Sebagai orangtua, memperhatikan tumbuh-kembang si kecil adalah suatu kewajiban.
Bagi orang tua , kewajiban yang satu ini amat menyenangkan. Melihat anak pertama kali tengkurap, pertama kali duduk, hingga berjalan, menjadi semacam berkah bagi para orangtua. Kita selalu ingin memastikan bahwa perkembangan anak-anak kita tidak berbeda jauh dengan anak-anak lainnya.
Meski begitu, pada kenyataannya, perkembangan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya tetap berbeda, termasuk tahapan berbicara. Sekarang ini semakin banyak dijumpai anak-anak yang terlambat bicara dengan berbagai penyebab yang terlah kami paparkan di artikel sebelumnya.
Banyak orangtua yang menganggap masalah speech delay ini sebagai sesuatu yang biasa. Kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan semakin bertambahnya usia si kecil. Padahal, anak-anak yang terlambat bicara membutuhkan penanganan tersendiri. Orangtua pun harus peka apakah anak hanya mengalami gangguan keterlambatan bicara atau justru jadi tanda autisme.
Apakah anak-anak yang terlambat bicara adalah anak autis? Belum tentu.Tandanya memang hampir mirip. Akan tetapi, keduanya jelas memiliki perbedaan. Anak-anak yang terlambat bicara tidak selalu ada hubungannya dengan autis. Akan tetapi, jika masalah keterlambatan bicara ini tidak segera ditangani, hal ini tetap akan berpengaruh pada perkembangan mental anak serta hubungan sosial yang akan dijalaninya di masa mendatang. Mengenal autisme dan speech delay menjadi hal yang sangat penting dipelajari oleh para orangtua.
Idealnya, sampai usia dua tahun, anak-anak akan mengalami beberapa fase perkembangan bicara, yaitu dari menerima bahasa isyarat, melakukan bahasa isyarat, menerima bahasa verbal, hingga melakukan bahasa verbal. Jika usia anak sudah lebih dari dua tahun tetapi masih belum juga mengocehkan kata-kata sederhana, bisa jadi anak Anda memang mengalami keterlambatan bicara. Tanda-tanda anak terlambat bicara sudah kami jelaskan pada ulasan sebelumnya. Lalu apa bedanya tanda speech delay dengan autisme?
Perbedaan Autisme dan Speech Delay
- Berdasarkan hasil stimulasi, autisme cenderung sangat sulit maju, sementara speech delay maju secara perlahan dan bertahap.
- Autisme sangat sukar berganti-ganti mainan, sementara anak dengan speech delay akan berganti mainan jika sudah bosan.
- Anak autisme sangat sukar diarahkan, sementara anak yang mengalami speech delay lebih mudah diarahkan.
- Emosi serta perilaku anak autisme sukar diredakan dan juga dikendalikan, sementara anak speech delay akan lebih mudah, sekalipun kadang keterlambatan berbicara akan menyebabkan anak tantrum ketika ia merasa tidak dimengerti oleh orang lain.
- Respon dan reaksi anak autisme cenderung tidak biasa, sementara anak speech delay merespons dengan wajar.
- Anak Autisme tidak nyaman dengan sentuhan atau pelukan, sementara anak speech delay akan merasa nyaman saat disentuh.
- Autisme membutuhkan obat-obatan khusus seperti antipsikotik, sementara speech delay tidak membutuhkan obat-obatan medis.
Jadi, Apakah Anak Speech Delay Adalah Anak Autis?
Anak yang mengalami masalah speech delay bukanlah anak autis. Mereka hanya anak-anak yang minim stimulasi dari orangtua dan lingkungan. Anak yang terlambat bicara bukannya tidak mampu berbicara, terkadang mereka malas untuk berbicara dan merasa lebih baik diam. Oleh karena itu, sebagai orangtua, sesibuk apa pun aktivitas harian Anda, tetap luangkan waktu untuk mengobrol atau bercerita singkat kepada si kecil.
Nah, jika Parents merasa anak memiliki kecenderungan autisme, sebaiknya segera lakukan deteksi dini mengenai autisme tersebut. Anda juga bisa berkonsultasi langsung pada psikolog kami melalui sesi konsultasi Tanya Ahli. Jangan lupa untuk mencatat perilaku anak untuk memudahkan psikolog melakukan observasi lebih lanjut.
Baca juga:
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini