Sebagai orangtua tentu ingin selalu dekat dan memiliki kelekatan dengan anak. Banyak cara yang dilakukan oleh orangtua untuk mewujudkan hal tersebut. Mulai dari mengajak bermain anak, hingga berusaha tiap hari memeluk atau mencium anak untuk mengungkapkan rasa cinta pada mereka.
Tapi, apa jadinya jika anak justru menolak perlakuan Anda? Bagaimana jika anak menolak dicium, dipeluk, bahkan disentuh oleh orangtuanya sendiri? Bahkan bukan hanya menolak, mereka juga terlihat sangat marah saat Anda berusaha melakukan semua hal tersebut.
Bukankah biasanya anak-anak yang masih berusia dini sangat senang dipeluk, dan mengikuti kemana saja Ayah atau Ibunya pergi? Tapi, kenapa anak Anda berbeda? Apa yang harus dilakukan agar anak memiliki kelekatan dengan Anda sebagai orangtuanya?
Nah, sebelum mengetahui bagaimana cara melekatkan diri pada anak, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa itu kelekatan dan kenapa anak nampak tidak mau melekat pada orangtuanya sendiri?
Apa itu Kelekatan?
Kelekatan adalah hubungan mendalam yang dibangun antara seorang anak dengan orangtuanya sendiri, dengan pengasuhnya, atau dengan anggota keluarga lain yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dan kemampuan mereka untuk mengekspresikan emosi dan membangun hubungan yang bermakna di kemudian hari.
Nah, setiap anak seharusnya memiliki kelekatan dengan orangtua. Namun, pada kasus tertentu terdapat anak yang tidak suka melekat pada orangtuanya. Hal ini dipengaruhi oleh gangguan kelekatan reaktif yang sering disebut Reactive Attachment Disorder (RAD).
Apa itu Reactive Attachment Disorder (RAD)?
Gangguan kelekatan reaktif atau (RAD) adalah suatu kondisi dimana anak tidak dapat membangun ikatan yang sehat dengan orangtua, dengan pengasuh atau dengan anggota keluarga lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, menyebabkan kesulitan dalam mengelola emosi, serta membuat anak merasa kurang percaya diri.
Seorang anak yang memiliki gangguan RAD, sebenarnya merasa tidak aman, merasa tidak nyaman dan merasa sendirian sepanjang waktu. Meskipun Anda sudah berusaha untuk mendekatkan diri padanya, namun semua usaha tersebut ditolak oleh anak.
Akibatnya, banyak orangtua yang merasa frustasi dengan kondisi anak yang tidak bisa melekat atau mengalami gangguan RAD tersebut.
Apa Saja Penyebab RAD pada Anak?
RAD pada anak disebabkan karena anak tidak dapat secara konsisten terhubung dengan orangtua atau pengasuh utama anak.
Biasanya hal ini disebabkan karena anak merasa ditinggalkan, terisolasi dan tidak berdaya. Kondisi inilah yang memicu seorang anak belajar bahwa ia tidak boleh bergantung pada orang lain dan bahwa dunia adalah tempat berbahaya sekaligus menakutkan.
Beberapa perlakuan yang mengakibatkan RAD pada anak misalnya:
- Saat anak menangis, tidak ada satu orang pun yang merespon atau menawarkan kenyamanan.
- Saat anak lapar atau ngompol, tidak ada orang yang merawat mereka selama berjam-jam.
- Tidak ada orang yang melihat, berbicara atau tersenyum pada anak tersebut sehingga mereka merasa kesepian.
- Anak hanya akan mendapat perhatian jika melakukan hal-hal yang ekstrim.
- Anak yang dianiaya atau dilecehkan.
- Kebutuhan anak yang kadang dipenuhi dan kadang tidak dipenuhi.
- Anak yang dirawat di RS sehingga terpisah jauh dari orangtua dalam waktu lama.
- Seorang anak yang diadopsi (dipindahkan) dari satu orangtua/pengasuh ke orangtua/pengasuh lainnya).
- Orangtua yang kesehatan mentalnya terganggu.
Apa Saja Tanda Awal RAD pada Anak?
Tanda awal gangguan RAD pada anak seharusnya bisa terlihat saat anak berusia sangat dini. Beberapa tanda yang bisa nampak pada anak, misalnya:
👶 Menghindari kontak mata.
👶 Tidak tersenyum.
👶 Tidak meraih tangan saat Anda menawarkan tangan.
👶 Menolak tawaran Anda untuk menenangkan, dan terhubung dengannya.
👶 Tidak memperhatikan dan tidak peduli saat Anda meninggalkan mereka.
👶 Tangisan yang tak terhindarkan.
👶 Tidak bersuara/bersuara.
👶 tidak mengikuti Anda dengan mata mereka.
👶 Tidak tertarik bermain game interaktif/tidak tertarik dengan mainan.
👶 Menghabiskan banyak waktu untuk menghibur diri.
Hal yang wajib Anda ingat adalah bahwa tanda awal gangguan RAD hampir sama dengan gangguan ADHD atau Autisme pada anak. Untuk itu diperlukan observasi secara detail oleh ahli medis atau psikolog anak.
Apa Saja Gejala Lanjutan Gangguan RAD pada Anak?
Anak yang mengalami gangguan RAD tidak hanya mengalami beberapa tanda di atas. Apabila tidak segera ditangani maka akan muncul gejala lain, seperti:
- Enggan Disentuh secara Fisik
Anak-anak yang mengalami gangguan RAD memiliki gejala lanjutan tidak suka atau enggan disentuh secara fisik. Anak-anak RAD sering mengatakan “Aduh” saat disentuh. Mereka berpikir bahwa sentuhan dan kasih sayang adalah ancaman.
- Berusaha Mengontrol Masalah Sendiri
Penderita RAD akan selalu berusaha mengontrol masalah mereka sendiri. Artinya, anak-anak penderita RAD menghindari perasaan tidak berdaya. Mereka sering menunjukkan perilaku menantang dan argumentatif.
- Selalu Merasa Marah
Kemarahan yang dirasakan oleh anak RAD akan diekspresikan secara langsung. Misalnya dengan memukul, memeluk terlalu keras, atau dengan menyakiti orang lain.
- Sulit Menunjukkan Perhatian / Kasih Sayang
Anak penderita RAD sangat sulit menunjukkan perhatian atau kasih sayang. Mereka selalu bertindak dengan tidak wajar terhadap orang asih dan tentu saja menunjukkan perhatian yang sangat sedikit terhadap orangtua sendiri.
- Kurangnya Empati
Anak yang mengalami gangguan RAD memiliki empati yang kurang. Semua tindakan mereka cenderung tidak menunjukkan hati nurani, tidak menunjukkan rasa bersalah, atau penyesalan setelah berperilaku buruk.
Bagaimana Mengasuh Anak dengan gangguan RAD?
Mengasuh anak dengan gangguan RAD memang bisa sangat melelahkan dan membuat frustasi karena sangat sulit mengedepankan rasa kasih sayang dan cinta Anda pada anak yang sulit menerima kasih sayang dan cinta tersebut.
Namun demikian Anda harus tetap sabar, dan tekun dalam menghadapi anak yang memiliki gangguan RAD tersebut. Pastikan anak terus menjalani sesi terapi dengan psikolog untuk menyembuhkan gangguan RAD yang dimilikinya. Dukungan Anda dan anggota keluarga yang lain pun sangat penting dalam proses kesembuhannya tersebut.
Baca juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini