Anak Tantrum Karena Tidak Mau Berbagi, Bagaimana Mengatasinya?

26 Februari 2019

Pertanyaan:

Ibu Kusuma Pita

Hallo SOP

Halo SOP, aku punya anak umur 3th. Anakku ini masih susah sekali berbagi, cenderung pelit meminjamkan mainan ke temannya. Padahal sudah dikasih tau berulang-ulang kalau dipinjam itu hanya dipakai sebentar terus dikembalikan lagi. Kalau dikasih tau di rumah iya-iya tapi kalau pas mainan begitu lagi. Ujung-ujungnya kalau ada yang meminjam mainannya, dia jadi tantrum di depan teman-temannya atau di tempat umum dan anak yang meminjam mainan itu kadang didorong atau dicubit sama anak saya, karena dia kesal mainannya dipinjam. Gimana solusinya mom?

Hallo Parents

Dear Ibu Kusuma Pita,

Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan ya Mom…

Sebelum kita bahas lebih lanjut, adalah wajar jika dalam menyampaikan informasi pada anak, orang tua selalu perlu melakukan pengulangan secara rutin sebelum perilaku yang diinginkan muncul secara otomatis tanpa diingatkan kembali.

Bahkan tak jarang setelah perilaku yang diharapkan muncul, orang tua juga masih perlu mengulang untuk mengingatkan kembali secara berkala.

Usaha ini investasi jangka panjang ya Mom… Memang tampak menyulitkan dan tidak menyenangkan bagi orang tua, namun jika nantinya anak konsisten melakukan ini setelah bertambahnya usia, orang tua lebih mudah juga di masa yang akan datang.

Lebih jauh lagi, seiring bertambahnya usia, kontrol orang tua pada anak juga semakin minim dan kontrol lingkungan tak jarang juga makin besar sejalan dengan pergaulan anak yang semakin luas.

Maka jangan bosan untuk mengingatkan anak selalu ya Mom…

Terkait dengan usaha yang dilakukan Mom untuk mengajarkan konsep berbagi sudah baik ya…

Namun demikian, ada baiknya jika dilakukan evaluasi kembali mengapa usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil yang diharapkan…

Beberapa hal yang dapat dicek kembali adalah sebagai berikut :

  • Situasi seperti apa yang membuat anak tidak mau berbagi? Misalnya apakah hanya ketika sedang bermain, atau ada situasi tertentu lain, ataukah di semua situasi?
  • Barang apa yang membuat anak tidak mau berbagi? Apakah hanya objek tertentu ataukah berlaku untuk semua barang?
  • Pada siapa saja anak menolak berbagi? Apakah misalnya, jika orang tua yang meminta pinjam anak akan memberikan ataukah tidak?

Beberapa hal ini perlu dijawab terlebih dahulu untuk mengetahui batasan anak terkait barangnya sehingga penanganannya juga lebih baik.

Sebagai gambaran, ketika anak tidak mau berbagi ketika ia sedang memainkan mainan tertentu saja, maka anak dapat mulai diajarkan konsep berbagi mulai dari hal lain, misalnya berbagi makanan atau berbagi hal lainnya. Demikian pula dengan jenis barang yang tidak ingin dibagikan anak, maupun orang lain yang ditolak anak untuk berbagi.

Di sisi lain, jika anak sangat ekstrim dengan barangnya (misalnya untuk semua pertanyaan sebelumnya dijawab untuk semua -situasi, jenis barang, maupun pada siapapun- anak tidak mau berbagi), langkah yang dapat diajarkan orang tua adalah menerapkan konsep berbagai dalam keseharian anak.

Sebagai salah satu gambaran, saat anak dalam waktu luangnya, orang tua dapat mengajarkan untuk memberikan barang ataupun objek lain pada anak. Misalnya ketika sedang makan, orang tua dan anak dapat memperoleh menu yang berbeda. Menu tersebut dapat dibagikan pada anak sehingga konsep berbagi tidak asing bagi anak. Anak juga dapat diminta membagikan makanannya sehingga menu makanannya sama dengan orang tua.

Dalam hal ini, libatkan orang terdekat anak lebih dulu, serta lakukan pada situasi yang familiar sehingga proses belajar menjadi senyaman mungkin bagi anak.

Setelah cukup konsisten, orang tua dapat melibatkan orang lain maupun lingkungan yang lebih luas.

Selain menerapkan dalam keseharian anak, orang tua juga dapat memberikan contoh lainnya melalui hal yang mampu diamati anak, misalnya melalui kejadian yang ada di sekitar anak, ataupun melalui buku bergambar sehingga anak memahami perlunya berbagi. Dengan pengalaman atau gambar yang dilihatnya, diharapkan anak mampu memahami apa dampak berbagi dan bagaimana konsep berbagi yang sesungguhnya.

Contoh lain, misalnya ketika sedang berbelanja, anak dapat dilibatkan untuk memberikan uang pada kasir dan menerima kembalian (jika ada) dari kasir. Dengan demikian, konsep memberi dan menerima lekat dengan keseharian anak.

Di waktu luang anak, orang tua juga dapat menghimbau kembali sesegera mungkin terkait alasan anak tidak mau berbagi atau meminjamkan barangnya. Misalnya ketika anak tidak mau berbagi, temukan waktu sesegera mungkin agar anak tidak lupa namun juga situasi yang cukup kondusif untuk membahas hal ini dengan anak.

Dengan memahami cara pikir anak, orang tua dapat mengarahkan pola pikir yang tepat pada anak untuk membuat anak bersedia meminjamkan atau membagi barangnya.

Terkait dengan tantrum yang dimunculkan anak, ada baiknya jika orang tua juga mengajarkan pengenalan emosi pada anak sehingga ia mampu memahami dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat.

Semoga jawaban yang saya berikan dapat membantu mengatasi kebingungan sebagai orang tua ya Mom. Semangat selalu untuk berjuang memberikan yang terbaik untuk generasi yang akan datang Mom…

Sonia Utari Alatan, M.Psi., Psikolog

Baca juga:

  1. Apa Sih Pentingnya Berbagi?
  2. Mengajarkan Anak Berbagi
Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket