Cerita tentang hubungan ibu dan anak laki-lakinya sering digambarkan dengan manis dan menyentuh, dan itu meningkat seiring dengan pertumbuhan anak. Anak laki-laki tidak akan pernah bisa membayangkan hidupnya tanpa ibunya, sedangkan kasih sayang dan perhatian ibu kepada anaknya adalah abadi. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan ini bisa mengalami perubahan tertentu.
Bukan berarti bahwa anak laki-laki berhenti mencintai ibunya, tetapi prioritasnya mungkin berubah. Anak laki-laki akan menemukan pasangan, kemudian akan ada anak-anaknya. Sekalipun posisi ibunya tak akan terganti, namun jelas ada sosok lain yang butuh diperhatikan, dicintai dan jadi prioritasnya.
Mengapa Hubungan Ibu-Anak Penting?
Seorang Ibu memiliki dampak yang signifikan pada anak laki-laki mereka.
Perilaku anak laki-laki saat tumbuh dewasa kerap terkait dengan bagaimana relasinya dengan sang Ibu. Seorang anak laki-laki kerap punya ikatan emosional yang dalam ibunya, ikatan inilah yang mempengaruhi perkembangan dan kesehatan emosional anak.
Mari kita lihat bagaimana seorang ibu mempengaruhi anaknya:
- Kecerdasan emosional:
Anak laki-laki yang punya hubungan yang sehat dengan ibu mereka sejak masa kanak-kanak diyakini memiliki lebih sedikit masalah perilaku dalam perkembangannya. Ikatan yang kuat antara ibu dan anak membuat ia merasa aman dan percaya diri.
Studi menunjukkan bahwa anak laki-laki yang tidak memiliki ikatan yang sehat dengan ibunya di masa kanak-kanak dapat menjadi lebih agresif saat tumbuh dewasa, kerap insecure saat menjalin hubungan maupun saat menjalani tujuan hidup.
Baca Juga :
Pasco Fearon dari School of Psychology and Clinical Language Sciences, University of Reading, mengatakan, “Anak-anak dengan kelekatan yang insecure pada ibu mereka, terutama anak laki-laki, memiliki masalah perilaku yang jauh lebih banyak, bahkan ketika masalah perilaku diukur bertahun-tahun kemudian.”
- Kuat dan mandiri secara emosional
Seorang anak laki-laki, yang dicintai dan dirawat oleh ibunya, tumbuh menjadi pria dewasa yang percaya diri. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Child Development edisi Agustus 2011 mengatakan bahwa cinta dan penerimaan tanpa syarat dari ibu meyakinkan anak laki-laki bahwa dia menyenangkan dan mampu menjadi teman dan kekasih yang baik.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa semakin mencintai seorang ibu, semakin sedikit kemungkinan anak laki-laki melakukan emotional detachment atau jadi pribadi yang dingin.
- Pandai di bidang akademik
Seorang ibu yang terlibat pada pendidikan putranya membantu sang anak jadi lebih baik di bidang akademis. Selain terlibat dalam pendidikan, ibu juga membantu dalam pemenuhan kebutuhan emosional anak, yang secara tidak langsung berdampak positif pada motivasi belajar anak.
- Memiliki kendali diri yang baik
Kecerdasan emosional yang diberikan oleh ibu membantu anak laki-laki mengembangkan kemampuan untuk memahami pikiran dan menyeimbangkan emosinya. Dengan demikian, ia mengembangkan kontrol diri di kelas maupun lingkup pertemanan.
- Menghormati wanita
Hubungan yang dekat dengan ibu akan membantu anak laki-laki menghargai perannya dalam hidup sang ibu dan keluarga. Dia akan belajar untuk menghormati wanita karena dia cenderung tidak memiliki masalah superioritas dengan rekan-rekan wanitanya.
- Tidak terlibat dalam perilaku berisiko
Anak laki-laki yang dekat dengan ibunya mempengaruhi bagaimana ia memandang perilaku-perilaku yang beresiko . Hubungan ibu-anak yang positif mengurangi pengaruh tekanan teman sebaya (peer pressure). Sebuah penelitian yang terbit di PubMed Central mengungkap bahwa ibu dari anak laki-laki memiliki pengaruh besar dalam sikap anaknya terhadap alkohol, narkoba, dan seks.
- Keterampilan komunikasi
Seorang ibu yang terbuka dalam komunikasinya menjadi orang kepercayaan putranya. Putranya dapat berbicara dan sharing tentang apa saja bahkan di masa remaja dan dewasanya. Ini membantu anak-anak berkomunikasi tanpa rasa takut dan hambatan.
Tanda Relasi yang Toxic
Pengaruh seorang ibu dalam kehidupan anak laki-lakinya memang sangat besar. Namun kerap ditemui, pengaruh ini berubah menjadi toxic atau disfungsional. Hubungan seperti itu mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak, mengakibatkan masalah attachment, hingga coping mechanism yang tidak sehat.
Bagaimana tanda hubungan ibu dan anak yang toxic?
Terlalu mengontrol:
Ibu memilihkan semuanya. Dari baju ,teman, hingga siapa yang akan dinikahi. kebutuhan terus-menerus untuk mengontrol anak laki-laki adalah contoh nyata dari hubungan ibu dan anak yang tidak sehat.\
Manipulatif
Menangis, membuat anak laki-laki merasa tidak enak, dan mendapatkan simpati adalah beberapa cara manipulasi yang digunakan oleh beberapa ibu.
Kekerasan
Baik secara verbal maupun fisik, dari menggunakan kata-kata untuk menyakiti dengan sengaja, hingga memberi hukuman fisik untuk kesalahan kecil adalah tanda-tanda relasi yang toxic.
Over Protektif
Ibu memang punya naluri melindungi. Tetapi perilaku overprotektif menuntut anak laki-laki untuk terus dalam pantauan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu dan merusak hubungan.
Perilaku Narsistik
Ibu yang punya sifat narsisis sulit untuk terkesan dan memiliki standar sangat tinggi. Mereka tidak melihat putra mereka sebagai individu, melainkan sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri. Akibatnya, hubungan menjadi tidak sehat ketika harapan tidak dipenuhi oleh sang putra. Hal ini nantinya, mempengaruhi hubungan sang anak dengan orang lain.
Bagaimana menumbuhkan relasi yang lebih sehat ?
Terlepas dari keadaan yang memicu hubungan toxic antara ibu dan putranya, ada cara untuk membangun hubungan yang lebih sehat , berikut beberapa panduannya:
- Dengarkan dan berempati
- Jangan enggan minta maaf
- Hargai privasinya
- Jangan membandingkan
- Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri
- Hindari menekan anak
Hubungan ibu-anak yang sehat memungkinkan kedua individu untuk menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka sendiri.Relasi ini mungkin menghadapi beberapa masalah, terutama ketika sang putra tumbuh dewasa dan mencari lebih banyak kebebasan.
Namun, ketika Ibu dan anak konsisten dalam mempertahankan ikatan selama fase yang menantang ini, ikatan yang terbangun akan makin kuat dan sehat. Terlepas dari fase-fase yang berubah, hubungan antara ibu dan anak laki-laki adalah hubungan yang istimewa dan tentu saja tak tergantikan. Jika Anda seorang ibu atau seorang anak laki-laki yang merasa ada sesuatu yang toxic dalam relasi dengan anak maupun orang tua, jangan ragu untuk menemui psikolog profesional untuk membantu Anda.
Gabung Member Premium
Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga
Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun
Gabung SekarangSudah Member Premium? Masuk Di Sini