Perilaku Anak Sesuai Usia & Perkembangan Otak

16 November 2021

Pernahkah Anda melihat anak mengatasi frustasinya sendiri tanpa menangis atau tantrum? 

Sebagian besar dari kita pasti menjawab “belum” atau “tidak pernah” — dan hal ini wajar.

Sayangnya, kebanyakan orang tua berharap atau berekspektasi berlebihan. Misalnya saja berharap anak usia 2 tahun untuk tidak rewel atau tantrum, atau anak usia 1 tahun tidak menangis saat ditinggal sebentar oleh si Ibu.  

Para ahli berpendapat bahwa perilaku anak bergantung pada perkembangan otak anak dan bisa diartikan bahwa semakin muda, anak belum bisa melakukan pengendalian diri yang baik. Hal ini membuat banyak anak berperilaku yang dipandang “negatif” oleh orang tua atau orang dewasa di sekitarnya — padahal sebenarnya perilaku tersebut adalah hal yang wajar untuk anak seusianya. Maka dari itu, penting bagi kita memahami perilaku apa saja yang mungkin dimiliki anak sesuai usia dan perkembangan otaknya.

Anak usia 2 tahun kebawah 

Saat bayi kita berubah menjadi balita, otak mereka berkembang dengan cepat dan cepat. Saat lahir, otak bayi kita kira-kira seperempat ukuran otak orang dewasa – tetapi akan menjadi dua kali lipat dalam tahun pertama kehidupan! Pada usia tiga tahun, otak anak kita akan mencapai 80% dari ukuran maksimumnya sebagai orang dewasa.

Beberapa perilaku anak usia 2 tahun ke bawah dengan perkembangan otak seperti ini, berupa :

  • Menangis dan perilaku lain selama masa perpisahan dari orang tua; ini sering kali merupakan hasil dari meningkatnya kesadaran bahwa mereka terpisah dari orang lain.
  • Awal dari perilaku menantang, terutama karena mereka ingin melakukan hal-hal secara mandiri yang mungkin belum sepenuhnya mereka miliki.
  • Meniru perilaku yang mereka amati ; keterampilan meniru meroket selama usia perkembangan ini-sayangnya, baik negatif maupun positif! 

Pada usia ini, anak belum memahami betul makna kata “tidak” sebab bagian otak yang mengatur pengendalian diri belum berkembang dengan sempurna. Jadi, jika anak tetap melakukan hal yang Anda larang beberapa kali, maka itu bukan bentuk pembangkangan, tetapi hanya kemampuan anak (pada usia ini) baru sebatas itu. 

Bagaimana Mengatasinya?

  1. Melakukan kontak mata dengan bayi kita saat mengganti popoknya
  2. Bercerita sambil bermain dengan anak
  3. Memberi label dan mendiskusikan emosi saat kita melihat anak-anak mengalami emosi tertentu

Anak usia 3-6 tahun

Pada usia ini anak mulai menyadari orang-orang yang ada di sekitar mereka, sehingga bisa dikatakan ini merupakan usia pertumbuhan sosial yang intens bagi anak-anak. Meskipun, menakjubkan melihat anak berkembang dan mulai menyadari situasi di lingkungan sekitar, namun anak masih mengembangkan keterampilan untuk berhasil menangani dunia yang lebih besar. 

Perilaku yang mungkin berkembang pada usia ini, yaitu mencakup :

  • Merengek

Anak-anak mungkin tidak sadar sedang merengek pada Anda. Kemungkinan ini disebabkan karena anak sedang berupaya untuk menangani situasi yang sedang terjadi di sekitarnya 

  • Tidak Mendengarkan

Pada usia ini anak-anak mulai menyadari bahwa ketika orang tua meminta sesuatu, mereka tidak HARUS melakukannya

Bagaimana mengatasinya?

  1. Lakukan pemodelan perilaku positif untuk anak. Perlihatkan contoh perilaku positif pada anak. Misalnya, saat anak membuang sampah sembarangan di rumah, Anda bisa memberikan contoh bagaimana membuang sampah dengan baik. 
  2. Tetapkan batasan akan perilaku anak

Memahami perkembangan perilaku anak sesuai usia

Anak usia 7-11 tahun

Pada usia ini, anak lebih mampu memproses dan membuat hubungan antara tindakan dan konsekuensi yang mungkin datang dari perilaku mereka. Pemahaman ini akan membuat mereka semakin terpapar stres dan dilema karena otak anak belum berkemkbang secara maksimal. 

Beberapa perilaku khas yang dapat diamati selama usia ini, meliputi :

  • Berbohong 

Perilaku berbohong anak seringkali dilatarbelakangi 3 alasan. Pertama, untuk mendapatkan perhatian. Kedua, untuk menghindari masalah. Ketika, sebagai upaya untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. 

  • Defiance

Saat anak-anak menjadi lebih mandiri, wajar bagi anak untuk menguji seberapa jauh hal-hal yang dilakukan orang dewasa bisa mereka lakukan. Misalnya, mulai mencoba menggunakan skin care yang digunakan orang tua, atau mencoba memasak sendiri dan menggunakan peralatan dapur yang sebelumnya tidak pernah mereka coba. 

  • Perilaku tidak menghormati

Memanggil nama, melempar barang, mengejek orang lain hanyalah beberapa contoh. Rasa tidak hormat bisa terasa sangat pribadi dan bisa menjadi pemicu hal yang lebih rumit bagi kebanyakan orang dewasa.

  • Pertengkaran dengan saudara kandung

Pada usia ini anak-anak seringkali bertengkar dengan saudara kandung – dan ternyata hal ini sangat wajar

Bagaimana mengatasinya?

  1. Berikan pujian pada anak, khususnya pujian terkait usaha yang mereka lakukan untuk beberapa ahal, seperti sudah berusaha belajar dengan baik, dan sebagainya 
  2. Tetapkan aturan keluarga yang jelas dapat membantu menghindari suatu aturan dilanggar. Anda juga bisa melibatkan anak untuk membuat aturan tersebut.
  3. Berikan konsekuensi

Di usia anak yang sudah memasuki 7-12 tahun, Anda mulai bisa memberikan konsekuensi atas perilaku negatif mereka. Misalnya jika anak menunda-nunda melakukan pekerjaan rumah, Anda bisa meminta gadget mereka beberapa saat sampai anak menyelesaikan pekerjaan rumah yang dimaksud.

Anak usia 12 tahun ke atas

Pada usia ini anak remaja mulai banyak membuat keputusan menggunakan bagian otak yang disebut dengan amygdala (bagian yang berhubungan dengan emosi, impuls, agresi, dan perilaku naluriah). 

Beberapa perilaku khas yang dapat diamati selama usia ini, meliputi :

  • Perubahan suasana hati

Saat pubertas melanda dan hormon menyebabkan perubahan kimiawi pada tubuh mereka, kebanyakan remaja akan mengalami perubahan suasana hati yang mungkin membuat mereka merasa sama bingungnya dengan kita karena perubahan emosi mereka yang tiba-tiba.

  • Terobsesi dengan gadget

Pada usia ini, remaja sangat terpikat dengan gadget. Mungkin dengan games online dan berbagai kemudahan komunikasi yang ditawarkan gadget tersebut. Maka, perilaku lain yang menyertainya yaitu, tidak mendengarkan orang tua atau mengacuhkan orang lain karena terlalu fokus pada gadget. 

  • Mengalami keraguan 

Perubahan fisik dan emosional yang dialami remaja dapat membuat mereka merasa bingung; ini dapat menyebabkan kebingungan ketika dihadapkan dengan keputusan yang tampaknya sederhana sekalipun.

  • Menurunnya komunikasi

Pada usia ini, remaja lebih bergantung pada teman-teman mereka daripada orang tua. Hal ini dapat menurunkan keinginan untuk berbagi dan mengekspresikan diri kepada orang tua seperti yang pernah mereka lakukan saat masih di bangku sekolah dasar, yaitu usia sekitar 7 tahun 

Bagaimana mengatasinya?

  1. Tetap tenang 
  2. Tentukan batas penggunaan internet dan gadget pada anak remaja 
  3. Hindari meremehkan emosi anak remaja Anda
  4. Latih anak ketrampilan membuat keputusan 

Jadi, apakah saat ini Anda masih merasa perilaku anak itu berlebihan atau melabeli anak sebagai anak nakal? 

Mungkin, sebagai orang tua kita perlu lebih memperhatikan perkembangan perilaku anak sesuai usianya sebelum berekspektasi “berlebihan” pada anak. 

Baca Juga:

  1. Mendukung Perkembangan Otak Anak
  2. Mau Cerdas Seperti Einstein? Fokus pada Perkembangan Otak Usia 2-7 Tahun 
Bagaimana Menurut Anda?
+1
8
+1
6
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket