Mengambil “privilege” anak, Tepat atau Berlebihan ?

“Kalau nggak mau tidur, mama ambil mainannya!”

“Nggak mandi ya nggak usah ikut mama ke supermarket.”

Banyak orang tua memutuskan untuk menghilangkan acara yang menyenangkan atau mengambil mainan favorit anak. Mengambil hak istimewa (privilege) bisa menjadi strategi disiplin yang menurut orang tua sangat efektif ketika anak berperilaku negatif, langkah ini dianggap sebagai konsekuensi agar anak lebih disiplin. 

Menghapus hak istimewa mengajarkan anak-anak bahwa hak-hal tersebut perlu diusahakan. Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika orang tua memutuskan untuk mengambil hal ini.

Harus ada alasan yang realistis dan logis dalam pendekatan Anda. Misalnya, Anda tidak ingin mengambil ponsel mereka jika diperlukan untuk sekolah daring. Juga, jangan mengambil barang-barang yang dibutuhkan anak-anak, seperti makanan utama atau tempat tidur mereka.

Membuat anak tidur dalam keadaan lapar atau tidur di lantai bukanlah penggunaan yang efektif dari strategi disiplin ini. Sebaliknya, dapat disebut sebagai penyalahgunaan.

Hapus Hak Istimewa

Saat anak Anda melanggar aturan, pilih dengan hati-hati hak istimewa untuk dihapus. Satu anak mungkin terpengaruh oleh hilangnya mainan mereka, namun anak lain mungkin tidak peduli dengan mainan selama mereka bisa menonton TV. Pikirkan baik-baik tentang hak istimewa mana yang paling berarti bagi anak Anda.

Jika Anda mengambil hak istimewa yang tidak terlalu dipedulikan anak Anda, itu tidak akan menjadi konsekuensi yang efektif. Pilih sesuatu yang benar-benar akan berdampak pada anak Anda, tetapi tidak dengan cara yang menghukum.

Terkadang hilangnya hak istimewa bisa menjadi konsekuensi logis. Sesuaikan dengan hati-hati hak istimewa yang Anda ambil dengan pelanggaran anak Anda. Misalnya, jika seorang remaja keluar dengan teman-temannya dan tidak pulang tepat waktu, cabut izinnya untuk berkumpul dengan teman-temannya. Atau, jika anak Anda lebih banyak berkirim pesan dengan teman daripada mengerjakan PR, ambil ponselnya.

Hindari menghapus terlalu banyak hak istimewa sekaligus. Ini akan menjadikan Anda orang tua yang otoriter. Gaya pengasuhan otoriter ini cenderung menyebabkan anak-anak berfokus pada permusuhan mereka terhadap Anda alih-alih belajar dari kesalahan mereka.

mengambil previlege anak

Jelaskan Konsekuensinya

Sebisa mungkin beri tahu anak-anak Anda hak istimewa apa yang akan dicabut jika mereka menunjukkan perilaku negatif atau melanggar kesepakatan. 

 Misalnya, “Kalau Kakak nanti lari-lari di supermarket dan berantakin barang di rak, berarti nanti sore Kakak nggak boleh sepedaan.“

Anda juga dapat menggunakan peringatan ketika anak Anda berperilaku tidak baik. Misalnya, “Kalau mainannya nggak dibereskan, Papa anggap ini barang nggak terpakai dan akan simpan di gudang.”

Tetapkan Batas Waktu

Jelaskan cara mendapatkan kembali hak istimewa. Biasanya, 24 jam adalah waktu yang cukup bagi seorang anak untuk mempelajari tentang perilaku dan konsekuensinya. Namun, bisa saja jangka waktu yang ditetapkan berbeda, menyesuaikan perilaku anak. Misalnya, orang tua dapat mengatakan, “Saat Kakak sudah membersihkan kamar dan menjaganya tetap bersih selama setidaknya dua hari,Playstationnya Mama kembalikan.”

Hindari memberikan batas waktu yang tidak jelas seperti, “Mama akan kembalikan HPnya kalau Mama anggap Kakak sudah bisa dipercaya lagi,” atau “Mainannya akan dikembalikan kalau kamu sudah jadi anak baik.”

Anak-anak membutuhkan pemahaman yang jelas tentang langkah-langkah apa yang perlu mereka ambil untuk mendapatkan kembali hak istimewa tersebut.

Hindari Kompromi dengan Mudah

Jangan menyerah ketika anak Anda memohon, merengek, atau mengeluh. Jika Anda melakukannya, Anda akan memperkuat perilaku negatif tersebut. Tetaplah dengan konsekuensi untuk jangka waktu yang ditentukan, bahkan ketika sulit untuk melakukannya.

Jika Anda mengambil hak istimewa untuk menghadiri pertandingan sepak bola pada hari Jumat, jangan menyerah ketika perilaku anak membaik dengan cepat. Tetaplah pada pendirian Anda sehingga anak-anak Anda tahu Anda serius dan Anda tidak dapat dimanipulasi untuk berubah pikiran

Satu-satunya pengecualian untuk aturan ini adalah jika Anda mengambil hak istimewa karena marah. Misalnya, jika Anda mengatakan, “Papa tidak akan pernah membiarkanmu bermain video game lagi!” . Kembali jelaskan pada Anak setelah Anda lebih tenang,minta maaflah dan jelaskan batas waktu baru yang lebih jelas.

Berikan Konsekuensi yang Logis

Saat memutuskan untuk mengambil hak istimewa anak, jangan keliru untuk memilih hak istimewa apa yang akan Anda ambil. Misalnya tidak memperbolehkan anak nonton TV hanya efektif jika anak-anak tidak memiliki akses lain untuk menonton acara favorit mereka. 

Jika anak-anak dapat menonton Netflix atau YouTube di laptop atau ponsel mereka, mungkin lebih baik untuk mengambil semua barang elektronik, bukan hanya satu.

Contohnya: 

  • Mengambil ponsel ketika anak-anak tidak melakukan tugas-tugas mereka. 
  • Beri tahu mereka bahwa mereka dapat memperoleh hak istimewa ini kembali dengan melakukan tugas mereka tepat waktu dua hari berturut-turut.
  • Singkirkan mainan favorit selama 24 jam ketika anak Anda menolak untuk mandi.
  • Tak memberikan izin untuk anak remaja mengunjungi teman-teman di akhir pekan jika mereka tidak disiplin dan tidak mematuhi jam malam. 
  • Singkirkan hak istimewa untuk main video game ketika anak-anak tidak menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Beri tahu mereka bahwa mereka dapat memperoleh hak istimewa bermain video game setiap hari setelah pekerjaan rumah mereka selesai.

Saat orang tua memutuskan untuk menggunakan penghapusan Privileges (hak istimewa), perlu disadari bahwa tujuannya bukan untuk menghukum anak-anak Anda, tetapi untuk mendorong mereka untuk membuat pilihan yang lebih baik. 

Jika mereka tahu mereka bisa kehilangan hak istimewa yang mereka anggap berharga karena tidak disiplin, tidak dapat mengendalikan diri atau membuat pilihan yang kurang baik, mereka mungkin berpikir dua kali sebelum bertindak. Maka cara ini juga dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang disiplin dan pengendalian diri. 

Baca Juga:

  1.  Mendisiplinkan anak sensitif, sulit?
  2.  Berhenti berteriak bukan berarti berhenti mendisiplinkan anak
Bagaimana Menurut Anda?
+1
5
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket