Disiplin adalah salah satu hal yang penting dalam pengasuhan, termasuk bagi anak yang sensitif. Meski anak sensitif dikenal sebagai anak yang mudah memahami banyak hal, namun tak menutup kemungkinan anak sensitif juga perlu didisiplinkan pada situasi tertentu.
Sayangnya, orang tua sering merasa kesulitan saat membesarkan anak yang sensitif, khususnya jika sudah masuk ke ranah pendisiplinan. Nah, apa yang perlu dilakukan orang tua untuk mengatasi tantangan ini?
Pahami Anak Sensitif
Hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memahami anak sensitif. Pada dasarnya anak sensitif mudah kewalahan secara emosional. Banyak dari anak sensitif sering menangis, khawatir akan sering mendapat masalah, dan membutuhkan banyak kepastian. Di sisi lain, mereka juga merasakan setiap emosi secara intens. Artinya, anak sensitif cenderung menjadi terlalu bersemangat saat marah dan ketakutan.
Beberapa anak sensitif juga sensitif terhadap sesuatu yang bersifat fisik dan memicu perasaan mereka. Misalnya, suara keras, cahaya terang, atau tempat yang ramai. Akibatnya, anak sensitif ragu dalam mencoba hal baru dan merasa kesulitan menghadapi rasa frustasi. Lebih jauh, sikap mudah marah, menangis atau tantrum seringkali dialami anak sensitif.
Meskipun pendisiplinan mampu membantu beberapa anak menyesuaikan perilaku, pendisiplinan berupa hukuman yang terlalu keras justru menimbulkan masalah lain bagi anak sensitif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua menemukan langkah mendisiplinkan anak sensitif. Beberapa langkah berikut ini bisa Anda coba terapkan
Langkah Mendisiplinkan Anak Sensitif :
- Terima Karakter Sensitif Mereka
Jika Anda memiliki anak yang sensitif, terima karakter mereka. Hindari berusaha mengubah karakternya, dan pandanglah karakter itu sebagai kelebihan anak. Sebagai gantinya, fokus melatih anak menangani emosi mereka sendiri dengan cara yang lebih pantas dalam kehidupan sosial. Saat Anda merasa kewalahan menangani anak sensitif, ingatlah bahwa karakter ini yang membuat mereka menjadi sangat penyayang dan baik hati kepada orang lain.
- Sediakan Waktu/Ruang untuk Berhenti
Anak-anak yang sensitif dapat menjadi terlalu terstimulasi oleh keramaian, cahaya terang, atau lingkungan yang kacau. Jadi, penting untuk menghindarkan anak dari over schedule. Batasi kegiatan ekstrakurikuler dan sediakan waktu istirahat di rumah di mana anak sensitif Anda merasa aman dan dapat bersantai.
Orang tua juga bisa menciptakan “pojok damai” di rumah dengan aktivitas tenang seperti buku mewarnai, headphone dengan musik yang menenangkan, atau buku untuk dibaca. Dorong anak-anak yang sensitif untuk menggunakan sudut kedamaian saat mereka merasa kewalahan.
- Tetapkan Batas Kapan Perlu Ketat
Meskipun Anda berusaha untuk membuat aturan sedemikian rupa agar tidak mengecewakan anak yang sensitif, namun pengecualian-pengecualian ini tidak berguna untuk jangka waktu panjang. Bagaimanapun juga setiap anak perlu belajar kedisiplinan, meskipun juga penting bagi orang tua untuk bersikap fleksibel. Namun, jika orang tua bersikap terlalu fleksibel, anak-anak tidak akan siap menghadapi dunia nyata.
- Hargai Usaha Anak
Jangan lupa menghargai usaha anak sensitif karena mereka membutuhkan banyak dorongan. Anda bisa menghargai usaha Anak dengan memuji usahanya mematuhi aturan yang sudah Anda terapkan untuk anak. Jangan lupa perjelas bahwa usahanya layak dipuji.
- Latih Anak Mengungkapkan Perasaan dengan Lebih Baik
Anak-anak yang sensitif perlu belajar bagaimana mengungkapkan perasaan mereka dan mereka perlu mempelajari cara yang tepat untuk mengatasi perasaan itu. Gunakan pelatihan emosi untuk mengajari anak Anda cara mengidentifikasi dan menangani perasaan tidak nyaman dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
Melatih anak-anak bagaimana mengidentifikasi perasaan mereka dengan kata-kata, memiliki nama untuk dikaitkan dengan perasaan akan membantu mereka berkomunikasi lebih baik. Sekaligus memungkinkan Anda untuk lebih memahami apa yang mereka rasakan.
- Latih Anak Problem Solving
Anak-anak yang sensitif sering kali merasa terbebani oleh berbagai situasi dan mungkin tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Dalam situasi ini, penting bagi mereka untuk mengetahui cara menemukan solusi yang dapat menghilangkan stres dan kecemasan. Jadi, penting bagi orang tua untuk mengajari anak cara terlibat dalam pemecahan masalah.
Memiliki keterampilan memecahkan masalah dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan sehari-hari anak yang sensitif.
- Gunakan Konsekuensi Logic
Anak-anak yang sensitif membutuhkan konsekuensi seperti anak lainnya. Hanya karena seorang anak sensitif menangis atau merasa tidak enak bukan berarti mereka harus melarikan diri dari konsekuensi lain. Pastikan Anda menerapkan konsekuensi saat anak sensitif Anda melanggar aturan.
Namun, perlu diingat bahwa konsekuensi harus fokus pada disiplin, bukan hukuman. Selain itu, pastikan Anda memberikan konsekuensi dengan lembut. Anda tidak perlu bersuara keras dengan anak sensitif agar mereka dapat memahami pesan tersebut.
Mengetahui cara terbaik untuk mendisiplinkan anak yang sangat sensitif bisa menjadi tantangan. Faktanya, beberapa orang tua mungkin menghindari disiplin dalam upaya mengurangi kekecewaan anak. Namun demikian, anak perlu belajar bagaimana dunia bekerja, dan bahwa tidak semua orang di luar lingkungannya akan mengerti perasaannya. Maka, penting bagi anak untuk mengelola perasaannya terhadap sesuatu yang memicu emosinya.
Baca Juga:
1. Anak Terlalu Sensitif = Cengeng?
2. Membesarkan Anak yang Sangat Sensitif
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini