Princess Syndrome, Tak Seindah Princess di Negeri Dongeng

05 April 2019

Pernahkah Anda mendandani si kecil bak putri dari negeri dongeng? Wah, rasanya senang sekali ya melihat putri kita seperti princess di negeri dongeng. Terlebih Anda jadi sering terkesan memanjakan anak, menganggapnya seperti putri yang hidup di negeri dongeng dengan cara mengabulkan hampir semua hal yang diminta oleh anak.

Sayangnya, kebiasaan menganggap putri Anda bagaikan princess ternyata memberi dampak kurang baik baginya. Dampak kurang baik ini sering disebut dengan princess syndrome atau sindrom putri raja yang seringkali dialami oleh anak perempuan.

Apa itu Princess Syndrome?

Princess syndrome adalah suatu istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan fenomena psikologis yang dialami oleh anak perempuan dan biasanya ditandai dengan berbagai gangguan psikologis.

Seorang anak yang mengalami princess syndrome ini menganggap dirinya hidup di negeri impian. Dia hanya berfokus pada hal-hal cantik, menganggap dirinya sebagai pusat perhatian seluruh orang dan selalu terobsesi pada penampilannya, meskipun ia hanya pergi ke taman bermain dekat rumah misalnya.

Bagaimana Seorang Anak Bisa Mengalami Princess Syndrome?

Princess Syndrome bisa dialami oleh anak karena berbagai faktor. Salah satu faktor yang memicu seorang anak perempuan mengalami Princess Syndrome adalah kebiasaan orangtua yang menganggap anak bagaikan putri (princess). Misalnya, orangtua yang sering mengatakan pada anak bahwa “Kamu itu cantik sekali, seperti seorang putri.” “Kamu tidak pernah salah.” “Kamu tidak perlu mencuci piring sendiri.”  dll. Semua kata-kata ini nyatanya bisa diserap anak dan membuatnya salah mengerti tentang siapa dirinya.

Padahal tak semua orang di luar sana menganggap hal yang sama tentang dirinya. Bisa jadi banyak orang diluar sana yang memiliki pendapat berbeda tentang anak Anda.

Ingat bahwa anak masih memiliki perjalanan yang panjang. Anak masih harus tumbuh dan berkembang, menempuh karirnya, bertemu dengan banyak orang dengan berbagai sifat dan karakter yang sering tidak bisa ditebak.

Lalu, bagaimana anak bisa menghadapi semua hal ini, jika ia selalu menganggap dirinya tidak pernah salah dan tidak perlu melakukan pekerjaan ini dan itu?

Faktor lainnya yang menyebabkan seorang anak perempuan mengalami princess syndrome adalah karena terpaan iklan media.

Banyak sekali iklan di media yang menempatkan seorang anak perempuan sebagai princess. Mulai iklan baju hingga pernak-pernik anak-anak. Misalnya, banyaknya pernak-pernik anak-anak perempuan yang dirancang sebagai pernak-pernik seorang putri raja. Mulai dari mahkota, baju pesta ala putri, hingga bando-bando lucu dengan aksesoris mahkota putri. Semua hal ini secara tidak langsung membuat anak-anak merasa dirinya bagai seorang putri.

Tidak ada yang salah memang dengan semua pernak-pernik lucu yang nyatanya disukai oleh anak Anda, dan bahwa semua hal tersebut membuat mereka terlihat lucu dan cantik.

Sayangnya, banyak orangtua yang terlena dengan kondisi ini. Banyak dari orangtua yang menganggap bahwa anak-anak sama sekali tidak akan terpengaruh dengan semua iklan-iklan ini. Padahal anak-anak bisa saja terpengaruh dengan semua iklan ini. Anak-anak masih terlalu muda untuk memahami pesan sebenarnya yang terkandung dalam setiap iklan di media.

Iklan yang sangat kuat bisa berdampak bagi kehidupan seseorang. Baik orang dewasa maupun anak-anak. Misalnya, saat kita terpengaruh iklan kosmetik yang dipercaya bisa membuat  Anda memikat lawan jenis karena terlihat lebih cantik. Padahal, kosmetik bukan satu-satunya faktor yang bisa membuat lawan jenis terpikat oleh Anda.

Nah, kondisi ini juga bisa dialami oleh anak-anak. Anak-anak bisa saja terpikat dengan iklan pernak-pernik bak putri raja agar ia bisa terlihat lebih cantik dibandingkan teman-temannya dan lebih banyak memiliki teman. Padahal, pernak-pernik cantik dan terlihat cantik bukan faktor utama seorang anak bisa memiliki teman. Hal yang paling penting agar anak memiliki teman adalah sikap yang ditunjukkan oleh seorang anak.

Psikolog anak, Dr. Belaraja, dilansir dari timesofindia.com mengatakan bahwa belakangan ini anak-anak menganggap bahwa segala hal yang diberikan untuk orang lain haruslah terlihat cantik dan bagus. Anak-anak sering menganggap bahwa cara terbaik untuk mendapatkan teman dan menjadi populer adalah dengan memiliki barang-barang cantik dan mewah.

Anak-anak bahkan sering merasa harus memiliki segala sesuatu seperti artis Youtube atau selebgram yang dilihatnya, hanya agar bisa mendapatkan teman.

Apa Saja Tanda Princess Syndrome?

  • Selalu Ingin dan Menganggap Diri Sendiri Sebagai Pusat Perhatian

Seorang anak yang mengalami princess syndrome selalu menganggap dirinya sebagai pusat perhatian layaknya seorang putri raja. Anak akan merasa senang jika semua perhatian ditujukan hanya padanya.

Bahkan, anak akan melakukan sesuatu yang membuatnya menjadi pusat perhatian.

Misalnya menggunakan baju seperti princess saat bermain dengan teman-teman. Anak-anak yang mengalami Princess Syndrome juga sering melakukan permainan yang membuat dirinya bak putri raja. Misalnya permainan tentang pemilihan putri dll. Beberapa hal tersebut merupakan tanda seorang anak mengalami Princess Syndrome.

  • Tidak Bisa atau Tidak Mau Melakukan Aktivitas Sendiri

Layaknya putri raja, anak yang mengalami Princess Syndrome sering tidak bisa atau tidak mau melakukan segala sesuatu sendiri. Ia cenderung menyuruh dan meminta orang lain melakukan sesuatu. Misalnya, anak sering meminta orang lain mengambilkan minum, atau barang-barang lainnya. Tak jarang loh anak juga menyuruh teman-temannya.

  • Ngambek Saat Permintaan Tidak Dituruti

Anak yang mengalami Princess Syndrome memang sering menganggap dirinya bak putri yang bisa menyuruh orang lain sesuka hatinya. Nah, jika permintaannya tidak dikabulkan maka ia akan marah atau ngambek. Ia menganggap semua permintaannya harus dituruti karena begitulah seharusnya.

  • Merasa Paling Berkuasa

Saat anak mengalami Princess Syndrome, maka ia merasa bahwa dirinyalah yang paling berkuasa. Bahkan lebih berkuasa daripada teman-temannya. Sehingga, seringkali ia merasa harus menang dalam setiap permainan bersama dengan teman-temannya.

Apa Saja Dampak Buruk Princess Syndrome?

Jika dibiarkan, anak-anak yang mengalami Princess Syndrome bisa mengalami beberapa dampak buruk, misalnya:

  • Kurangnya Kemandirian

Anak-anak yang mengalami sindrom seringkali kurang bisa mandiri karena selalu dibantu melakukan segala sesuatu sederhana dalam hidupnya. Anak-anak mungkin saja terbiasa dibantu dalam mengerjakan hal-hal tertentu dalam kesehariannya.

  • Merasa Kecewa

Anak-anak kelak akan sering merasa kecewa karena banyak dari keinginan dan harapannya yang tidak bisa terwujud. Anak-anak tidak bisa memahami mengapa orang lain tidak bisa melakukan semua hal yang diinginkannya.

  • Sering Gagal dalam Menjalin Hubungan

Anak-anak yang mengalami Princess Syndrome, kemungkinan akan sering gagal dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Ia menganggap bahwa dirinya harus selalu dituruti dan menilai dirinya selalu benar. Padahal, hubungan dengan lawan jenis tidak sesederhana itu.

  • Kurang Menghargai Aturan

Anak-anak akan tumbuh menjadi seseorang yang kurang menghargai aturan, karena menganggap dirinyalah yang berkuasa dan boleh-boleh saja melanggar aturan yang ada. Hal ini sangat disayangkan karena akan membuat anak dijauhi di dalam suatu kelompok.

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

  • Ajarkan Anak Memahami Iklan

Penting bagi orangtua mengajarkan anak memahami pesan yang terkandung dalam iklan. Biasakan untuk bertanya pada anak mengapa ia ingin seperti selebritas yang memiliki banyak barang mewah dan kenapa penampilan sangat penting baginya. Bantu anak untuk mengembangkan idenya sendiri tentang apa artinya menjadi kuat, mandiri dan percaya diri. Jelaskan pada anak bahwa ia tidak harus memiliki hal yang sama seperti selebritas untuk menjadi seseorang yang kuat.

  • Biasakan Anak Berdandan dan Berbusana Sesuai Keperluan

Usahakan untuk mengajarkan anak berdandan dan berbusana sesuai dengan keperluan. Artinya, tidak perlu berlebihan saat berbusana. Lakukan diskusi dengan anak apa baju apa saja yang akan nyaman dikenakan saat bermain bersama teman.

  • Ajarkan Pada Anak Tidak Perlu Meniru

Anak-anak memang seringkali meniru orang lain atau menginginkan apa yang dimiliki anak-anak lain. Untuk itu, penting bagi Anda menjelaskan pada anak bahwa menjadi diri sendiri itu lebih baik daripada meniru orang lain. Dorong anak untuk menjadi dirinya sendiri.

Princess syndrome seringkali tidak disadari oleh orangtua sehingga banyak orangtua yang baru sadar saat anak sudah berperilaku cenderung negatif. Misalnya, bersikap bossy, atau suka memerintah teman dan lain sebagainya. Nah, beberapa tanda Princess Syndrome di atas bisa digunakan sebagai referensi. Luangkan waktu Anda untuk berdiskusi dengan anak tentang segala sesuatu yang Anda anggap penting dalam tumbuh kembangnya.

Baca juga:

  1. Hadapi Anak “Bossy” Ini Tips untuk Parents
  2. Kenapa Anakku Tidak Punya Teman? Cara Atasi Anak yang Dijauhi Teman
Bagaimana Menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
Share with love
Member Premium SOP Member Premium SOP

Gabung Member Premium

Mulai perjalanan memahami emosi diri dan keluarga

Nikmati akses Kelas Video Belajar kapanpun & dimanapun

Gabung Sekarang

Sudah Member Premium? Masuk Di Sini

Contact Us School of Parenting
×

Info Masa Keanggotaan

Perpanjang Paket