Pepatah mengatakan, “A family that eats together stays together.” Sebenarnya arti yang lebih tepat dari pepatah tersebut adalah “Keluarga yang makan bersama memiliki hubungan yang lebih baik.”
Adalah fenomena jamak di era sekarang dimana kita makan dengan tujuan “supaya kenyang”, tanpa menyadari apa saja yang ada di dalam makanan tersebut.
Sementara banyak pula orang tua bahkan anak-anak yang “mengejar waktu”, sehingga makan dengan cepat dan terburu-buru, di jalan, sambil bekerja atau belajar di depan layar komputer, juga makan bahkan ketika tidak lapar.
Padahal, manusia rata-rata menghabiskan setidaknya 30% dari penghasilan bulanannya untuk makan. Maka makanan seharusnya lebih dari sekadar “pengisi perut”, namun menjadi sebuah “investasi jangka panjang” bagi tubuh kita. Yang bukan hanya menyehatkan raga, tetapi juga jiwa.
Di sinilah mindful eating diperlukan. Yang berarti, makan dengan penuh perhatian, atau makan dengan penuh kesadaran, dan benar-benar hadir saat makan – secara tubuh, pikiran dan jiwa.
Dimana Anda menikmati setiap gigitan dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan makanan Anda.
Apakah ini berarti makan bersama di meja makan? Atau harus menunggu seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan?
Kabar baiknya adalah ini bukan hanya soal makan bersama di meja makan. Itu adalah tahap terakhir. Jadi, dari mana kita harus mulai?
1. Mindful Planning :
Libatkan anak Anda dalam perencanaan menu. Ini melatih anak untuk mulai belajar menyusun sesuatu. Tahap ini penting karena komunikasi dimulai di sini.
Ajak mereka makanan apa saja yang akan dimasak, apa saja bahan-bahannya dan bagaimana masing-masing bahan akan bekerja untuk tubuh kita.
2. Shop Mindfully
Ini adalah kesempatan lain untuk berkomunikasi dan terhubung dengan anak. Tunjukkan pada anak tempat membeli bahan makanan. Belanja tak harus di supermarket, namun bisa di pasar atau tukang sayur yang lewat di depan rumah. Berbelanja di pasar tradisional atau tukang sayur meningkatkan keterampilan sosial anak, karena mereka bertemu dan mengobrol dengan orang lain.
3. Mindful Cooking
Pada tahap ini Parents mendapat kesempatan untuk menjelaskan kepada anak alasan mengapa menggunakan setiap bahan, kapan bahan tersebut harus dimasak, berapa lama proses memasaknya, termasuk juga nanti mengajarkan mereka untuk membersihkan dapur dan alat masak setelahnya.
Lewat proses ini, anak dapat mengamati dan belajar, jangan kaget bila nanti ia semakin mahir memasak bahkan bisa mengembangkan resep sendiri..
Memasak juga dapat membantu mengeluarkan lebih banyak serotonin untuk anak maupun orang tua ditambah kesempatan untuk bonding dengan anak. Cobalah!
4. Mindful Eating
Setelah tiga tahapan persiapan sebelum masuk ke mindful eating, inilah momen dimana anak dan orang tua merasa bangga karena anak telah berkontribusi dalam proses panjang sebelum makan.
Ini adalah momen syukur. Semua anggota keluarga makan di meja makan, usahakan untuk tidak menggunakan gadget apapun selama proses makan.
Isi acara makan dengan obrolan ringan dan hangat, hindari untuk membawa masalah ke meja makan. Dan selamat menikmati makan malam Anda.
Mindful eating seharusnya menjadi salah satu contoh dari penerapan hidup lambat di dunia yang serba cepat ini — dimana memiliki banyak manfaat menurut penelitian. Semua bisa dimulai dari aktivitas harian sederhana, yaitu makan dengan mindful (Mindful Eating).
Baca Juga:
2. Mindful Parenting itu Apa Sih?
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini