
Sebagai orang tua, kita selalu ingin memastikan kondisi anak sehat dan baik. Kita punya naluri yang kuat untuk menjaga dan mengawasi anak kita supaya tidak ada hal buruk yang menimpanya. Apa pun akan kita lakukan agar sang anak selalu dalam kondisi baik dan terhindar dari hal-hal negatif. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan secara berlebihan, hal tidak baik itu pun akan datang dari dalam diri kita. Perilaku berlebihan dalam menjaga anak ini diistilahkan sebagai Helicopter Parenting.
Menurut Ann Dunnewold Ph. D., Helicopter Parenting adalah usaha berlebihan yang dilakukan orang tua untuk anaknya. Usaha ini cenderung ingin terlibat dalam semua kehidupan si anak. Akibatnya, orang tua cenderung melakukan overcontrolling, overprotecting, serta overperfecting. Contoh yang nyata perilaku Helicopter parenting adalah melarang anak bermain bersama teman-temannya, memilihkan ekskul untuk anak, bahkan mainan apa pun orang tua yang mengontrolnya. Tak hanya pada anak kecil, Helicopter Parenting ini juga bisa berlanjut hingga anak-anak beranjak dewasa.
Orang tua yang terlalu mendominasi kehidupan anaknya tentu akan berdampak buruk pada kehidupan si anak itu sendiri. Awalnya, kita mungkin berpikir “ini adalah hal paling baik bagi si anak”. Akan tetapi, realita berbicara sebaliknya. Helicopter Parenting malah memberikan efek negatif yang akan berpengaruh pada kehidupan anak di masa mendatang. Berikut ini adalah beberapa dampak dari Helicopter Parenting.