“Bu, Apa sih Disabilitas itu?”

“Bu, kok anak itu didorong-dorong pakai kursi sih, bukannya jalan aja? Enak dong ya gak usah jalan.”

“Bu, kok bapak itu ndak punya tangan ya?”

“Bu, kok dia gini? Kok dia gitu?”

Beberapa dari anak-anak kita mungkin saja pernah berkomentar atau melontarkan pertanyaan saat melihat seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik yang biasa disebut dengan disabilitas. 

Anak-anak pasti memiliki rasa ingin tahu yang besar dan berkomentar dengan polos sehingga seringkali sebagai orangtua merasa tidak enak dengan penyandang disabilitas tersebut. Tak jarang, banyak orangtua yang langsung menarik anak atau menjauhkan anak agar tidak banyak berkomentar .

Tujuannya sih, agar tidak menyakiti hati penyandang disabilitas. Akan tetapi, bukankah dengan menjauhkan anak justru akan membuat penyandang disabilitas merasa dijauhi?

Alih-alih langsung menjauhkan anak dari situasi ini, sebaiknya beri anak pemahaman tentang apa itu disabilitas. Beberapa hal berikut perlu Anda jelaskan pada anak:

1. Beri Anak Pemahaman tentang Disabilitas

Hal penting pertama yang perlu Anda jelaskan pada anak tentang disabilitas adalah memberikan anak pemahaman tentang disabilitas itu sendiri. Sebaiknya jelaskan pada anak dengan kalimat dan bahasa sederhana yang mudah dipahami. 

Jelaskan pada anak bahwa penyandang disabilitas anak orang-orang yang mengalami keterbatasan untuk melakukan hal tertentu dalam sehari-hari. 

Misalnya, keterbatasan fisik seperti salah satu anggota tubuh yang kurang bisa berfungsi dengan baik.  Jika Anda mengalami kesulitan dalam menjelaskan, gunakan buku cerita yang terkait tema disabilitas agar anak mudah memahaminya. 

2. Ajak Anak Menghargai Sesama

Setiap orangtua wajib mengajak anak untuk menghargai sesama, khususnya menghargai para penyandang disabilitas. Jangan lupa jelaskan juga pada anak bahwa setiap orang itu unik dan pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Maka dari itu, anak harus menghargai semua orang. 

Sebaiknya, tanamkan rasa saling menghargai sesama setiap hari di mana saja. Berikan contoh perilaku menghargai sesama agar anak bisa memahami dengan lebih baik. Misalnya, tetap mengucapkan terima kasih kepada ART saat dibukakan pintu garasi. 

Cara menjelaskan disabilitas pada anak

3. Jangan Menjauhkan Anak dari Penyandang Disabilitas

Beberapa orangtua sih mungkin pernah menjauhkan anak dari penyandang disabilitas seketika si kecil berkomentar tentang penyandang disabilitas tersebut. Tujuannya sih agar penyandang disabilitas tidak sakit hati karena komentar anak yang masih polos. 

Padahal, menjauhkan anak saat menghadapi situasi ini justru bisa membuat   penyandang disabilitas merasa ditinggalkan. 

Alih-alih menjauhkan anak, bertindaklah wajar di depan anak. Saat anak berkomentar sesuatu, maka jelaskan dengan baik tentang keadaan penyandang disabilitas tersebut. Misalnya, “Kakak yang di sana itu memiliki keterbatasan dengan tangannya, jika kamu penasaran nanti akan Ibu jelaskan lebih rinci saat di rumah ya.” 

4. Jangan Biarkan Anak Menghina Penyandang Disabilitas

Kepada penyandang disabilitas atau bukan, jangan biarkan anak menghina orang lain. Beri anak pengertian mengenai hal ini sejak dini agar ia bisa memahaminya dengan lebih baik. Jangan lupa untuk memberinya contoh perilaku tentang bagaimana menghargai orang dan tidak menghina penyandang disabilitas.

5. Gunakan Kata yang Tepat untuk Menyebut Penyandang Disabilitas

Sebaiknya gunakan kata tertentu untuk menyebut penyandang disabilitas. Misalnya, mulai kenalkan anak dengan kata “tuli”, “tuna netra” ,”tuna wicara” dan sebagainya.

Semua istilah ini penting diketahui oleh anak, sehingga ia tidak melabeli penyandang disabilitas dengan istilah-istilah yang cenderung negatif.

Memberi anak pengertian dan pemahaman tentang disabilitas memang sangat penting. Disamping hal ini merupakan pengetahuan umum yang perlu disampaikan, informasi tentang penyandang disabilitas juga membuat anak mengetahui apa yang harus dilakukan saat berjumpa atau berteman dengan penyandang disabilitas tersebut. 

Baca juga:

  1. Anak Berkebutuhan Khusus Bukan Aib Keluarga
Bagaimana Menurut Anda?
+1
9
+1
1
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket