Socratic Parenting : Mengasuh Ala Filsuf Socrates

Anda mungkin merasa lelah dan frustasi dalam mengasuh anak — dan semua orang tua juga merasakan hal yang sama. Tak jarang banyak gaya pengasuhan yang sudah dicoba, namun berkali-kali semua terasa sia-sia.

Nah, ada satu pengasuhan yang mungkin belum pernah Anda coba atau bahkan dengar, yaitu Socratic Parenting. 

Apa itu Socratic Parenting?

Socratic parenting (SP) adalah pola asuh yang menggunakan pertanyaan sebagai dasar pengasuhan anak. SP fokus pada dialog dengan anak, mengajukan pertanyaan terbuka, dan pemodelan perilaku yang ingin Anda lihat dari anak. Melalui pendekatan ini, diharapkan anak menjadi lebih disiplin dan mandiri dalam berpikir. Tak hanya itu, melalui SP, anak akan merasa didengar, berharga dan didukung oleh orang tua.

Mengapa Harus Bertanya?

Menjadikan pertanyaan sebagai dasar dalam pengasuhan memiliki berbagai dampak positif, misalnya :

  • Mengumpulkan Informasi

Misalnya dengan bertanya : “apa yang kamu sukai dari les balet hari ini?”

  • Bantu orang tua mengembangkan hubungan baik dengan anak

Misalnya : “Mamah lelah, banyak kerjaan hari ini. Bagaimana dengan harimu nak?” Pertanyaan ini mengajak anak berkomunikasi dan berdiskusi tentang perasaan yang sedang dirasakan. 

  • Mendorong anak melakukan sesuatu

Misalnya ungkapkan : “Ayah rasa kamu bisa melakukannya. Bagaimana menurutmu?”. Melalui cara ini, Anda menanamkan pada anak bagaimana anak percaya bahwa dia akan sukses. 

  • Mengungkap perasaan anak

Misalnya tanyakan : “Bagaimana perasaanmu dengan tes hari ini?”

  • Mendorong anak berpikir fleksibel dengan memberi anak pilihan dari sudut pandang yang berbeda

Misalnya tanyakan : “Bagaimana jika kamu mengirim pesan ke teman dan ajak temanmu ke rumah?”. Sembari berikan pendapat Anda tentang hal tersebut yang sedang Anda diskusikan, namun keputusan tetap ada di tangan anak. 

  • Sebagai cermin bagi anak untuk memahami diri sendiri

Misalnya dengan mengajukan pertanyaan : “Apakah kamu merasa kecewa dengan jawaban yang diberikan oleh temanmu?” Pertanyaan ini membantu anak mengenali dan mendeskripsikan perasaannya sendiri. 

  • Membantu anak memahami yang ia butuhkan

Misalnya : “Apa yang bisa Ayah lakukan untuk membantumu?” atau “Bagaimana Ibu bisa mendukungmu?”

  • Membantu anak berpikir lebih dari batasan kepercayaannya

Misalnya dengan mengajukan pertanyaan : “Apa kamu benar-benar berpikir bahwa dia melempar pola padamu dengan maksud tertentu?” Pertanyaan ini membantu anak memahami saat dia berpikir ada teman yang ingin mencelakainya. Padahal, mungkin saja teman melakukan itu dengan tidak sengaja. 

tips mengasuh ala socratic parenting

Bagaimana Menerapkan Socratic Parenting pada Pola Asuh Anda?

#STEP 1

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah dengan menetapkan goal (tujuan) di bidang akademik, hubungan, kesehatan, dsb. Ingat, untuk semua usia anak, Anda bisa bertanya : “Apa hal terbaik yang bisa Ayah/Ibu lakukan untuk membantumu mencapai goal/tujuan?”

Untuk Anak Usia Dini, mereka mungkin akan menggunakan kalimat “Aku suka mainan ini”, “Aku mau mainan itu” untuk menjelaskan goal yang ingin mereka raih. Sebagai orang tua Anda bisa mulai bertanya : “kalau mau mainan itu, kira-kira harus bagaimana ya?” 

Untuk Anak Usia Sekolah, mereka bisa merancang goal pada periode singkat (short-term future). Misalnya, “Aku ingin belajar perkalian/pembagian malam ini, untuk kuis matematika besok di kelas”. Anda bisa menanggapi sambil bertanya pada anak : “Kalau kakak mau belajar pembagian, artinya bagus. Lalu, bagaimana kamu memulainya?”

Untuk Anak Pra Remaja – dan Remaja, mereka bisa mulai merancang goal pada periode yang lebih panjang (long-term future) dan mulai memikirkan konsekuensi yang mengikuti goal mereka. Mislanya : “kalau sudah besar nanti aku ingin jadi seorang programer”. Orang tua bisa menanggapi dengan : “Cita-cita yang hebat, lalu apa rencanamu untuk meraihnya?.

Tips untuk Orang Tua

Dalam menerapkan SP, orang tua perlu menyiapkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada anak. Anda bisa mulai dengan membayangkan jika anak berada di dunia ini sendirian dan tidak terhubung dengan keluarga, maka apa yang bisa ia lakukan sendiri? 

Tak hanya itu, aturan langsung juga perlu diterapkan pada anak usia dini. Misalnya, “jangan menyentuh saklar!”, “jangan lari di jalan raya.” Semakin dewasa usia anak, semakin mudah Anda menerapkan SP pada anak. Misalnya, alih-alih terus mengulangi melarang anak “jangan merokok!” , Anda bisa menerapkan SP dengan cara bertanya “apa bahaya merokok?”. Melalui  cara ini, diharapkan anak memahami konsekuensi yang diperoleh dari merokok, sehingga sedikit demi sedikit dia bisa berhenti merokok.

Ada banyak metode atau gaya pengasuhan yang bisa Anda terapkan pada anak. Namun, kembali lagi, setiap orang tua perlu menerapkan pola asuh yang tepat untuk temperamen anak. Mengasuh anak seperti filsuf socrates dengan socratic parenting bisa mulai Anda coba terapkan.

Baca Juga:

  1. Yuk Cocokkan Pola Asuh dengan Temperamen Anak
  2. Terlalu Mengontrol Anak Bahaya!
Bagaimana Menurut Anda?
+1
4
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket