“Mama tadi nggak bisa datang ke pentas Kakak di sekolah, jalannya macet banget sih. Nggak apa ya?”
“Adek di sini dulu ya sama Eyang, Mama gak lama kok, paling sebelum adek bobo Mama sudah di rumah.”
“Papa gak pernah tinggal di rumah sekarang karena kerjanya di luar kota Dek, jadi pulangnya seminggu sekali.”
Pernahkah Anda berbohong pada anak-anak? Berapa banyak Anda berbohong dalam satu hari? Mungkin Anda berdalih bahwa kebohongan demi kebohongan yang dikatakan pada anak hanya agar anak tidak merasa sedih mengetahui kebenarannya. Padahal ketika berbohong pada anak, orang tua justru bisa menyakiti hati anak dua kali.
Saat anak mengetahui kebenaran tentang sesuatu dan kebenaran itu berlawanan dengan yang dikatakan orang tua, pada akhirnya anak-anak akan meragukan diri mereka sendiri. Anak-anak yang sehat, belajar mempercayai diri mereka sendiri (intuisi mereka), tentang benar atau salah di usia yang masih cukup muda. Kondisi ini sebenarnya didukung oleh orang tua mereka sendiri.
Nah, karena orang tualah yang harusnya mendukung anak-anak untuk mempercayai diri sendiri, maka anak berpikir bahwa sumber informasi yang benar adalah dirinya sendiri. Ketika seorang anak diberitahu bahwa hal yang mereka yakini sebagai kebenaran adalah sebuah kebohongan maka anak-anak menjadi ragu akan hal lainnya. Anak-anak kemudian akan bertindak seperti apa yang dikatakan orang lain (orang tua). Padahal, sikap “mempercayai diri sendiri” adalah fondasi yang kokoh untuk kepribadian yang sehat bagi seseorang.
Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), menemukan fakta bahwa anak-anak sebenarnya tidak mudah tertipu. Anak-anak dapat benar-benar merasakan saat orang tua sedang berbohong pada mereka. Nah, hal inilah yang bisa menyebabkan anak-anak tidak mempercayai orang-orang terdekat mereka, misalnya orang tua, ataupun pengasuh.
Peneliti dari MIT bahkan mengatakan bahwa anak-anak juga tahu saat orang tua menahan atau menyembunyikan informasi tertentu.
Apa Yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Seperti yang telah diketahui, orang tua berbohong hanya agar anak-anak tidak sedih saat mengetahui kebenaran yang menyakitkan. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak dari kebenaran?
Orang tua harus menerima bahwa mereka tidak dapat melindungi anak-anak dari kebenaran. Orang tua juga harus memahami bahwa, berbohong pada anak justru akan membuat anak mengetahui kebenarannya dan bertanya “Mengapa orang tua harus berbohong tentang hal-hal tertentu?”
Lalu, hal apa saja sih yang biasanya dijadikan topik kebohongan orang tua pada anak?
√ Mengatakan pada Anak bahwa Mama dan Papa Saling Mencintai Tapi Tidak Bisa Bersama Lagi.
Kebohongan inilah yang cukup banyak dilakukan orang tua. Maksudnya mungkin baik, agar anak-anak tidak merasa sedih saat bercerai, namun anak akan berpikir kalau memang saling mencintai mengapa tidak bersama? Untuk itu, sebaiknya katakan pada anak bahwa: “Mama dan Papa sudah tidak bisa saling sayang, itulah mengapa Mama dan Papa tidak tinggal bersama lagi”. Anak-anak memang perlu tahu bahwa Anda dan pasangan tidak lagi dalam status pernikahan.
√ Bertindak Sesuka Hati, sehingga Melewatkan Acara Penting Bagi Anak.
Beberapa orang tua kadang bertindak sesuka hati dan seringkali melewatkan acara penting anak, misalnya acara gathering di sekolah bersama dengan semua orang tua murid. Orang tua mungkin saja lebih mementingkan urusan pekerjaan, namun tidak segera meminta maaf pada anak karena tidak hadir dalam acara tersebut dan memilih untuk berbohong pada anak. Cara seperti ini justru akan membuat anak berpikir bahwa berbohong adalah cara yang dapat diterima untuk menghindari tanggung jawab.
√ Saat Orang Tua Mengatakan Pernikahannya Baik-Baik Saja Padahal Tidak
Orang tua seringkali menyembunyikan permasalahan dalam pernikahan dari anak. Orang tua bahkan mengatakan bahwa pernikahan mereka baik-baik saja, padahal salah satu dari orang tua sudah tidak tinggal serumah atau salah satu diantara mereka nampak tidak bahagia. Kebohongan ini jelas akan terlihat oleh anak dan justru akan lebih menyakiti mereka. Untuk itu sebaiknya katakanlah hal yang sebenarnya.
√ Saat Orang Tua Berbohong Karena Egois
Pernahkah Anda melarang anak memelihara hewan tertentu karena alasan Anda alergi pada hewan tersebut? Padahal sebenarnya Anda tidak alergi dan justru memelihara hewan lain kesukaan Anda. Atau saat anak meminta dibelikan mainan, dan Anda mengatakan tidak memiliki uang. Padahal Anda memilikinya dan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan Anda sendiri. Dengan begitu, Anda sama seperti membesarkan anak-anak yang egois ,dan berbohong untuk menguntungkan diri sendiri.
√ Saat Orang Tua Memberi Harapan Palsu
Anda mungkin sering memberi harapan palsu pada anak, misalnya berjanji akan mengajak jalan-jalan anak saat liburan, kenyataannya selalu ditunda. Alasan klisenya karena Anda sibuk dengan pekerjaan rumah padahal alasan sebenarnya karena Anda merasa tidak ada budget. Nah, hal ini justru akan menyakiti anak.
√ Saat Orang Tua Berbohong tentang Kondisi Kesehatan Anak
Beberapa orang tua mungkin akan menyangkal bahwa anak mereka adalah pengguna obat-obatan terlarang. Hal ini mungkin dilakukan orang tua karena merasa malu jika kondisi tersebut diketahui orang lain. Pada beberapa kasus, kebohongan orang tua ini justru akan mengakibatkan kematian pada anak karena over dosis.
√ Memberitahu Anak bahwa Mereka Tidak Tahu Apa-apa
“Kamu tuh masih kecil, belum tahu apa-apa dek, jangan ikut campur urusan orang dewasa deh.” Nah, siapa yang pernah mengatakan hal tersebut? Memberitahu anak bahwa mereka salah dengar atau tidak paham padahal apa yang mereka dengar dan pahami adalah suatu kebenaran merupakan kebohongan lainnya yang dilakukan orang tua. Kebohongan seperti ini justru membuat anak merasa sendirian dan ditolak oleh orangtua. Sebaiknya jelaskan dengan bahasa anak-anak bahwa ada hal-hal yang mungkin belum mereka paham dengan baik.
Orang tua sebenarnya bisa mengatakan kebenaran tentang suatu peristiwa negatif atau menyedihkan tanpa memusatkan perhatian pada detail yang buruk. Misalnya saat Anda melewatkan acara tertentu dengan anak, maka katakan “Maaf ya,Mama kemarin tidak bisa datang ke sekolah. Sebagai gantinya Mama akan datang di acara Kakak bulan depan ya..”
Anak-anak sebenarnya mampu menangani segala macam kekecewaan jika orang tua selalu memberikan dukungan pada anak. Untuk itu hindarilah berbohong pada anak. Dampak buruk justru akan dialami anak ketika orang tua sering berbohong pada anak.
Baca Juga :
- Ketika Orang Tua Sering Berbohong Pada Anak
- Menghadapi Anak yang Sering Berbohong
- Si Kecil Bohong Saat Puasa?
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini