Telur Bikin Bisulan dan Mitos MPASI Lainnya

MPASI atau makanan pendamping ASI, memang harus diberikan kepada bayi untuk tambahan nutrisinya selain ASI. Pemberian MPASI pada bayi pun menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Terkait bahan makanan apa saja yang cocok dan tidak cocok untuk bayi.

Banyak pendapat yang berkembang di dalam masyarakat tentang mitos dan fakta MPASI pada bayi. Misalnya, sebagian orang percaya bahwa jika bayi diberi banyak protein yang berasal dari telur. Maka bayi rawan bisulan. Benarkah pendapat tersebut? Daripada bingung menerka-nerka tanpa kejelasan, simak yuk, penjelasan sebenarnya tentang mitos dan fakta MPASI pada bayi berikut ini

» Mengenalkan Buah-Buahan Terlebih Dahulu Sebelum Sayuran Bikin Anak Hanya Suka Makanan Manis

Ini hanyalah mitos. Faktanya, MPASI seperti buah dan sayuran sangat baik bagi bayi. Hal ini karena sayuran maupun buah-buahan mengandung vitamin dan mineral penting yang bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi yang sudah memasuki masa MPASI harus mulai diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan dan beragam rasa. Sehingga bayi terhindar dari Picky Eater (pilih-pilih makanan) di kemudian hari.

Selain itu, penting bagi bayi untuk mendapatkan asupan zat besi dari MPASI pada masa tumbuh kembangnya. Hal ini karena zat besi pada bayi akan mulai berkurang pada saat bayi berusia 6-9 bulan. Parents bisa memenuhi zat besi melalui MPASI yang berasal dari sereal dan daging giling.

Jadi jangan pernah takut memberikan bayi buah terlebih dahulu sebelum sayuran. Bayi tidak akan jadi hanya suka makanan manis karena diberi MPASI buah-buahan. Justru buah-buahan sangat dianjurkan pada bayi. Sebaiknya makanan yang lain juga perlu dikenalkan. Hal ini juga agar bayi tidak merasa bosan.

» Jangan Beri Bayi Makanan Yang Mengandung Lemak Tinggi Seperti Alpukat

Beberapa orang berpendapat bahwa bayi jangan diberi makanan yang mengandung lemak tinggi seperti alpukat karena bisa tidak sehat. Namun pendapat ini hanyalah mitos. Faktanya, bayi justru membutuhkan lemak. Lemak tersebut bisa berasal dari alpukat.

Alpukat yang diberikan pada saat MPASI sangat baik bagi perkembangan otak bayi. Selain itu, alpukat juga mengandung lemak tak jenuh yang justru bisa menurunkan kolesterol. Sehingga membantu menjaga kesehatan jantung. Alpukat juga kaya akan serat dan membantu mengurangi resiko kanker.

Alpukat bisa menjadi makanan yang sangat penting bagi bayi karena manfaatnya yang sangat beragam. Jadi Parents tidak perlu takut memberikan alpukat pada bayi saat masa MPASI.

» Terlalu Banyak Makanan yang Mengandung Vitamin A Menyebabkan Bayi Kelebihan Vitamin A

Pendapat tersebut hanyalah mitos. Faktanya, Vitamin A yang terkandung dalam buah dan sayur seperti wortel dan jeruk sangat baik bagi bayi. Hal ini karena jeruk dan wortel mengandung beta karoten yang tinggi. Beta karoten adalah zat yang mengandung anti oksidan. Anti oksidan ini berfungsi untuk memperkuat sistem imun, sehingga bayi jarang sakit.

Kelebihan vitamin A pada bayi tidak menjadi masalah jika vitamin A tersebut diperoleh dari sumber makanan alami. Sebaliknya, kelebihan vitamin A bisa menjadi masalah jika vitamin tersebut diperoleh dari asupan suplemen makanan yang berlebih.

Beberapa orang tua mungkin takut jika wajah dan telapak bayi berwarna sedikit orange saat terlalu banyak mengkonsumsi wortel. Ini adalah tanda Carotenemia. Carotenemia adalah berubahnya warna kulit bayi menjadi kekuningan atau oranye disebabkan terlalu banyak asupan sayuran yang mengandung vitamin A, antioksidan, dan vitamin C.

Namun jangan terlalu khawatir akan hal ini. Perubahan warna pada beberapa bagian tubuh, bisa jadi karena konsumsi wortel, jeruk atau makanan lain yang berwarna oranye. Parents cukup menghentikan pemberian makanan tersebut untuk sementara waktu hingga warna kulit bayi kembali normal. Biasanya hanya butuh waktu 1-3 hari sampai kulit bayi berubah warna menjadi normal kembali.

Yang perlu orang tua khawatirkan jika bayi mulai menunjukkan gejala tertentu seperti warna kuning pada bola mata, atau warna kekuningan tidak kunjung hilang bahkan setelah menghentikan asupan wortel. Warna kekuningan atau oranye pada tangan atau bagian wajah bayi juga jadi pertanda ada masalah dengan kesehatannya. Seperti fungsi liver yang tak optimal, adanya masalah pada proses pemecahan sel darah merah atau penyakit tertentu. Sebaiknya jika sudah mengalami hal ini, Parent segera berkonsultasi dengan dokter.

mitos dan fakta MPASI

» Berikan Jus pada Anak Sebagai Pengganti Makanan Utama Saat Bayi Tidak Mau Makan

Ini jelas mitos yang menyesatkan. Faktanya, pemberian jus buah pada anak seharusnya jangan terlalu sering. Apalagi sampai digunakan sebagai pengganti makanan utama. Pemberian jus yang terlalu sering justru membuat feses bayi menjadi lebih cair. Selain itu, tekstur jus yang cukup padat bisa membuat bayi lebih lama kenyang. Akibatnya nafsu makan bayi akan menurun.

Menurut American Academy of Pediatrics, pemberian jus pada bayi tidak boleh lebih dari 240 cc per hari. Jadi usahakan memberikan jus sebagai makanan pendamping saja. Bukan sebagai makanan utama saat masa MPASI.

» Madu itu Baik Untuk Bayi saat MPASI

Ini mitos dan bisa membahayakan kesehatan anak. Faktanya, walaupun madu mengandung zat yang baik bagi tubuh. Namun bagi bayi di bawah 1 tahun tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi madu. Hal ini karena dikhawatirkan madu mengandung bakteri Clostridium Botulinum.

Bakteri tersebut menyebabkan masalah konstipasi pada bayi, nafsu makan yang hilang, serta gangguan pernapasan. Jika Parents ingin memberi madu, tunggulah sampai pencernaan bayi cukup matang dan siap mencernanya.

» Batasi ASI saat Anak Mulai MPASI

Ini cara pandang yang keliru. Faktanya, pemberian MPASI bukan berarti membatasi asupan ASI pada bayi. WHO sangat menganjurkan ASI sebagai sumber utama asupan bayi, selain makanan pendamping ASI.

35-40% kebutuhan bayi yang berusia 12-23 bulan dicukupi melalui ASI. Selain itu ASI sangat penting bagi bayi karena mengandung asam lemak esensial yang penting bagi pertumbuhan bayi. Ketika bayi berusia 15-18 pun, ASI masih sangat penting untuk memenuhi 70% vitamin A, 37% ribovlavin dan 40% kalsium. Jadi jangan pernah membatasi asupan ASI ketika masa MPASI bayi.

» Banyak Makan Telur Membuat Bisulan

Banyak yang menganggap telur sebagai biang keladi munculnya bisul pada bayi. Padahal, menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry, seseorang yang mengalami alergi terhadap telur memiliki gejala, sakit kepala, mual dan ruam pada kulit. Namun reaksi alergi telur bukan bisul.

Munculnya bisul bukan disebabkan oleh konsumsi telur. Namun, bisul terjadi akibat masuknya bakteri pada kulit yang terluka. Pada bayi, bakteri bisa masuk melalui kulit yang terkena gigitan serangga seperti semut atau nyamuk. Selain itu, bisul juga bisa disebabkan karena kontak langsung dengan seseorang yang mengalami bisul.

 

Yang Harus Diingat:

  • Jangan mudah percaya dengan mitos dan fakta terkait MPASI pada bayi. Pahami dahulu faktanya.
  • Sebaiknya berilah MPASI dengan gizi yang seimbang
  • Jika bayi Parents mengalami masalah pada masa MPASI seperti warna kuning pada bagian tubuh tertentu dan tidak kunjung hilang. Segera konsultasi dengan dokter.
  • Mulailah kenalkan bayi dengan berbagai makanan pada masa MPASI agar bayi terhindar dari Picky Eater

Periksa terlebih dahulu tentang pendapat yang beredar di masyarakat terkait MPASI pada bayi. Pastikan mitos dan faktanya. Sebaiknya Parents selalu membekali diri dengan wawasan tentang hal terkait tumbuh kembang anak yang tepat. Sehingga Parents tidak mudah percaya terhadap hal-hal tertentu.

Baca Juga :

  1. Pilihan Makanan Pendamping ASI Terbaik
  2. Makanan Yang Dilarang Konsumsi Saat Hamil: Mitos atau Fakta?
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket