jelaskan bahwa mereka telah terpapar pornografi
2. Beritahu mereka untuk tidak khawatir dan tidak perlu malu untuk berdiskusi mengenai seks. Dan masih merupakan hal yang wajar jika mereka terangsang untuk menonton hal terkait pornografi.
Banyak anak ingin membicarakan seks, tapi tidak tahu dengan siapa mereka harus berbicara. Sebagai orang tua, Anda menjadi sumber utama untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka.
3. Jelaskan kepada mereka mengenai pandangan Anda mengenai seks. Tekankan pada aspek emosional daripada keintiman fisik.
4. Yakinkan mereka bahwa pornografi jarang menggambarkan hal yang sebenarnya. Tubuh mereka akan berubah dan kemungkinan besar tidak akan terlihat seperti yang mereka lihat di video. Beri tahu anak Anda bahwa bagian tubuh yang mungkin telah dia saksikan sama sekali bukan merupakan standar yang harus digunakan untuk mengukur diri mereka maupun orang lain.
3. Dorong mereka untuk terus bertanya
Dorong anak Anda untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada Anda. Akan lebih baik mereka bertanya kepada Anda dibanding orang lain atau mencari tahu sendiri. Jawab mereka secara langsung. Temukan istilah yang diterima untuk berbagai tindakan yang mungkin telah mereka lihat.
Yang terpenting jangan merasa malu atau takut untuk menjelaskan. Jika Anda malu atau takut, mereka tidak akan berhenti menonton film porno. Mereka hanya akan memastikan bahwa Anda tidak tahu bahwa mereka masih melakukannya.
4. Jelaskan bahwa pornografi bukan untuk anak-anak
Jangan lupa jika anak Anda tetaplah seorang anak. Jadi, tekankan pada mereka untuk mengeksplor tontonan yang lebih bermanfaat dibanding pornografi.
5. Batasi eksposure
Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah menyelidiki sumbernya. Cari tahu bagaimana dia menemukannya. Apakah dari pencarian internet? Apakah dia tidak sengaja menemukannya saat menonton sesuatu yang lain? Cara yang mudah adalah dengan menelusuri riwayat browser. Dengan ini, Anda akan tahu kapan semuanya dimulai, dan seberapa banyak anak Anda terekspos.
Sekalipun membatasi ini tidak akan 100% berhasil, namun langkah ini perlu Parents terapkan, terutama untuk anak-anak dibawah umur. Ketika anak sudah remaja, Parents perlu mengajarkan tentang self control atau pengendalian diri karena membatasi “ruang gerak” anak di dunia maya akan jadi langkah yang sia-sia.
Jadi, Parents, bersiaplah untuk pengalaman “tak terlupakan” ini !
Baca Juga:
1. Ajarkan Anak Mengendalikan Diri Sendiri
2. Kontrol Diri Sebelum Marah pada Anak? Ini Caranya!
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini