Cara Mencegah Anak Menjadi Pelaku Cyberbullying

25 Januari 2018

Pergaulan anak kian luas sejak adanya media sosial. Anak-anak bisa mengenal dan mendapatkan lebih banyak teman melalui media sosial. Di dunia yang sudah serba digital ini, melihat anak kecil bermain HP rasanya sudah wajar sekali. Akan tetapi, sebagai orang tua, bukan berarti kita membiarkan anak kita bermain dengan bebasnya di media sosial. Penggunaan media sosial tetap harus dibatasi. Orang tua harus mengarahkan anak agar bijak menggunakan media sosial.

Fenomena lain yang mengiringi pergaulan anak di media sosial adalah munculnya cyberbullying. Sama seperti kasus bullying pada umumnya, cyberbullying ini punya efek yang buruk baik bagi pelaku maupun korban. Tindakan tidak baik ini tetap akan berpengaruh pada perkembangan psikologis anak. Jangan sampai karena kurangnya pengawasan kita membuat anak-anak tumbuh menjadi penjahat. Lantas, bagaimana caranya agar anak kita terhindar dari cyberbullying? Ada empat cara ampuh melindungi anak agar tidak menjadi pelaku atau korban cyberbullying.

Selalu Patuhi Batasan Umur Penggunaan Media Sosial

Jika Anda benar-benar sayang pada anak, jangan selalu berkata “ya”. Meski ia terus merengek dibelikan HP, jangan memberinya HP sebelum usianya 13 tahun. Jika anak sudah terlanjur memiliki gadget sendiri, dampingilah anak ketika memainkan gadget mereka.

Dalam mendampingi anak, kita juga harus mengenalkan batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak di media sosial. Jelaskan konsekuensi jika anak melakukan tindakan buruk atau kejahatan di media sosial. Jelaskan juga bahwa media sosial adalah media publik, jadi semua orang bisa melihat perilaku si anak.

Kenalkan Undang-Undang ITE pada Anak

Perlukah mengenalkan UU ITE pada anak? Jawabannya sangat perlu. Jangan berpikir bahwa anak masih terlalu kecil untuk mengerti undang-undang yang satu ini. Di dunia digital, anak bisa saja lebih pintar dari kita. Kecepatan anak dalam belajar sesuatu bisa saja membuatnya ahli di dunia media sosial dari pada orang tua.

Untuk itu, untuk mencegah anak masuk dalam pusaran kejahatan cyberbullying yang kian marak, tidak ada salahnya mengenalkan Undang-Undang Informasi Teknologi (UU ITE). Jelaskan bahwa ketika mereka melakukan kejahatan di media sosial, si anak bisa mendapatkan sanksi secara hukum.

Tak hanya itu, ada baiknya orang tua mengalihkan perhatian anak agar tidak terus menerus berfokus pada gadget mereka. Cara mengalihkan perhatian mereka adalah dengan mengembangkan bakat dan minat mereka, seperti mengikutkan anak les musik, menulis, atau olahraga.

Evaluasi Diri

Orang tua adalah figur yang penting bagi anak. Ketika anak-anak masih dalam masa perkembangan, mereka akan meniru tingkah laku dari orang tua mereka, dari mulai tindakan hingga ucapan. Jika Anda sering melontarkan kata-kata yang kasar, anak pun akan mudah menirunya. Jika tidak di dalam rumah, anak bisa berlaku kasar di luar rumah.

Untuk itu, sebagai orang tua, kita harus bisa memberikan contoh yang baik untuk anak-anak kita. Tidak hanya menyuruh anak untuk berbuat baik, orang tua juga harus mencontohkan perbuatan baik kepada anak.

Tumbuhkan Rasa Empati Anak

Adanya pembulian menjadi tanda bahwa anak kurang memiliki rasa empati kepada sesamanya sehingga mereka bisa bertindak sesuka hati tanpa memikirkan bagaimana perasaan temannya. Ini menjadi PR sekaligus kerja keras dari orang tua untuk menumbuhkan rasa empati kepada anak. Untuk menumbuhkan empati, tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan. Pembelajarannya harus dilakukan terus-menerus secara konsisten.

Demikian adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak melakukan tindakan Cyberbullying.

Bagaimana Menurut Anda?
+1
1
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket