Benarkah Parenting 4.0 Dirancang untuk Gen Z?

Jika Anda memiliki anak yang lahir sekitar tahun 1996 hingga sekarang, artinya Anda sering menjumpai mereka duduk di depan layar laptop/hp, bermain game online, terpaku melihat film di Netflix, atau hanya scrolling sosial media sambil tiduran melihat berbagai update dunia. Tenang, Anda tidak sendiri. Sebab, orang tua di luar sana juga mengalami situasi yang sama, saat mengasuh generasi Z ini. 

Generasi Z atau sering disebut Gen Z memiliki beberapa karakter, yaitu:

  • Mereka adalah multitasker yang hebat.

 Anda mungkin akan melihat seorang anak duduk di laptopnya sedang bermain game, sambil mengirim pesan kepada temannya di telepon dan menonton pertandingan sepak bola di TV.

  • Gen Z merupakan digital natives sejati. 

Menunggu loading halaman website yang butuh lebih dari beberapa menit bisa membuat mereka frustasi. Gen Z bahkan tidak akan pernah mengunjungi halaman itu lagi. Boleh dibilang, pengalaman konsumen (consumer experience) merupakan hal yang besar bagi Gen Z — dan mereka terbuka tentang ekspektasi mereka. Itulah sebabnya Gen Z hanya akan memilih merek yang setia kepada mereka.

  • Pengguna Ride -Sharing.

Konsep memiliki dan mengendarai kendaraan pribadi bukanlah sesuatu yang bisa membuat Gen Z terkesima. Mereka adalah tipe orang yang lebih suka menggunakan ride-sharing atau transportasi umum sebagai moda pergantian. Demikian juga dengan baju, thrive atau baju second hand, menjadi pilihan generasi Z. 

  • Literasi Keuangan yang Lebih Baik 

Gen Z lebih senang berwirausaha daripada generasi sebelumnya dan berhati-hati dalam menganalisis kemana harus membelanjakan uang, kemana harus berinvestasi dan berapa banyak yang harus ditabung untuk masa depan.

Melalui ciri karakter Gen Z di atas, para ahli menyimpulkan bahwa Parenting 4.0 merupakan langkah yang cukup bijak dalam mengasuh Gen Z. Hal ini didasarkan pada pertimbangan revolusi industri 4.0 yang memunculkan kebutuhan pendidikan 4.0 pula. Yaitu pendidikan yang mendorong anak-anak belajar tanpa batas melalui virtual class dan bukan lagi hanya menyimak melalui papan tulis seperti generasi sebelumnya. 

Pola asuh 4.0 ini memberikan petunjuk bagi orang tua Gen Z untuk membantu memenuhi kebutuhan dan aspirasi anak-anak. Ini juga akan memungkinkan orang tua untuk mengubah cara mereka mengasuh Gen Z dengan memahami perilaku, harapan, dan tujuan hidup mereka, yang konon jauh berbeda dari Gen Y / Milenial atau semua generasi sebelumnya.

Cara mengasuh ala Parenting 4.0

Bagaimana Menerapkan Parenting 4.0?

1. Dorong Anak Berinteraksi dengan Dunia Nyata 

Gen Z dikenal sebagai generasi penyendiri akibat terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar daripada berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata. Alih-alih hanya melarang anak menjauhi layar, orang tua perlu mendorong mereka untuk berinteraksi dengan dunia nyata. 

Anda dapat melibatkan anak dalam aktivitas yang memerlukan interaksi dengan orang lain melalui tatap muka langsung. Misalnya saja minta tolong pada anak untuk belanja kebutuhan keluarga, membeli makanan di warung atau swalayan, dsb. Setelah anak melakukan tugas tersebut dengan baik, jangan lupa beri mereka penghargaan. Hal ini membuat anak lebih terdorong untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas tersebut. 

2. Libatkan Anak dalam Aktivitas Sederhana bersama Keluarga

Langkah lain yang bisa Anda terapkan dalam parenting 4.0 adalah dengan melibatkan anak dalam aktivitas sederhana bersama keluarga. Anda bisa menciptakan momen kebersamaan sederhana dengan anak sehingga mereka tetap terhubung dengan anggota keluarga lainnya. Misalnya saja, ngobrol di beranda rumah, jalan-jalan di pusat kota, menghabiskan waktu makan malam di halaman belakang rumah atau aktivitas menyenangkan lainnya. 

Tak hanya itu, orang tua juga bisa berinteraksi dengan anak melalui aktivitas yang mereka sukai seperti berbelanja online atau bermain game online, dan aktivitas online serupa lainnya. Cobalah memahami generasi mereka dengan cara mereka. Menunjukkan kesediaan untuk mengubah diri Anda adalah cara yang baik untuk memulai komunikasi dan tetap terlibat dalam kehidupan mereka. 

3. Hubungkan Screen Time Anak dengan Aktivitas Produktif 

Gen Z adalah generasi digital native dan teknologi adalah sesuatu yang mereka miliki sejak lahir serta ada di sekitar mereka setiap saat. Kondisi ini membuat orang tua perlu paham bahwa tidak bisa terlalu memaksa anak untuk menjauhi teknologi atau menjauhi screen time. Cara lain yang bisa digunakan orang tua untuk menghadapi situasi ini adalah dengan menghubungkan screen time anak dengan aktivitas produktif lainnya. 

Sebaiknya dorong anak untuk memanfaatkan pengetahuan teknologi mereka melalui pembelajaran online, melakukan pekerjaan paruh waktu atau aktivitas lainnya yang bermanfaat. Melalui cara ini, anak tidak hanya melakukan sesuatu yang produktif, tapi juga akan mempelajari keterampilan baru sambil mendapatkan penghasilan tambahan. Tak hanya itu, melalui aktivitas produktif tersebut anak juga mendapatkan eksposur ke berbagai pilihan karir yang tersedia, sehingga dapat menganalisis dan menciptakan jalur menuju karir mereka. 

Membesarkan Gen Z memang butuh pengetahuan sebab kita tak bisa membesarkan mereka sesuai dengan cara kita dibesarkan oleh generasi sebelumnya. Penerapan parenting 4.0 bisa Anda coba terapkan pada Gen Z. Satu hal yang perlu Anda ingat adalah bahwa langkah awal untuk berkomunikasi dengan Gen Z adalah dengan memahami bahwa mereka bukan sekedar generasi milenial lainnya. 

Baca Juga:

  1.  Socratic Parenting : Mengasuh Ala Filsuf Socrates
  2.  Helicopter Parenting & Efek Jangka Panjangnya
Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
2
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket