Anak Berkebutuhan Khusus Bukan Aib Keluarga

09 Juni 2020

“Siapa bilang anak saya cacat, anak saya anak baik. Saya tidak perlu dan tidak akan pernah membawa anak saya ke sekolah luar biasa.” teriak si Ibu.

Saat penerimaan raport beberapa waktu lalu, saya tidak sengaja mendengarkan percakapan antara satu orang wali murid dengan gurunya.

Menurut guru, Anak dari Ibu ini mengalami keterlambatan bicara. Anaknya sudah usia 8 tahun, tetapi belum bisa mengucapkan satu kata secara benar, apalagi satu kalimat.

Selama satu tahun duduk di kelas 1 SD pun, anaknya masih tidak menunjukkan perubahan apa pun.

Lalu, wali kelas menyarankan  sang Ibu untuk membawa anaknya ke sekolah inklusi atau ke terapis anak berkebutuhan khusus. Akan tetapi, ibu tersebut justru marah-marah.

Ia marah karena tidak terima anaknya dianggap sebagai anak berkebutuhan khusus. Dia berkata tidak akan pernah membawa anaknya ke sekolah luar biasa dan bersikeras anaknya normal.

Saya tidak membenarkan apa yang dilakukan si ibu, tetapi juga cukup maklum. Mengapa si ibu bersikap demikian? Karena di dalam masyarakat kita orang-orang seringkali memandang rendah anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, cukup wajar melihat orangtua berekasi marah ketika anaknya dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus..

Akan tetapi, terus membohongi diri dan bersikap seolah tidak ada apa-apa juga tidak benar. Bukankah kita ingin yang terbaik untuk anak? Jika memang ingin yang terbaik untuk anak, seharusnya ibu tahu bagaimana harus bersikap.

Anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan penanganan yang khusus. Mengapa? Supaya kelak ia bisa tumbuh dengan baik dan bisa berkembang. Jika ibu terus “menyembunyikan” anaknya, hal tersebut tidak akan membantu apa pun bagi anak.

Bagaimana Cara Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus?

Saya sepakat bahwa tidak ada satu orangtua pun yang mengharapkan anaknya mengalami kekurangan. Semua orangtua pun sepakat bahwa mereka ingin yang terbaik untuk anaknya. Oleh karena itu, sebagai sesama orangtua, kita seharusnya tidak memperolok atau memojokkan anak berkebutuhan khusus dan keluarganya.

Anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus, bukan salah orangtuanya atau siapapun. Mereka adalah bagian dari takdir Tuhan yang seharusnya tetap kita kasihi. Mari dukung tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Share cara ini kepada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

 

Berikut adalah sedikit tips membesarkan anak berkebutuhan khusus.

1. Menerima dengan Ikhlas

Langkah awal yang harus diterima oleh orangtua dengan anak berkebutuhan khusus adalah menerima dengan lapang dada. Tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan atau malah menyalahkan diri sendiri. Baik berkebutuhan khusus atau tidak, anak tetaplah titipan Tuhan yang wajib kita jaga dan sayangi.

Tips membesarkan anak berkebutuhan khusus

2. Lebih Peka dengan Keadaan Anak

Anak-anak dengan kebutuhan khusus umumnya mempunyai kesulitan dalam bergaul. Kepekaan orangtua akan risiko adanya intimidasi dari teman sekolah akan sangat membantu anak. Seperti yang kita tahu bersama, anak berkebutuhan khusus umumnya masih kesulitan untuk mengekspresikan hal-hal tertentu.

3. Konsultasi dengan Ahli

Untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus, orangtua memang membutuhkan bantuan ahli. Bawa anak-anak untuk menemui ahli atau terapis anak berkebutuhan khusus secara berkala. Hal ini akan sangat membantu untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak. 

4. Beraktivitas Normal

Membesarkan anak berkebutuhan khusus bukan berarti harus selalu memberikan apa yang mereka mau atau membantu semua kegiatan sehari-harinya. Anak juga harus diajarkan untuk mandiri. Karena suatu saat ketika anak dewasa, mereka tetap akan menghadapi dunianya.

5. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pada dasarnya, tidak ada anak yang tidak istimewa. Hal ini pun berlaku untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Tugas Anda adalah mendukung anak untuk menemukan hal yang istimewa dalam diri anak.

Selain itu, penting sekali menanamkan rasa percaya diri pada anak. Buat anak merasa bahwa dirinya berharga. Bangkitkan rasa percaya diri mereka sejak dini.  

Baca Juga:
  1. Speech Delay atau Autis?
  2. Anak Mengalami Speech Delay, Apa Penyebabnya?
  3. Tanda-Tanda Anak Mengalami Speech Delay
Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket